I. PENDAHULUAN
Terumbu
karang merupakan sekumpulan hewan-hewan penghasil karang (polyp) yang
hidup bersimbiosis dengan biota-biota
laut lainnya. Terumbu karang berfungsi sebagai habitat sumberdaya ikan, batu karang,
pariwisata, wahana penelitian dan pemanfaatan biota perairan dan secara tidak
langsung juga berfungsi sebagai penghalang/pelindung pantai dari gelombang
(abrasi pantai).
Terumbu karang yang sehat akan
menghasilkan ikan-ikan yang melimpah, sehingga akan memperbanyak stok-stok ikan
di laut kita. Dalam hal ini, terhadap
karang-karang yang mengalami kerusakan (kondisi kritis), yang disebabkan adanya
kegiatan pemboman ikan dan pengambilan karang untuk bahan bangunan dan
reklamasi pantai. Untuk itu dilakukan upaya-upaya rehabilitasi dengan cara
transplantasi terumbu karang.
Transplantasi atau pencangkokan karang dilakukan dengan
memotong karang hidup, lalu ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan.
Transplantasi karang diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang
yang telah rusak dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah terumbu karang
baru yang sebelumnya tidak ada. Beberapa
aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan transplantasi karang dan pemilihan lokasi untuk persemaian
transplantasi karang, dimana lokasinya harus memperhatikan berbagai aspek yaitu
kedalam air, pasang surut, gelombang dan arus. Lokasi untuk transplantasi
karang diutamakan pada daerah-daerah terumbu karang yang mengalami kerusakan
tetapi masih memenuhi syarat bagi kehidupan karang. Kondisi perairan yang
memenuhi syarat dalam melakukan transplantasi karang antara lain meliputi: suhu
25–290C, salinitas 33–350/oo, pH 8,0–8,5, fosfat
0,02–0,06 ppm, nitrat 0,04–0,05 ppm, kedalam air 2–12 meter dengan dasar
perairan terdiri dari pecahan karang dan pasir. Media transplantasi untuk penempelan dan penumbuhan koloni karang
antara lain terbuat dari campuran pasir, semen, bubuk kapur (mill) dan kerikil
berdiameter 0,5-1,0 cm. Pada prinsipnya karang dapat tumbuh pada berbagai jenis
media atau substrat keras dan tahan dalam air.
II.
TEKNIK TRANSPLANTASI
·
Koloni
karang induk atau karang donor
Koloni karang induk yang dipotong – potong dengan ukuran
3-5 cm dan ditempatkan pada wadah yang berisi air laut segar. Pemotongan koloni
karang induk dilakukan dengan hati-hati agar permukaan polip karang tidak
rusak. Agar karang induk dan fregmennya tidak mengalami stress maka kegiatan
transplantasi sebaiknya dilakukan langsung di lokasi transplantasi.
·
Transplantasi
karang
Bibit
karang hasil pemotongan koloni karang induk sesegera mungkin ditempelkan
(ditransplantasikan) pada substrat buatan yang telah disiapkan. Penempatan
bibit karang pada substrat buatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
bahan perekat atau dengan pengikat kawat tali. Jika menggunakan bahan perekat
perlu ditambahkan bahan pengering pada bahan tersebut agar dalam waktu 10-15
menit sudah bisa ditempatkan pada media persemaian untuk menghindari stress
bibit. Kawat tali juga dapat digunakan untuk menempelkan bibit karang pada
substrat buatan khususnya untuk transplantasi karang-karang bercabang.
a. Penempelan
dengan bahan perekat b. Penempelan
dengan kawat tali
·
Persemaian
Persemian
karang transplantasi menggunakan metode lepas dasar pada media meja jaring atau
meja anyaman besi. Ukuran satu unit media / meja persemaian dapat disesuaikan
dengan kemudahan dalam penempatannya di dasar laut. Meja persemaian berukuran
2mx1m atau1mx1m.
a. Bibit
karang yang akan disemaikan b. Persemaian transplantasi
karang
·
Pemeliharaan
Karang transplantasi yang sedang disemaikan pada meja
persemaian di dasar laut membutuhkan pemeliharaan yang intensif untuk menjamin
kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang baik. Kegiatan pemeliharaan karang yang
utama adalah pembersihan terhadap substrat transplantasi dan meja persemaian.
Sedimen yang menempel pada substrat perlu secara rutin dibersihkan agar proses
pembentukan basal karang pada substrat dapat berlangsung dengan baik.
Pembersihan karang berumur di bawah 2 (dua)bulan dilakukan setiap 2 (dua)
minggu sekali dan setelah berumur 2 (dua) bulan keatas dilakukan setiap 2 (dua)
bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan lainnya adalah menata tegakan karang
transplantasi jika terdapat karang yang terlepas dari kedudukannya pada meja
persemaian yang disebabkan oleh pengaruh gelombang.
·
Pemantauan
Pemantauan
terhadap karang yang ditransplantasikan meliputi pengukuran pertumbuhan dan
perhitungan karang yang mati. Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap sebulan
sekali. Perhitungan kematian karang yang disemaikan dilakukan dengan cara
mengumpulkan (menarik kembali) karang yang telah mengalami kematian.
Tanda-tanda karang mengalami kematian antara lain seluruh koloni diselimuti
alga, koloni berwarna pucat memutih atau berubah warna menjadi gelap jika sudah
mengalami kematian yang cukup lama.
·
Pemanenan
Karang
setelah mencapai ukuran yang memenuhi syarat untuk restocking dan pemanfaatan
lainnya selanjutnya ditangani dengan secara hati-hati agar kondisi karang tetap
sehat, segar, tidak cacat dan tidak stress. Lama waktu pemeliharaan karang
sampai mencapai ukuran 12-15 cm adalah 6-8 bulan. Karang tersebut selanjutnya
dapat dijadikan indukan dan menghasilkan anakan baru, sehingga penerapan
teknologi transplantasi karang ini dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar