Rabu, 08 Februari 2017

PAKAN BUATAN DAN CARA PEMBUATANNYA


Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis. Dengan pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pkan buatan yang disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air, aman bagi ikan.
Walaupun pakan alami dan pakan tambahan tersedia bagi benih sejak awal masa pemeliharaan, tetapi untuk periode peme­liharaan berikutnya ikan membutuhkan pakan yang lebih baik dan jumlahnya lebih banyak guna mengimbangi masa - masa per­tumbuhannya. Pakan buatan itu mengandung semua nutrien, yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun vitamin secara lengkap dalam jumlah yang tepat dan harus disesuaikan dengan cara dan kebiasaan makan dari masing - masing jenis ikan serta ukuran ikan. Bentuk pakan buatan yang bisa dibuat dan diberikan untuk ikan bias adalah sebagai berikut.
1.     Emulsi
Pakan dalam bentuk larutan emulsi dibuat khusus bagi anak - ­anak ikan berumur 3 - 2O hari. Pakan jenis ini sebaiknya diberikan langsung sesaat setelah jadi, jika akan diberikan kemudian tidak boleh lebib dan 10 jam. Oleh karena itu, pakan ini sebaiknya dibuat Se­tiap kali akan diberikan.
Cara membuat:
Sediakan sebutir telur itik yang hanya diambil kuning telurnya saja kemudian larutkan ke dalam air 200 cc, tambabkan 40 g tepung kedelai balus, 5 g tepung sagu, dan 1 g vitamin.
Campuran dan 4 bahan tadi diaduk hingga larut merata, lalu dipanaskan sambil tetap diaduk - aduk sampai terbentuk cairan kental seperti lem yang encer atau emulsi.
Dinginkan dulu selama 5 - 10 menit sebelum diberikan kepada benih ikan. Pakan dalam bentuk emulsi (1 resep) cukup untuk benih sebanyak 1.000 - 1.500 ekor yang beratnya masing-masing 1 g. Frekuensi pemberian adalah 3 - 5 kali sehari dengan cara disemprotkan merata di atas permukaan air.
2.     Lembaran (wafer)
Pakan berbentuk lembaran atau wafer dibuat dan sebutin kuning telur ayam, 20 g tepung terigu halus, dan 100 cc air.
Cara membuat:
Kuning telun dikocok dengan air lalu ditambabkan tepung terigu kemudian dikocok lagi sampai betul - betul merata.
Campuran itu dipanaskan di atas api sambil diaduk-aduk sam­pai terbentuk cairan kental atau menjadi emulsi.
Sediakan lempengan aluminium (loyang) dan oleskan emulsi seti­pis mungkin di atas permukaan loyang lalu segera panaskan di atas uap air sampai mengering. Dengan demikian, akan terben­tuk lembaran dan mengelupas sendiri. Lembaran - lembaran kering (wafer) dikumpulkan dengan cara mengeroknya. Dalam keadaan begitu mudah sekali pecah menjadi kepingan - kepingan kecil.
Pemberian jumlah ransum sebaiknya didasarkan pada penga­laman pemberian pakan sebelumnya sehingga diperoleh porsi yang tepat tidak kurang ataupun kelebihan. Sebagai pedoman, jumlah ransum harian adalah tidak lebih 1% dari berat total populasi yang diberikan 2 - 3 kali sehari. Sisa-sisa pakan harus segera dibuang agar tidak mengganggu keseimbangan alamiah dalam wadah pemeliharaan.
3.     Roti Kukus
Roti kukus merupakan pakan buatan yang baik bagi benih karena komposisi gizinya relatif lengkap yaitu mengandung protein, lemak, karbohidrat, beberapa macam vitamin, dan antibiotik.  Bahan terdiri dari satu butir telur bebek, tepung ikan, tepung te­rigu, dan tepung susu. Bahan tambahan berupa vitamin B dan C, vitamin AD - plex serta antibiotik tetrasiklin.
Cara membuat:
Telur bebek diambil putih maupun kuningnya kemudian diko­cok sempurna sampai menimbulkan buih. Berturut - turut cam­purkan tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu sedikit demi sedikit. Sambil diaduk, tuangkan air secara bertahap.
Campuran yang telah menjadi adonan dikukus selama 30 - 45 menit. Kini adonan telah masak dan menjadi roti. Sementara roti didinginkan, dibuat campuran kedua antara vitamin B dan C yang berbentuk tablet digerus halus, tambahkan antibiotik (tetrasiklin) lalu teteskan vitamin AD-plex beserta kals idol, di­aduk sampai betul-betul merata.
Roti yang sudah dingin dipisah - pisahkan menjadi bagian - bagian kecil, dan masing - masing bagian roti yang kecil diolesi campuran vi­tamin dan antibiotik tadi. Penggunaan roti kukus sebagai pakan anak ikan, terlebih dulu harus dijadikan suspensi. Roti dilarutkan dalam air dengan menggunakan saringan halus, baru cairan hasil saringannya diberikan kepada benih yang sedang dipelihara.
4.     Tepung dan remah

Pakan bentuk tepung terdiri dan berbagai ukuran sesuai de­ngan keperluannya. Benih ikan umur 20 - 40 hari diberi tepung halus, selanjutnya sampai umur 80 hari diberi tepung kasar, dan untuk anak ikan sampai umur 120 hari diberi tepung yang lebih kasar atau yang disebut remah. Bentuk tepung halus, kasar, mau­pun remah sebenarnya berasal dari pakan buatan berupa pelet. Untuk mendapatkan ketiga macam pakan tersebut, pelet kering di­giling menggunakan penggiling kopi kemudian diayak. Tepung halus bisa diperoleh dengan mengayak hancuran pelen hasil gilingan menggunakan ayakan bermata saningan 40 - 75 mikron atau 75 - 105 mikron, sedangkan tepung kasar dengan ayakan bermata saringan 105 mikron ke atas. Sisa pecahan pelet yang tidak bisa lolos pada kedua ayakan yang berbeda mata saringan itulah disebut remah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...