Kamis, 09 Maret 2017

TEKNIK PEMBENIHAN LELE DUMBO (Clarias garipienus)


         Lele dumbo ( Clarias garipienus ) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang cukup pesat perkembangannya dimasyarakat karena beberapa keunggulan nya dibanding lele lokal, seperti pertumbuhan nya yang cepat, dapat mencapai ukuran besar, dan cukup mudah dalam pemeliharaan maupun pengembang biakannya, 

A. Pemeliharaan Induk
       Untuk menghasilkan benih berkuantitas dan berkualitas baik, maka induk yang  digunakan nya pun harus berkualitas unggul. Banyak cara untuk mendapatkan induk berkualitas unggul, salah satu nya dengan cara seleksi. Calon induk hasil seleksi yang telah terpilih dapat dipelihara dalam kolam tanah atau kolam tembok berukuran 10-20 m2 yang airnya mengalir dengan kepadatan 5 kg/m2. Pakan tambahan diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 30 %, diberikan 2 kali/hari sebanyak 3 % bobot biomas. Lele dumbo mulai bertelur pada umur 1 tahun dengan bobot 0,8-1 kg. Pemijahan lele dumbo dapat dilakukan dengan cara alami atau dengan cara pemijahan buatan ( induce breeding).

B. Pemijahan

a. Pemijahan alami
          Pemijahan lele dumbo secara alami dapat dilakukan dalam bak semen atau bak kayu yang dilapisi plastik berukuran 2x1x1 meter, dilengkapi kakaban sebagai substrat untuk penempel telur dan penutup bak dari kayu, seng atau kawat kasa agar lele tidak meloncat keluar. Bak yang sebelum nya telah dikeringkan, diisi air setinggi 30-40 cm dan kakaban dipasang didasar bak. Induk yang akan dipijahkan harus matang telur maupun sperma, ukuran jantan dan betinanya sama, dan dalam satu bak pemijahan hanya diisi satu pasang induk. Waktu terbaik untuk memasukan induk yang akan dipijahkan adalah sore hari, karena lele dumbo biasanya berpijah pada malam hari sampai menjelang subuh. Setelah induk selesai memijah segera angkat dan kembalikan kekolam induk, sementara telur-telurnya dibiarkan dalam bak sampai menetas. Telur lele dumbo akan menetas setelah 2 hari pada suhu    25 -28oC, dan mulai diberi pakan pada hari ke 3 setelah menetas.

b. Pemijahan buatan
          Pemijahan buatan atau lebih populer dengan istilah kawin suntik, pada prinsipnya adalah suatu rekayasa pemijahan ikan dengan jalan menyuntikan hormon tertentu kedalam tubuh ikan yang akan dipijahkan untuk merangsang terjadinya ovulasi, Hormon yang digunakan untuk penyuntikan biasanya menggunakan kelenjar hypophisa ikan sejenis atau ikan mas yang bersifat universal, dan atau menggunakan hormon buatan seperti HCG, LHRH atau ovaprim yang sudah banyak dijual dipasaran. Dalam prosesnya, pemijahan buatan pada lele dumbo dapat dilakukan melalui pembuahan alami dan pembuahan.

1.  Pembuahan alami (Induce spawning)
          Induk lele dumbo yang akan dipijahkan harus dipilih induk yang telah matang telur dan matang sperma. Induk betina yang telah matang telur ditandai dengan perut gendut dan membengkak kearah kelamin, bila dipijit pada bagian kelamin akan keluar beberapa butir telur berwarna kuning atau hijau muda, dan alat kelamin berwarna kemerahan. Sedangkan induk jantan yang telah matang kelamin, bisa dicirikan dari badan nya yang ramping, alat kelamin menonjol dan berwarna kemerahan.
Induk lele yang telah dipilih selanjutnya disuntik menggunakan suspensi kelenjar hypophisa dengan dosis    0,5-1, atau menggunakan ovaprim dengan dosis 0,2-0,5 ml/kg induk. Setelah itu induk dilepas bersama induk jantan ke dalam bak yang telah disiapkan seperti persiapan untuk pemijahan alami. Pemijahan biasanya biasanya berlangsung  10-12 jam dari penyuntikan, Penangan induk dan telur setelah memijah sama seperti  pada pemijahan alami.

2.  Pembuahan buatan (induce breeding)
        
  Bila kita tidak menghendaki atau induk tidak mau memijah secara alami, maka setelah 10-12 jam dari penyuntikan dan induk sudah terlihat mau memijah yang biasanya dicirikan  dengan perut semakin membesar, bila dipegang bagian perutnya akan keluar telur, serta lubang genital terlihat menonjol dan kemerah-merahan maka pembuahan nya bisa dilakukan secara buatan. Tahapan pekerjaan dalam melakukan pembuahan buatan, dimulai dengan menyiapkan sperma dari induk jantan, yaitu dengan cara membedah perut lele jantan untuk diambil spermanya, kemudian diencerkan dalam sodium clorida (NaCl) 0,9 % sebanyak 50-100cc. Selanjutnya induk betina ditangkap dan diovulasikan telurnya kedalam baskom kecil dengan cara diurut (striping), bersamaan dengan itu masukan sperma yang telah disiapkan, kemudian diaduk dengan bulu ayam. Bila sudah teraduk merata, maka segera telur ditebarkan merata dalam hapa trylin ukuran 2x1x0,5 meter yang telah dipasang sebelumnya di dalam bak penetasan.

3.  Penetasan telur
        
  Agar kualitas air dalam bak yang digunakan untuk penetasan telur tetap terjaga, maka sebaiknya dilengkapi dengan airasi dan diusahakan air tetap mengalir dengan debit 1ltr/menit. Pada suhu 25-28oC telur akan menetas setelah 36-48 jam sejak pemijahan.

4.  Pemeliharaan larva
         
Larva lele yang baru menetas masih mempunyai persediaan makanan dalam bentuk kuning telur(yolk salc) sehingga tidak perlu diberi pakan sampai umur 4 hari. Mulai hari ke 5, larva diberi pakan cacing tubifek yang telah di cincang halus atau daphnia sampai larva siap ditebar kekolam atau bak pendederan.

5.  Pendederan
          Persiapan kolam pendederan untuk lele dumbo sama halnya seperti persiapan kolam pendederan untuk jenis ikan budidaya lainnya, Benih yang akan ditebar sebaiknya sudah kuat dan lincah serta sudah terbiasa memakan makanan tambahan. Padat tebar bisa bervariasi, dan tergantung  pada kesuburan kolam, yang penting tidak melebihi ambang daya dukung kolam (carryingcapacity). Pakan tambahan yang diberikan adalah pelllet yang telah digiling halus sebanyak 10-15 %, diberikan 3 kali perhari. Lama pemeliharaan di kolam penderan I selama 21 hari, atau setelah benih mencapai ukuran 2-3 cm. Produksi benih yang dihasilkan perkilogram induk bisa mencapai 40.000 – 60.000 ekor ukuran 2-3 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...