Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu
berdasarkan pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan
pada pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai
ekonomis. Dengan pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pkan buatan yang
disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air, aman bagi ikan.
Walaupun pakan alami dan pakan tambahan tersedia bagi benih sejak
awal masa pemeliharaan, tetapi untuk periode pemeliharaan berikutnya ikan
membutuhkan pakan yang lebih baik dan jumlahnya lebih banyak guna mengimbangi masa
- masa pertumbuhannya. Pakan buatan itu mengandung semua nutrien, yaitu
energi, protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun vitamin secara lengkap
dalam jumlah yang tepat dan harus disesuaikan dengan cara dan kebiasaan makan
dari masing - masing jenis ikan serta ukuran ikan. Bentuk pakan buatan yang
bisa dibuat dan diberikan untuk ikan bias adalah sebagai berikut.
1.
Emulsi
Pakan
dalam bentuk larutan emulsi dibuat khusus bagi anak - anak ikan berumur 3 - 2O
hari. Pakan jenis ini sebaiknya diberikan langsung sesaat setelah jadi, jika
akan diberikan kemudian tidak boleh lebib dan 10 jam. Oleh karena itu, pakan
ini sebaiknya dibuat Setiap kali akan diberikan.
Cara
membuat:
Sediakan sebutir telur itik yang hanya diambil kuning telurnya
saja kemudian larutkan ke dalam air 200 cc, tambabkan 40 g tepung kedelai
balus, 5 g tepung sagu, dan 1 g vitamin.
Campuran
dan 4 bahan tadi diaduk hingga larut merata, lalu dipanaskan sambil tetap
diaduk - aduk sampai terbentuk cairan kental seperti lem yang encer atau emulsi.
Dinginkan dulu selama 5 - 10 menit sebelum diberikan kepada benih
ikan. Pakan dalam bentuk emulsi (1 resep) cukup untuk benih sebanyak 1.000 -
1.500 ekor yang beratnya masing-masing 1 g. Frekuensi pemberian adalah 3 - 5
kali sehari dengan cara disemprotkan merata di atas permukaan air.
2.
Lembaran
(wafer)
Pakan berbentuk lembaran atau wafer dibuat dan sebutin kuning
telur ayam, 20 g tepung terigu halus, dan 100 cc air.
Cara
membuat:
Kuning telun dikocok dengan air lalu ditambabkan tepung terigu
kemudian dikocok lagi sampai betul - betul merata.
Campuran itu dipanaskan di atas api sambil diaduk-aduk sampai
terbentuk cairan kental atau menjadi emulsi.
Sediakan lempengan aluminium (loyang) dan oleskan emulsi setipis
mungkin di atas permukaan loyang lalu segera panaskan di atas uap air sampai
mengering. Dengan demikian, akan terbentuk lembaran dan mengelupas sendiri.
Lembaran - lembaran kering (wafer) dikumpulkan dengan cara mengeroknya. Dalam
keadaan begitu mudah sekali pecah menjadi kepingan - kepingan kecil.
Pemberian
jumlah ransum sebaiknya didasarkan pada pengalaman pemberian pakan sebelumnya
sehingga diperoleh porsi yang tepat tidak kurang ataupun kelebihan. Sebagai
pedoman, jumlah ransum harian adalah tidak lebih 1% dari berat total populasi
yang diberikan 2 - 3 kali sehari. Sisa-sisa pakan harus segera dibuang agar
tidak mengganggu keseimbangan alamiah dalam wadah pemeliharaan.
3.
Roti
Kukus
Roti
kukus merupakan pakan buatan yang baik bagi benih karena komposisi gizinya
relatif lengkap yaitu mengandung protein, lemak, karbohidrat, beberapa macam
vitamin, dan antibiotik. Bahan terdiri
dari satu butir telur bebek, tepung ikan, tepung terigu, dan tepung susu.
Bahan tambahan berupa vitamin B dan C, vitamin AD - plex serta antibiotik
tetrasiklin.
Cara
membuat:
Telur
bebek diambil putih maupun kuningnya kemudian dikocok sempurna sampai
menimbulkan buih. Berturut - turut campurkan tepung ikan, tepung terigu, dan
tepung susu sedikit demi sedikit. Sambil diaduk, tuangkan air secara bertahap.
Campuran
yang telah menjadi adonan dikukus selama 30 - 45 menit. Kini adonan telah masak
dan menjadi roti. Sementara roti didinginkan, dibuat campuran kedua antara
vitamin B dan C yang berbentuk tablet digerus halus, tambahkan antibiotik
(tetrasiklin) lalu teteskan vitamin AD-plex beserta kals idol, diaduk sampai
betul-betul merata.
Roti
yang sudah dingin dipisah - pisahkan menjadi bagian - bagian kecil, dan masing
- masing bagian roti yang kecil diolesi campuran vitamin dan antibiotik tadi.
Penggunaan roti kukus sebagai pakan anak ikan, terlebih dulu harus dijadikan
suspensi. Roti dilarutkan dalam air dengan menggunakan saringan halus, baru
cairan hasil saringannya diberikan kepada benih yang sedang dipelihara.
4.
Tepung
dan remah
Pakan
bentuk tepung terdiri dan berbagai ukuran sesuai dengan keperluannya. Benih
ikan umur 20 - 40 hari diberi tepung halus, selanjutnya sampai umur 80 hari
diberi tepung kasar, dan untuk anak ikan sampai umur 120 hari diberi tepung
yang lebih kasar atau yang disebut remah. Bentuk tepung halus, kasar, maupun
remah sebenarnya berasal dari pakan buatan berupa pelet. Untuk mendapatkan
ketiga macam pakan tersebut, pelet kering digiling menggunakan penggiling kopi
kemudian diayak. Tepung halus bisa diperoleh dengan mengayak hancuran pelen
hasil gilingan menggunakan ayakan bermata saningan 40 - 75 mikron atau 75 - 105
mikron, sedangkan tepung kasar dengan ayakan bermata saringan 105 mikron ke
atas. Sisa pecahan pelet yang tidak bisa lolos pada kedua ayakan yang berbeda
mata saringan itulah disebut remah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar