I.
PENDAHULUAN
Pengembangan
sektor perikanan bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan dalam menunjang
penumbuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan, perluasan
kesempatan kerja dan usaha serta agrobisnis.
Salah
satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek yang baik dan potensial untuk
dibudidayakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio).
Produksi
ikan mas harus didukung oleh ketersediaan benih yang tepat jumlah, waktu,
ukuran, jenis dan mutu. Produksi benih dapat ditingkatkan melalui metode intensifikasi,
yaitu upaya peningkatan kapasitas unit produksi melalui penambahan input hingga
mencapai efektivitas dan efisiensi dalam penggunaanya.
II. BIOLOGI
Secara
sistematis ikan mas termasuk dalam kelas Osteichthyes, ordo Cypriniformes,
famili Cyprinidae, spesies Cyprinus carpio.
Ciri-ciri
fisik ikan mas adalah bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak
(comressed). Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik,
kecuali beberapa varietas yan memiliki sedikit sisik. Selain itu, tubuh ikan mas
dilengkapi dengan sirip punggung (dorsal) memenjang dan dibagian belakangnya
berjari keras yang terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut
(ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni
berjari, keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis)
pada ikan mas berada dipertengahan tubuh dengan posisi melintang dari tutup
insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
III.
PEMBENIHAN
A. Pemeliharaan dan
Pengelolaan Induk
Ø Secara
genetik, kulaitas benih ikan mas sangat ditentukan oleh kualitas induknya.
Induk yang baik akan menghasilkan keturunan yang sebagian besar sama atau
identik dengan induknya.
Ø Induk
yang dipelihara di dalam kolam pematangan induk diberi pakan dengan kandungan
protein diatas 25%, lemak 6-7%. Selain itu, diperlukan juga vitamin E sebanyak
10 g per 100 kg pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan setiap
hari.
Ø Kolam
jantan terpisah dari kolam betina, agar mencegah terjadinya pemijahan secara
liar yang mengakibatkan rendahnya mutu benih yang dihasilkan.
B. Pemijahan
Ø Persiapan
Wadah Pemijahan
· Wadah atau media tempat
pemijahan berupa bak beton dengan ukuran 4 m x 8 m.
· Hapa berukuran 1 m x 3 m x
6 m dipasang di dalam bak pemijahan tersebut, selanjutnya diisi air dengan
ketinggian 60 cm – 80 cm dari dasar bak .
· Memasukkan ijuk/ kakaban
kedalam bak pemijahan sebagai substrat menempelnya telur - telur ikan mas.
Ø Seleksi
Induk Matang Gonad
·
Proses pemijahan
Perbandingan
antara induk betina dan jantan dalam satu wadah penijahan adalah 1:2. Artinya
untuk setiap 1 kilogram betina akan dipijahkan dengan 2 kilogram jantan. Secara
alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Pada keesokan
hari, sekitar jam 06.00 pagi setelah proses pemijahan, induk jantan dan betina
harus diangkat dari bak pemijahan dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan
induk.
· Penetasan telur
Setelah
induk memijah, kakaban yang sudah dipenuhi telur dibiarkan selama 2 – 3 hari
hingga menetas menjadi larva. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening,
berdiameter 1,5 – 1,8 mm, dan berbobot 0,17 – 0,20 mg. Larva ikan mas bersifat
menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5 – 0,6 mm dan bobotnya
antara 18 – 20 mg.
Ø Pemeliharaan
dan Pengelolaan Benih
Setelah
5 – 7 hari sejak menetas, larva siap ditebar ke kolam pendederan yang tentunya
telah dipersiapkan sesuai standar yang ditentukan untuk memperoleh hasil benih
yang baik. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1.
Tahap pendedaran I, yaitu
umur benih yang ditebar berkisar 5 – 7 hari sejak menetas (ukuran 1 – 1,5 cm,
bobot 18 – 20 mg/ekor); jumlah benih yang ditebar = 100 – 200 ekor/m2;
lama pemeliharaan 21 hari; ukuran benih menjadi 2 – 3 cm dengan kisaran bobot
0,5 – 1 gr/ekor. Selama pemeliharaan, perlu penambahan makanan berupa dedak
halus 20% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 40%.
2.
Tahap pendederan II, yaitu
umur benur setelah pemeliharaan tahap I selesai, jumlah benih yang ditebar = 50
– 75 ekor/m2, lama pemeliharaan 28 hari; ukuran benih menjadi 3 – 5
cm dengan kisaran bobot 2,5 – 3 gr/ekor; perlu penambahan makanan berupa dedak
halus 10% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 60%.
3.
Tahap pendederan III,
yaitu umur benih setelah pemeliharaan tahap II selesai; jumlah benih yang
ditebar = 25 – 50 ekor/m2, lama pemeliharaan 28 hari; ukuran benih
menjadi 5 – 8 cm dengan bobot 5 – 7 gr/ekor; perlu pemberian pellet ukuran 2 mm
5% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 80%.
4.
Tahap pendederan IV, yaitu
umur benih setelah pemeliharaan tahap III selesai; jumlah benih yang ditebar =
5 – 10 ekor/m2, lama pemeliharaan 28 hari; ukuran benih menjadi 8 –
12 cm dengan bobot 10 – 15 gr/ekor, perlu pemberian pellet ukuran 2 mm 4% dari
biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 90%.
IV. PENYAKIT
Jenis
penyakit yang sering ditemukan pada pembenihan ikan mas antara lain:
Ø Bintik
putih (White spot)
Gejala
: pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada
infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada
benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di
permukaan air.
Ø Gatal
(Trichodiniasis)
Menyerang
benih ikan. Gejala : gerakan lamaban; suka menggosok-gosokkan badan pada sisi
kolam/aquarium.
Ø Kutu
ikan (argulosis)
Gejala
: benih dan induk menjadi kurus karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip
dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian :
direndam dalam larutan garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1 – 3 gram/100
cc air.
Sumber : Balai Budidaya Air Tawar Tatelu.