Pemilihan Lokasi
Pada umumnya
petakan tambak penggelondongan
nener bandeng sama dengan
petakan tambak budidaya
ikan bandeng. Petakan tambak dapat
dibuat di lokasi dengan perbedaan tinggi pasang surut 2-3
m. Elevasi tambak
optimal adalah 0,50 m dari permukaan air laut. Tanah dasar yang ideal
bagi tambak bandeng adalah tanah liat berdebu (Selty loan)
karena selain mampu menampung air
juga sangat baik
untuk pertumbuhan alga dasar. Tanah
tambak yang baru dibuka pada umumnya bereaksi masam, karena itu perbaikan tanah (reklamasi)
perlu dilakukan dengan
jalan penjemuran tanah
dasar dan pencucian maupun
pengapuran.
Konstruksi Dan Desain Tambak
Pematang tambak terdiri dari
pematang keliling (tanggul
primer) dan pematang penyekat (tanggul
skunder). Pematang keliling harus
cukup lebar (> 1 m) dengan lereng bagian dalam 1-1,5 dan lereng bagian
luar 1-1,20 m. Sedangkan lebar pematang perantara dibuat lebih kecil dengan
lereng tanggul 1:1 (Poernomo 1992). Tinggi pematang sebaiknya tidak kurang dari
0,5 m di atas pasang naik tertinggi dari
penyusutan sebesar 15-20% harus
diperhitung pada pembuatan semua jenis pematang.
Saluran di tambak
terdiri atas saluran pemasukan, saluran
pembuangan dan saluran pembagi. Di
dalam tiap petakan
tambak dapat dibuat
parit-parit keliling (caren)
dengan lebar 2-4 m dan dalam 0,3-0,5 m
dari permukaan pelataran. Pintu air satu unit tambak terdiri atas satu
pintu utama, pintu
sekunder dan pintu
tertier. Pintu utama
dipasang pada pematang utama
keliling untuk pengaturan
pemasukan air ke
dalam unit tambak.
Pintu sekunder dipasang pada pematang perantara untuk memasukkan air
dari saluran pembagi ke dalam
tiap petakan, ukuran
pintu air sebaiknya
diatur sesuai dengan kapasitas lahan sehingga pemasukan dan pengeluaran
air dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Tiap petak
dalam satu unit
tambak harus mendapatkan pengairan
tersendiri, untuk mencegah penggunaan
air yang berkualitas
rendah sebaiknya pengairan
tidak dilakukan secara seri.
Persiapan
- Pengeringan tanah dasar tambak
Persiapan untuk
pengeringan tanah dasar
dilakukan terlebih dahulu
mengadakan perbaikan pematang,
saluran dan pintu tambak. Tanah
dasar bagian pelataran diolah dan diratakan, kemudian tanah dasar dikeringkan selama 7 hari
hingga tanah dasar retak-retak
sampai sedalam 1
cm. Dalam kegiatan
pengeringan ini juga
disertai kegiatan aplikasi pemberantas hama yaitu dengan
menggunakan Saponin sebanyak 30 kg/ha.
- Pemupukan awal
Pemupukan
merupakan salah satu
bentuk masukan energi yang
dimanfaatkan ikan secara tidak
langsung. Pupuk organik
selain merupakan sumber hara
yang lengkap bagi pakan
alami juga dapat
memperbaiki struktur tanah. Pupuk an-organik merupakan pelengkap yang
dapat menyediakan zat hara
secara cepat untuk
kebutuhan pakan alami. Pakan alami yang bisa ditumbuhkan
di tambak sebagai pakan utama ikan
bandeng adalah kelekap, yaitu kumpulan berbagai
jenis jasad dasar yang komponen
utamanya terdiri dari alga biru
(Cyanophyceae) dan diatom (Bacillariophyceae).
