Rabu, 07 Juni 2017

TEKNIK TRANSPLANTASI TERUMBU KARANG



I. PENDAHULUAN
        Terumbu karang merupakan sekumpulan hewan-hewan penghasil karang (polyp) yang hidup bersimbiosis     dengan biota-biota laut lainnya. Terumbu karang berfungsi sebagai    habitat sumberdaya ikan, batu karang, pariwisata, wahana penelitian dan pemanfaatan biota perairan dan secara tidak langsung juga berfungsi sebagai penghalang/pelindung pantai dari gelombang (abrasi pantai).
Terumbu karang yang sehat akan menghasilkan ikan-ikan yang melimpah, sehingga akan memperbanyak stok-stok ikan di laut kita.  Dalam hal ini, terhadap karang-karang yang mengalami kerusakan (kondisi kritis), yang disebabkan adanya kegiatan pemboman ikan dan pengambilan karang untuk bahan bangunan dan reklamasi pantai. Untuk itu dilakukan upaya-upaya rehabilitasi dengan cara transplantasi terumbu karang. 
            Transplantasi atau pencangkokan karang dilakukan dengan memotong karang hidup, lalu ditanam di tempat lain yang mengalami kerusakan. Transplantasi karang diharapkan dapat mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak dan dapat pula dipakai untuk membangun daerah terumbu karang baru yang sebelumnya tidak ada. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan transplantasi karang dan pemilihan lokasi untuk persemaian transplantasi karang, dimana lokasinya harus memperhatikan berbagai aspek yaitu kedalam air, pasang surut, gelombang dan arus. Lokasi untuk transplantasi karang diutamakan pada daerah-daerah terumbu karang yang mengalami kerusakan tetapi masih memenuhi syarat bagi kehidupan karang. Kondisi perairan yang memenuhi syarat dalam melakukan transplantasi karang antara lain meliputi: suhu 25–290C, salinitas 33–350/oo, pH 8,0–8,5, fosfat 0,02–0,06 ppm, nitrat 0,04–0,05 ppm, kedalam air 2–12 meter dengan dasar perairan terdiri dari pecahan karang dan pasir. Media transplantasi untuk penempelan dan penumbuhan koloni karang antara lain terbuat dari campuran pasir, semen, bubuk kapur (mill) dan kerikil berdiameter 0,5-1,0 cm. Pada prinsipnya karang dapat tumbuh pada berbagai jenis media atau substrat keras dan tahan dalam air.

II.    TEKNIK TRANSPLANTASI

·      Koloni karang induk atau karang donor


         Koloni karang induk yang dipotong – potong dengan ukuran 3-5 cm dan ditempatkan pada wadah yang berisi air laut segar. Pemotongan koloni karang induk dilakukan dengan hati-hati agar permukaan polip karang tidak rusak. Agar karang induk dan fregmennya tidak mengalami stress maka kegiatan transplantasi sebaiknya dilakukan langsung di lokasi transplantasi.
·       Transplantasi karang
Bibit karang hasil pemotongan koloni karang induk sesegera mungkin ditempelkan (ditransplantasikan) pada substrat buatan yang telah disiapkan. Penempatan bibit karang pada substrat buatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan bahan perekat atau dengan pengikat kawat tali. Jika menggunakan bahan perekat perlu ditambahkan bahan pengering pada bahan tersebut agar dalam waktu 10-15 menit sudah bisa ditempatkan pada media persemaian untuk menghindari stress bibit. Kawat tali juga dapat digunakan untuk menempelkan bibit karang pada substrat buatan khususnya untuk transplantasi karang-karang bercabang.     

a. Penempelan dengan bahan perekat    b. Penempelan dengan kawat tali
 
·      Persemaian
Persemian karang transplantasi menggunakan metode lepas dasar pada media meja jaring atau meja anyaman besi. Ukuran satu unit media / meja persemaian dapat disesuaikan dengan kemudahan dalam penempatannya di dasar laut. Meja persemaian berukuran 2mx1m atau1mx1m.

            a. Bibit karang yang akan disemaikan   b. Persemaian transplantasi karang

  ·      Pemeliharaan
            Karang transplantasi yang sedang disemaikan pada meja persemaian di dasar laut membutuhkan pemeliharaan yang intensif untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang baik. Kegiatan pemeliharaan karang yang utama adalah pembersihan terhadap substrat transplantasi dan meja persemaian. Sedimen yang menempel pada substrat perlu secara rutin dibersihkan agar proses pembentukan basal karang pada substrat dapat berlangsung dengan baik. Pembersihan karang berumur di bawah 2 (dua)bulan dilakukan setiap 2 (dua) minggu sekali dan setelah berumur 2 (dua) bulan keatas dilakukan setiap 2 (dua) bulan sekali. Kegiatan pemeliharaan lainnya adalah menata tegakan karang transplantasi jika terdapat karang yang terlepas dari kedudukannya pada meja persemaian yang disebabkan oleh pengaruh gelombang.
·      Pemantauan
Pemantauan terhadap karang yang ditransplantasikan meliputi pengukuran pertumbuhan dan perhitungan karang yang mati. Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap sebulan sekali. Perhitungan kematian karang yang disemaikan dilakukan dengan cara mengumpulkan (menarik kembali) karang yang telah mengalami kematian. Tanda-tanda karang mengalami kematian antara lain seluruh koloni diselimuti alga, koloni berwarna pucat memutih atau berubah warna menjadi gelap jika sudah mengalami kematian yang cukup lama. 
 ·      Pemanenan
Karang setelah mencapai ukuran yang memenuhi syarat untuk restocking dan pemanfaatan lainnya selanjutnya ditangani dengan secara hati-hati agar kondisi karang tetap sehat, segar, tidak cacat dan tidak stress. Lama waktu pemeliharaan karang sampai mencapai ukuran 12-15 cm adalah 6-8 bulan. Karang tersebut selanjutnya dapat dijadikan indukan dan menghasilkan anakan baru, sehingga penerapan teknologi transplantasi karang ini dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...