Senin, 13 Februari 2017

TEKNIK PEMBENIHAN UDANG GALAH


Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de man) merupakan salah satu komoditas yang bernilai ekonomis tinggi baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Permintaan pasarnyapun semakin meningkat, sedangkan penangkapan udang galah di alam semakin sulit, sehingga perlu dikembangankan usaha pembudidayaaanya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan benih dalam jumlah yang cukup dan kontinyuitas serta berkualitas yang baik, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan pembenihan.

A.    BIOLOGI

Udang galah termasuk famili Palamonidae dengan species Macrobrachium rosenbergii. Badan udang terdiri atas 3 bagian : Kepala dan dada (cephalotorax), badan (abdomen) serta ekor (uropoda). Cephalotorax dibungkus oleh kulit keras, dibagian depan kepala terdapat tonjolan kerapas yang bergerigi disebut rostum pada bagian atas sebanyak 11 s.d 13 buah dan bagian bawah 8 s.d 14 buah. Pada udang jantan pasangan kaki jalan kedua tumbuh panjang dan cukup besar dapat mencapai 1,5 kali panjang badan, sedangkan pada betina relatip kecil.
Udang galah hidup pada dua habitat, pada stadia larva hidup di air payau dan kembali ke air tawar pada stadia juwana hingga dewasa. Pada stadia larva perubahan metamorfose terjadi sebanyak 11 kali dan berlangsung selama 30 s.d 35 hari. Udang galah bersifat omnivora, cendrung aktif pada malam hari.

B.    PEMBENIHAN

1.   Seleksi Induk

Beberapa persyaratan induk :
Ø  Ukuran induk bertina diatas 40 gram dan jantan diatas 50 gram.
Ø  Jumlah telur cukup banyak.
Ø  Badan bersih, baik dari kotoran maupun organisme yang bersifat parasit.
Ø  Umur induk antara 8 s.d 20 bulan
Ø  Memilih induk yang sudah matang telur untuk yang kedua kali dan saterusnya.
Ø  Berasal dari udang yang pertumbuhanya cepat. 

2.   Pemeliharaan Induk

Induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 4 ekor/m2, diberi pakan berupa pellet dengan kandungan protein 30 % sebanyak 5 % dari berat tubuh. Pada pemeliharaan induk ini, induk jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah, baik di kolam maupun di bak beton dilengkapi dengan pintu  pemasukan dan pengeluaran dengan kedalaman 80 s.d 100 cm.

3.   Pemijahan

Udang galah memijah sepanjang tahun, biasanya terjadi pada malam hari. Udang galah yang siap pijah dapat dilihat dari gonadnya dengan warna merah orange yang menyebar keseluruh bagian gonad sampai cephalatorax
Sebelum terjadi pemijahan udang betina terlebih dahulu berganti kulit (premating moult). Pada kondisi ini udang lemah, setelah pulih kembali terjadilah pemijahan. Pemijahan dapat dilakukan di kolam tanah, akuarium, bak beton atau fiberglass dengan padat tebar 4 ekor/m2. Perbandingan induk jantan dan betina 1 : 3. Selama proses pemijahan induk diberi pakan pellet dengan kandungan protein 30 % sebanyak 5 % per hari dari berat biomass dengan frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari, lama pemijahan 21 hari.

4.   Penetasan Telur

Setelah dilakukan pemijahan selam 21 hari, induk dipilih yang matang telur dengan warna telur abu-abu. Induk tersebut diberi perlakuan dengan larutan Malachite Green sebanyak 1,5 mg/liter, dengan cara perendaman selama 25 menit.
Bak penetasan yang digunakan berukuan (1 x 1 x 0,5)m3 dengan media air payau bersalinitas 3 s.d 5 ppt, padat penebaran induk 25 ekor per bak. Selama penetasan telur, induk  diberi makanan berupa ketela rambat, singkong atau kentang dipotong-potong kecil. Hal ini untuk menghindari dampak negatif kualitas air. Pada suhu 280  C s.d 300 C telur akan menetas dalam waktu 6 s.d 12 jam.

5.   Pemeliharaan Larva

Pemeliharaan larva udang galah dilakukan pada bak bulat (conicle tank dari fiberglass). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan tersebut antara lain kualitas air dan pemberian pakan. Ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan mlut larva. Pada hari ketiga setelah menetas diberi pakan nauplii “artemia” dengan frekuensi 3 jam sekali. Pada hari kesebelas diberi pakan buatan smpai menjadi post larva dengan frekuensi pemberian pakan 3 jam sekali.
Pergantian air dilakukan setiap hari sebanyak 25 % s.d 50 %, sebelumnya kotoran dibersihkan dengan cara disipon. Salintas media pemeliharaan larva dipertahankan 10 s.d 12 ppt. Setelah menjadi juwana salinitas media diturunkan secara bertahap menjadi 0 ppt kemudian juwana siap dipasakan atau ditebar ke kolam untuk disebarkan sampai ukuran konsumsi.                   

6.   Penyakit

Penyakit merupakan salah satu faktor pembatas keberhasilan pembenihan udang galah. Penyakit yang biasa timbul adalah penyakit bakterial yang berasal dari air laut yaitu Vibrio sp. Dengan ditandai semacam stress, fluorisensi pada larva yang mati dan terjadi kematian massal dalam waktu yang singkat.
Untuk mencegah terjadinya serangan bakterial perlu adanya “Chlorinisasi” media dan pengeringan fasilitas selama 7 hari. Jika sudah terserang, pengobatannya menggunakan antibiotik dengan dosis 11 s.d 13 ppm, dengan cara perendaman selama 3 hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...