Tahap pertama
usaha penumbuhan kelekap
adalah pengeringan tanah
dasar. Apabila pengeringan
telah dilakukan, pupuk
organik berupa kotoran
ternak dengan dosis
2-3 ton/ha ditaburkan secara
merata di pelataran,
kemudian disusul pemupukan
anorganik (buatan) berupa Urea
75-100 kg/ha, TSP 40-50 kg/ka ditaburkan
secara merata di pelataran. Tambak diairi macak-macak
dengan tinggi air
sekitar 5 cm
dan diberakan selama
satu minggu. Selanjutnya
dilakukan pengairan secara bertahap, hari pertama setinggi 10 cm, hari kedua 20
cm, hari ketiga 30-40 cm dan dibiarkan selama kira-kira satu minggu sampai
kelekap tumbuh subur. Selanjutnya air ditambahkan lagi hingga 40-50 cm dan
tambak siap ditebari benih ikan bandeng. Pada waktu pengisian air, pintu air
harus dipasang saringan yang cukup rapat untuk menghindari masuknya organisme
predator.
Penebaran Benih
Benih
(nener) ikan bandeng yang ditebar adalah
benih yang berada dalam tahap akhir
masa larva, yang secara alami dijumpai
di perairan pantai dengan panjang tubuh total
10-16 mm. Apabila penebaran
menggunakan benih ikan bandeng
yang dihasilkan dari panti pembenihan maka benih tersebut merupakan benih yang
berumur 21-25 hari.
- Padat tebar
Padat tebar yang
baik untuk lama penggelondongan 40-60 hari adalah 10-12 ekor/m2. Sebelum
penebaran dilakukan, benih perlu diaklimatisasi
terhadap kondisi lingkungan (suhu dan
salinitas) medium tambak
penggelondongan. Pertama sekali
benih ditempatkan dalam suatu
wadah, kemudian air
dari tambak sedikit
demi sedikit dimasukkan
ke dalam wadah tersebut dengan
selang melalui salah satu sisi wadah, sedangkan dari sisi lain air dari wadah disipon keluar
dengan menggunakan selang
yang dilengkapi saringan
sehingga dengan demikian akhirnya
kondisi suhu dan salinitas air dalam wadah menjadi sama dengan kondisi air
dalam tambak. Setelah aklimatisasi benih selesai dilakukan, selanjutnya benih
dapat ditebar ke tambak.
Pemeliharaan
- Pengelolaan air
Kegiatan rutin
setelah penebaran benih
adalah pengamatan untuk mempertahankan kualitas air
yang baik dan
tersedianya organisme pakan
yang cukup di
dalam tambak. Pengelolaan kualitas
air ditujukan untuk memberikan kondisi media
hidup yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Selama penggelondongan harus
dijaga agar salinitas
dan ketinggian air
selalu stabil dan ketinggian air dipertahankan 40-50 cm.
Laju penguapan dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan salinitas berubah
(berfluktuasi) dan kondisi seperti ini memungkinkan dapat menghambat pertumbuhan
alga dasar dan
sebaliknya dapat menyuburkan
pertumbuhan jenis plankton lain yang tidak diinginkan sebagai pakan
alami ikan bandeng.
Dalam penggelondongan nener
bandeng yang baik,
alga dasar tambak
tumbuh dengan subur dan
warna airnya yang
jernih. Namun apabila
jenis plankton lain
yang tumbuh subur seperti protozoa, flagellata, fitoflagellata dan rotifera maka warna air akan berubah menjadi
kuning atau coklat.
Akibatnya kandungan oksigen
dalam air menjadi semakin rendah dan
akhirnya dapat menyebabkan kematian
ikan bandeng secara massal. Oleh
karena itu, perlu adanya penambahan/ penggantian air laut yang baru.
Penggantian air dapat dilakukan secara
gravitasi dengan pemanfaatan
gerakan air pasang
surut atau pompanisasi.
- Pemupukan susulan
Setelah penebaran
benih, kelekap sebagai pakan alami semakin
lama akan semakin berkurang sehingga
perlu adanya pemupukan
susulan agar kelekap
dapat tumbuh secara
kontinuinitas. Pemupukan susulan satu sampai dua minggu sekali, hal ini
tergantung dari nilai kesuburan
tambak dan dimulai 2-3 minggu setelah
penebaran. Pupuk susulan yang
digunakan masing-masing Urea 15-25 kg/ha dan SP36 10-15 kg/ha dan ditambah pupuk perangsang seperti Forest,
Ladan, Ursal, dan lain-lain sebanyak 1
kg/ha.
- Pengendalian hama dan penyakit
Hama di tambak dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu; predator, kompetitor,
dan organism penggangu. Predator terdiri
dari burung, lingsang,
reptil, ikan dan
manusia. Kompetitor termasuk ikan herbivora dan beberapa jenis moluska. Organisme penggangu terdiri dari berbagai species insekta
dan cacing.
Cara
pemberantasan hama yang lazim dilakukan
di tambak adalah pengeringan dan
penggunaan beberapa jenis
pestisida maupun racun
tanaman. Tahap pertama pemberantasan hama
adalah pengeringan tanah
dasar. Pengeringan ini
selain berfungsi mengoksidasi
bahan organik dan mengeraskan tanah dasar juga membantu pemberantasan
berbagai ikan liar,
moluska, kepiting, cacing
serta organisme hama
lainnya. Apabila pengeringan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh, maka
pada bagian yang tergenang ditambahkan
obat pemberantas hama. Untuk keperluan ini dapat digunakan Rotenon dalam bentuk
akar tuba (Dheris sp) sebanyak 4-5 kg/ha. Selain itu, dapat juga digunakan
Saponin dalam bentuk biji
(Camelia sinensis) sebanyak
25-30 kg/ha atau
nikotin dalam bentuk serbuk tembakau dengan dosis 200-500
kg/ha.
- Lama pemeliharaan
Penggelondongan
nener bandeng biasanya sudah mencapai standar ukuran 7-10 cm setelah masa
pemeliharaan 40-60 hari.
Ukuran ini merupakan
yang tepat sebagai gelondongan untuk
penebaran berikutnya baik
untuk tujuan bandeng
umpan maupun konsumsi.
- Cara Panen
Pemanenan
dilakukan untuk tujuan pemeliharaan berikutnya,
oleh karena itu
hasil panen harus dalam keadaan hidup. Pemanenan dapat dilakukan pada
pagi, sore atau malam hari. Pemanenan pada waktu air pasang dapat dilakukan
dengan cara memasukkan air baru ke dalam tambak. Hal ini menyebabkan ikan-ikan
bergerak menuju arah masuknya air dan berkumpul di dekat pintu air. Dengan
menggunakan jaring, prayang atau
pukat ikan-ikan digiring menuju
pintu air, kemudian
secara perlahan-lahan lingkaran
jaring diperkecil sehinggga
ikan-ikan terkurung di dekat pintu. Penangkapan pada waktu air surut dilakukan
terlebih dahulu mengurangi air tambak
sehingga air tersisa di dalam caren
sekitar 20 cm. Ikan digiring perlahan-lahan dan lingkaran diperkecil sehingga
ikan dapat berkumpul dekat pintu.
Penangkapan
ikan harus dilakukan
sangat hati-hati untuk
mencegah kemungkinan luka-luka pada tubuh
ikan dan kehilangan sisik akibat gesekan. Jika lokasi pengangkutan agak jauh, ikan perlu
dipak terlebih dahulu dalam kantong plastik yang telah berisi air laut dengan
kepadatan 25-50 ekor/liter sesuai ukuran ikan diberi oksigen dengan perbandingan
air dan oksigen 1:1,5 atau 1:2 tergantung jarak jauh pengangkutan.
Sy tebar benur sebanyak 10 ribu ekor dan nener 3000 ekor ke tambak seluas kurang lebih satu ha tp setelah berumur satu bulan tiba2 pintu air tambak sy jebol munkin di karenakan hantaman air pasang yg bgt besar PD saat itu dan di luar pengawasan sy atas kejadian ini sebagian besar bibit sy ga tauw ke mana lagi apakah ikut hanyut keluar sungai atau entalah kemana karena PD waktu itu tambak sebagian menjadi kering
BalasHapus