Senin, 27 Februari 2017

PEMBENIHAN IKAN NILA MERAH




          Dalam klasifikasi biologi, nila merah termasuk Ordo Perchomorphi, Famili Cichlidae, dan genus Oreochromis Ikan nila merah hidup di perairan yang tidak begitu dalam dengan arus air yang tidak begitu deras. Di danau – danau atau sungai – sungai ikan nila merah lebih suka menempati daerah tepi yang dangkal. Nila merah dapat menyesuaikan diri terhadap perairan yang kadar garamnya tinggi. Meskipun tidak dapat berkembang biak, nila merah dapat tumbuh dengan baik pada perairan yang kadar garamnya 35%o , tetapi kadar garam yang ideal untuk ikan nila merah berkisar antara 0–10%o. Ikan nila merah termasuk golongan pemakan segala (Omnivora). Cara makan ikan nila merah adalah dengan cara mengais menggunakan ujung mulutnya. Di kolam – kolam atau di perairan umum nila merah seringkali mengais – ngais makanan di tepi yang agak dangkal. Makanan yang ditemukan dicicipi terlebih dahulu kemudian baru ditelan setelah dirasakan sesuai dengan kesukaan.
KARAKTERISTIK SPESIFIK
  • Memiliki garis – garis warna ke arah vertical pada badan dan ekor serta sirip punggung dan sirip dubur.
  • Warnanya kemerah – merahan atau kekuning – kuningan atau keputih – putihan. 
  • Tubuhnya memanjang dan ramping.
  • Sisik berbentuk stenoid berukuran besar dan kasar. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah.
  • Sirip punggung dan sirip perut mempunyai jari – jari lemah dan keras yang tajam seperti duri.
SISTEM PEMBENIHAN
  • Pematangan Gonad Induk
Induk nila merah dimatangkan gonadnya dalam bak semen berukuran (10 x 5 x 1 m3) dengan ketinggian air 0,8 m dan kepadatan 2 - 3 ekor/m3. Bak dilengkapi dengan aerasi dari blower sebanyak 10 titik per bak dengan kadar oksigen minimal mencapai 5 ppm. Bak diberi atap dengan tujuan untuk mengurangi sinar matahari yang masuk sehingga dapat menekan laju tumbuh plankton.
Pergantian air dilakukan sebanyak 20% tiap dua hari. Pemeliharaan induk untuk pematangan gonad dilakukan secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet komersial untuk induk dengan kadar protein minimal 30% sebanyak 3% dari total biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore.
  • Seleksi Induk
Pengambilan induk yang matang gonad dilakukan setelah pemeliharaan selam 15 hari dengan cara menyeleksi. Induk betina diseleksi berdasarkan bentuk perutnya, yakni bagian perut kelihatan buncit, lembut bila diraba dan beratnya mini- mal 400 g/ekor. Sedangkan induk jantan diseleksi berdasarkan ukuran berat dan kondisi induk.
  • Pemijahan
Pemijahan ikan nila dilakukan secara alami dengan mencampurkan induk jantan dan betina hasil seleksi ke dalam bak semen (ukuran 10 x 5 x 1 m), bak yang digunakan adalah bak yang tidak diberi atap dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan plankton sebagai sumber pakan alami bagi larva setelah menetas. Perbandingan induk jantan dan betina dalam pemijahan adalah 1 : 3. Bak pemijahan juga dilengkapi dengan aerasi sebanyak 10 titik. Lama pemijahan 15 hari dan panen larva dilakukan setelah hari ke 15. Selama pemijahan induk diberi pakan pellet induk sebanyak 1% dari biomassa dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.
  • Panen Larva
Pemanenan larva dilakukan dengan cara mengurangi air bak hingga ketinggian 20 cm. Induk ditangkap terlebih dahulu dengan jaring induk (mesh size >0,5 inchi) dan  dipisahkan antara jantan dan betina untuk dimatangkan gonadnya kembali. Larva nila merah yang baru menetas mempunyai panjang 2 mm dengan berat rata-rata 0,02 mg/ekor. Penangkapan larva dilakukan dengan jaring larva (mesh size < 1 mm) sampai habis dan dihitung untuk mencari jumlah total larva yang dihasilkan dan selanjutnya dimasukkan dalam bak pendederan.
  • Pendederan
Pendederan larva dilakukan dalam bak semen dengan ukuran   (6 x 2 x 1 m3) dengan ketinggian air 0,8 cm. Lama pemeliharaan 30 hari dan diberikan pakan pellet komersial dengan kadar protein minimal 28% dengan cara menambah ukuran pellet setiap tahapan ukuran larva.
Pakan tepung untuk pemeliharaan larva pada minggu pertama, pakan crumble 1 (butiran) untuk minggu ke 2 dan crumble 3 untuk minggu ke 3 dan 4. Jadi pemberian pakan dilakukan dengan variasi 100% dari total biomassa pada minggu pertama, 75% pada minggu ke 2 dan 30% pada minggu ke 3 dan 4, frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari.
  • Panen Benih
Sebelum dilakukan pemanenan, benih tidak diberikann pakan selama satu hari. Pemanenan dilakukan dengan cara menjaring benih dalam bak dan selanjutnya panen total dengan cara mengeringkan bak.
Benih hasil panen diseleksi berdasarkan ukuran pasaran yaitu 1 - 3 cm, 3 - 5 cm dan 5-8 cm. Untuk mengurangi stress seleksi benih dilakukan menggunakan alat bantu berupa ember atau keranjang berlubang (grader). Lubang dengan diamtere 4 mm untuk benih 3 - 5 cm dan 8 mm untuk ukuran 5 - 8 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...