Senin, 19 Juni 2017

PEMBENIHAN IKAN MAS

I.     PENDAHULUAN

Pengembangan sektor perikanan bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan dalam menunjang penumbuhan kebutuhan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan, perluasan kesempatan kerja dan usaha serta agrobisnis.
Salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek yang baik dan potensial untuk dibudidayakan adalah ikan mas (Cyprinus carpio).
Produksi ikan mas harus didukung oleh ketersediaan benih yang tepat jumlah, waktu, ukuran, jenis dan mutu. Produksi benih dapat ditingkatkan melalui metode intensifikasi, yaitu upaya peningkatan kapasitas unit produksi melalui penambahan input hingga mencapai efektivitas dan efisiensi dalam penggunaanya. 

II.  BIOLOGI

Secara sistematis ikan mas termasuk dalam kelas Osteichthyes, ordo Cypriniformes, famili Cyprinidae, spesies Cyprinus carpio.
Ciri-ciri fisik ikan mas adalah bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak (comressed). Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yan memiliki sedikit sisik. Selain itu, tubuh ikan mas dilengkapi dengan sirip punggung (dorsal) memenjang dan dibagian belakangnya berjari keras yang terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari, keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis) pada ikan mas berada dipertengahan tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor. 

III.       PEMBENIHAN

A.    Pemeliharaan dan Pengelolaan Induk

Ø Secara genetik, kulaitas benih ikan mas sangat ditentukan oleh kualitas induknya. Induk yang baik akan menghasilkan keturunan yang sebagian besar sama atau identik dengan induknya.

Ø Induk yang dipelihara di dalam kolam pematangan induk diberi pakan dengan kandungan protein diatas 25%, lemak 6-7%. Selain itu, diperlukan juga vitamin E sebanyak 10 g per 100 kg pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan setiap hari.

Ø Kolam jantan terpisah dari kolam betina, agar mencegah terjadinya pemijahan secara liar yang mengakibatkan rendahnya mutu benih yang dihasilkan.

B.    Pemijahan

Ø Persiapan Wadah Pemijahan

·  Wadah atau media tempat pemijahan berupa bak beton dengan ukuran 4 m x 8 m.

·      Hapa berukuran 1 m x 3 m x 6 m dipasang di dalam bak pemijahan tersebut, selanjutnya diisi air dengan ketinggian 60 cm – 80 cm dari dasar bak .

·       Memasukkan ijuk/ kakaban kedalam bak pemijahan sebagai substrat menempelnya telur -  telur ikan mas.

  Ø Seleksi Induk Matang Gonad

·   Proses pemijahan

Perbandingan antara induk betina dan jantan dalam satu wadah penijahan adalah 1:2. Artinya untuk setiap 1 kilogram betina akan dipijahkan dengan 2 kilogram jantan. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Pada keesokan hari, sekitar jam 06.00 pagi setelah proses pemijahan, induk jantan dan betina harus diangkat dari bak pemijahan dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk. 

·    Penetasan telur

Setelah induk memijah, kakaban yang sudah dipenuhi telur dibiarkan selama 2 – 3 hari hingga menetas menjadi larva. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5 – 1,8 mm, dan berbobot 0,17 – 0,20 mg. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,5 – 0,6 mm dan bobotnya antara 18 – 20 mg.

Ø Pemeliharaan dan Pengelolaan Benih

Setelah 5 – 7 hari sejak menetas, larva siap ditebar ke kolam pendederan yang tentunya telah dipersiapkan sesuai standar yang ditentukan untuk memperoleh hasil benih yang baik. Pendederan ikan mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu :
1.   Tahap pendedaran I, yaitu umur benih yang ditebar berkisar 5 – 7 hari sejak menetas (ukuran 1 – 1,5 cm, bobot 18 – 20 mg/ekor); jumlah benih yang ditebar = 100 – 200 ekor/m2; lama pemeliharaan 21 hari; ukuran benih menjadi 2 – 3 cm dengan kisaran bobot 0,5 – 1 gr/ekor. Selama pemeliharaan, perlu penambahan makanan berupa dedak halus 20% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 40%.
2.   Tahap pendederan II, yaitu umur benur setelah pemeliharaan tahap I selesai, jumlah benih yang ditebar = 50 – 75 ekor/m2, lama pemeliharaan 28 hari; ukuran benih menjadi 3 – 5 cm dengan kisaran bobot 2,5 – 3 gr/ekor; perlu penambahan makanan berupa dedak halus 10% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 60%.
3.   Tahap pendederan III, yaitu umur benih setelah pemeliharaan tahap II selesai; jumlah benih yang ditebar = 25 – 50 ekor/m2, lama pemeliharaan 28 hari; ukuran benih menjadi 5 – 8 cm dengan bobot 5 – 7 gr/ekor; perlu pemberian pellet ukuran 2 mm 5% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 80%.
4.   Tahap pendederan IV, yaitu umur benih setelah pemeliharaan tahap III selesai; jumlah benih yang ditebar = 5 – 10 ekor/m2, lama pemeliharaan 28 hari; ukuran benih menjadi 8 – 12 cm dengan bobot 10 – 15 gr/ekor, perlu pemberian pellet ukuran 2 mm 4% dari biomassa. Tingkat kelulusan hidup (SR) 90%.
IV. PENYAKIT
Jenis penyakit yang sering ditemukan pada pembenihan ikan mas antara lain:
Ø     Bintik putih (White spot)
Gejala : pada bagian tubuh (kepala, insang, sirip) tampak bintik-bintik putih, pada infeksi berat terlihat jelas lapisan putih, menggosok-gosokkan badannya pada benda yang ada disekitarnya dan berenang sangat lemah serta sering muncul di permukaan air.
Ø    Gatal (Trichodiniasis)
Menyerang benih ikan. Gejala : gerakan lamaban; suka menggosok-gosokkan badan pada sisi kolam/aquarium.
Ø     Kutu ikan (argulosis)
Gejala : benih dan induk menjadi kurus karena dihisap darahnya. Bagian kulit, sirip dan insang terlihat jelas adanya bercak merah (hemorrtage). Pengendalian : direndam dalam larutan garam dapur NaCl selama 10 menit, dosis 1 – 3 gram/100 cc air.



Sumber : Balai Budidaya Air Tawar Tatelu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...