Udang galah (Macrobrachium
rosenbergii de man) merupakan salah satu komoditas yang bernilai
ekonomis tinggi baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Permintaan
pasarnyapun semakin meningkat, sedangkan penangkapan udang galah di alam semakin
sulit, sehingga perlu dikembangankan usaha pembudidayaaanya.
Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan benih dalam jumlah yang cukup dan kontinyuitas
serta berkualitas yang baik, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan
melakukan pembenihan.
A. BIOLOGI
Udang galah termasuk
famili Palamonidae dengan species Macrobrachium rosenbergii.
Badan udang terdiri atas 3 bagian : Kepala dan dada (cephalotorax),
badan (abdomen) serta ekor (uropoda). Cephalotorax dibungkus
oleh kulit keras, dibagian depan kepala terdapat tonjolan kerapas yang
bergerigi disebut rostum pada bagian atas sebanyak 11 s.d 13 buah dan bagian
bawah 8 s.d 14 buah. Pada udang jantan pasangan kaki jalan kedua tumbuh panjang
dan cukup besar dapat mencapai 1,5 kali panjang badan, sedangkan pada betina
relatip kecil.
Udang galah hidup pada
dua habitat, pada stadia larva hidup di air payau dan kembali ke air tawar pada
stadia juwana hingga dewasa. Pada stadia larva perubahan metamorfose terjadi
sebanyak 11 kali dan berlangsung selama 30 s.d 35 hari. Udang galah bersifat omnivora,
cendrung aktif pada malam hari.
B. PEMBENIHAN
1. Seleksi Induk
Beberapa persyaratan
induk :
Ø Ukuran induk bertina diatas 40 gram
dan jantan diatas 50 gram.
Ø Jumlah telur cukup banyak.
Ø Badan bersih, baik dari kotoran
maupun organisme yang bersifat parasit.
Ø Umur induk antara 8 s.d 20 bulan
Ø Memilih induk yang sudah matang
telur untuk yang kedua kali dan saterusnya.
Ø Berasal dari udang yang
pertumbuhanya cepat.
2. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara di
kolam dengan kepadatan 4 ekor/m2, diberi pakan berupa pellet dengan
kandungan protein 30 % sebanyak 5 % dari berat tubuh. Pada pemeliharaan induk
ini, induk jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah, baik di
kolam maupun di bak beton dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran dengan kedalaman 80
s.d 100 cm.
3. Pemijahan
Udang galah memijah
sepanjang tahun, biasanya terjadi pada malam hari. Udang galah yang siap pijah
dapat dilihat dari gonadnya dengan warna merah orange yang menyebar keseluruh
bagian gonad sampai cephalatorax
Sebelum terjadi
pemijahan udang betina terlebih dahulu berganti kulit (premating moult). Pada
kondisi ini udang lemah, setelah pulih kembali terjadilah pemijahan. Pemijahan
dapat dilakukan di kolam tanah, akuarium, bak beton atau fiberglass
dengan padat tebar 4 ekor/m2. Perbandingan induk jantan dan betina 1
: 3. Selama proses pemijahan induk diberi pakan pellet dengan kandungan protein
30 % sebanyak 5 % per hari dari berat biomass dengan frekuensi pemberian
pakan 4 kali sehari, lama pemijahan 21 hari.
4. Penetasan Telur
Setelah dilakukan
pemijahan selam 21 hari, induk dipilih yang matang telur dengan warna telur
abu-abu. Induk tersebut diberi perlakuan dengan larutan Malachite Green sebanyak
1,5 mg/liter, dengan cara perendaman selama 25 menit.
Bak penetasan yang
digunakan berukuan (1 x 1 x 0,5)m3 dengan media air
payau bersalinitas 3 s.d 5 ppt, padat penebaran induk 25 ekor per bak. Selama
penetasan telur, induk diberi makanan
berupa ketela rambat, singkong atau kentang dipotong-potong kecil. Hal ini
untuk menghindari dampak negatif kualitas air. Pada suhu 280 C s.d 300 C telur akan menetas
dalam waktu 6 s.d 12 jam.
5. Pemeliharaan Larva
Pemeliharaan larva
udang galah dilakukan pada bak bulat (conicle tank dari fiberglass).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tersebut antara lain kualitas
air dan pemberian pakan. Ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan mlut
larva. Pada hari ketiga setelah menetas diberi pakan nauplii “artemia”
dengan frekuensi 3 jam sekali. Pada hari kesebelas diberi pakan buatan smpai
menjadi post larva dengan frekuensi pemberian pakan 3 jam sekali.
Pergantian air
dilakukan setiap hari sebanyak 25 % s.d 50 %, sebelumnya kotoran dibersihkan
dengan cara disipon. Salintas media pemeliharaan larva dipertahankan 10 s.d 12
ppt. Setelah menjadi juwana salinitas media diturunkan secara bertahap menjadi
0 ppt kemudian juwana siap dipasakan atau ditebar ke kolam untuk disebarkan
sampai ukuran konsumsi.
6. Penyakit
Penyakit merupakan
salah satu faktor pembatas keberhasilan pembenihan udang galah. Penyakit yang
biasa timbul adalah penyakit bakterial yang berasal dari air laut yaitu Vibrio
sp. Dengan ditandai semacam stress, fluorisensi pada larva yang mati dan
terjadi kematian massal dalam waktu yang singkat.
Untuk mencegah
terjadinya serangan bakterial perlu adanya “Chlorinisasi” media dan
pengeringan fasilitas selama 7 hari. Jika sudah terserang, pengobatannya
menggunakan antibiotik dengan dosis 11 s.d 13 ppm, dengan cara perendaman
selama 3 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar