Selasa, 21 Maret 2017

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN PATIN (Pangasius sutchi. F)



 Ikan patin (Pangasius sutchi. F) merupakan salah komoditas ikan air tawar pendatang baru, yang di datangkan ke Indonesia pertama kali pada tahun 1969, dan mulai berhasil dikembang biakan pada tahun 1972. Di negara aslinya, patin biasanya berpijah pada bulan maret – mei, sedangkan di Indonesia berpijah  pada musim penghujan antara bulan  oktober sampai april setiap tahunnya. Untuk pengembang biakannya baru bisa dilakukan secara buatan atau cara kawin suntik (induce breeding).
TEKNIK  PEMBENIHAN IKAN PATIN
Dalam budidaya perikanan, pembenihan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan yang dilakukan secara terbatas pada segmen produksi benih, yang meliputi pengelolaan induk, pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga benih siap didederkan.
Proses pemijahan sampai pemeliharaan larva dilakukan di dalam hatcery, sedangkan pendeder annya  bisa dilakukan dikolam atau bak pendederan
1. Sarana dan Prasarana
a. Bangunan
            Beberapa bangunan yang dibutuhkan dalam usaha pembenihan patin diantaranya, kolam atau bak pemeliharaan induk dan pendederan benih, hetchery yang di lengkapi dengan wadah pemijahan, wadah penetasan dan wadah pemeliharaan larva.
b. Alat-alat
Peralatan yang harus disiapkan untuk menunjang kelancaran produksi antara lain alat induce breeding, blower, pompa air, water heater dan alat-alat perikanan.    
c. Bahan
Bahan-bahan pokok yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pembenihan yaitu pakan induk, pakan larva, kelenjar hipofisa atau hormon buatan, pupuk,kapur dan obat-obatan.  
2. Pengelolaan Induk
Induk merupakan sarana produksi paling penting dalam usaha pembenihan, sehingga pengelolaan induk merupakan salah satu kegiatan  yang harus diprioritaskan agar diperoleh induk siap pijah yang berkualitas unggul. Pengelolaan induk patin  meliputi pengelolaan kolam, air dan pakan.  Induk patin jantan dan betina dapat dipelihara dalam satu kolam dengan padat tebar 4 kg /m2. Air kolam dengan debit 10-15 liter/menit dapat berasal dari sungai, atau sumber air lainnya Pakan tambahan dengan kadar protein 30-35 %, diberikan 3 kali/hari sebanyak 3% bobot biomas.
a. Pemijahan
Sampai saat ini ikan patin hanya berpijah sekali dalam setahun pada musim penghujan, dan baru bisa dipijahkan dengan cara pemijahan buatan ( induce breeding ) yaitu dengan jalan menyuntikan hormon tertentu kedalam tubuh induk dengan tujuan untuk merangsang terjadinya pemijahan (ovulasi)
b. Seleksi Induk
            Induk patin dapat dipijahkan setelah berumur   2-3 tahun, dengan bobot 2-5 kg/ekor. Ciri – ciri induk betina yang telah matang gonad antara lain, bagian perut membesar kearah lubang genital, alat kelaminnya berwarna kemerahan, dan agak menonjol. Jika bagian perut diraba akan terasa lembek. Sedangkan ciri-ciri induk jantan yang siap dipijahkan adalah bila bagian perut diurut kearah anus akan keluar cairan putih dan kental (sperma).
c. Penyuntikan
            Hormon  untuk penyuntikkan patin dapat meng gunakan kelenjar hypophisa yang diambil dari donor ikan sejenis atau dari jenis ikan lain yang bersifat universal yaitu ikan mas sebanyak 3 dosis, Atau menggunakan hormon buatan seperti ovaprim atau
 chorulon  dengan  dosis 0,5-0,7 ml/kg induk. Penyuntikan dilakukan 2 kali, dengan interval  selama 6-8 jam.
3. Mengeluarkan telur dan pembuahan
Setelah 6-8 jam dari penyuntikan ke dua, induk betina akan menunjukan tanda-tanda akan memijah (ovulasi). Induk betina segera ditangkap kemudian di lakukan pengurutan untuk mengeluarkan telur, dan bersamaan dengan itu induk jantan juga ditangkap untuk diambil spermanya. Selanjutnya, telur dan sperma diaduk menggunakan bulu ayam. Pengadukan dilakukan dengan hati-hati agar telur ikan tidak pecah atau cacat. Pengadukan telur dan sperma harus dilaku kan hingga merata. Setiap kilogram induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 200.000 – 240.000 butir.
4. Penetasan
Telur-telur yang telah dicampur dengan sperma segera ditebarkan merata didasar wadah penetasan yang telah disiapkan sebelumnya. Telur-telur yang dibuahi berwarna kuning kecoklatan dan jernih sedangkan telur yang mati berwarna putih. Telur yang di buahi akan menetas setelah 24-36 jam pada suhu 28-30oC. Daya tetas telur sangat dipengaruhi oleh kualitas telur, dan kualitas air dalam wadah penetasan.
5. Pemeliharaan larva
Larva yang baru menetas masih memiliki kuning telur(egg yolk) sebagai persedian makanan yang akan habis setelah larva berumur 2 hari. Setelah itu larva harus segera diberi pakan karena larva yang lapar akan memangsa temannya sendiri (kanibalisme), Untuk menurunkan sifat tersebut dapat dilakukan dengan cara mengurangi kepadatan dan memberi pakan secukupnya. Kepadatan larva ikan patin pada wadah pemeliharaan sebanyak 50-100 ekor/liter air.  Pakan yang diberikan adalah nauplius artemia yang diberikan 8-10 kali sehari. Sedangkan benih yang telah berumur di atas 6 hari diberi pakan cacing tubifex. Pemeliharaan larva dilakukan selama 1 bulan, atau sampai benih berukuran  rata- rata 1 inci. Hasil yang diperoleh setiap kilogram induk antara 50.000-60.000 ekor benih.
6. Pendederan
Pendederan benih patin merupakan salah satu tahap kegiatan pembenihan untuk mendapatkan benih patin yang siap dibesarkan. Pendederan benih patin biasanya dilakukan dalam bak atau kolam pendedran. Persiapan kolam, pemupukan maupun pemeliharaan benih patin selama di kolam pendederan, sama seperti yang biasa dilakukan untuk pendederan jenis – jenis ikan lain. Lama pemeliharaan benih berkisar antara 18 -21 hari atau sampai  benih mencapai ukuran 2 inci ( 5 cm).

1 komentar:

  1. Thanks infonya, jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2OZLaHI

    BalasHapus

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...