Ikan patin (Pangasius sutchi. F) merupakan salah
komoditas ikan air tawar pendatang baru, yang di datangkan ke Indonesia pertama
kali pada tahun 1969, dan mulai berhasil dikembang biakan pada tahun 1972. Di
negara aslinya, patin biasanya berpijah pada bulan maret – mei, sedangkan di
Indonesia berpijah pada musim penghujan
antara bulan oktober sampai april setiap
tahunnya. Untuk pengembang biakannya baru bisa dilakukan secara buatan atau
cara kawin suntik (induce breeding).
TEKNIK PEMBENIHAN
IKAN PATIN
Dalam budidaya
perikanan, pembenihan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ikan yang dilakukan
secara terbatas pada segmen produksi benih, yang meliputi pengelolaan induk,
pemijahan, penetasan, pemeliharaan larva hingga benih siap didederkan.
Proses pemijahan sampai pemeliharaan larva dilakukan di dalam hatcery,
sedangkan pendeder annya bisa dilakukan
dikolam atau bak pendederan
1. Sarana dan
Prasarana
a. Bangunan
Beberapa
bangunan yang dibutuhkan dalam usaha pembenihan patin diantaranya, kolam atau
bak pemeliharaan induk dan pendederan benih, hetchery yang di lengkapi dengan
wadah pemijahan, wadah penetasan dan wadah pemeliharaan larva.
b. Alat-alat
Peralatan yang harus disiapkan untuk menunjang kelancaran produksi
antara lain alat induce breeding, blower, pompa air, water heater dan alat-alat
perikanan.
c. Bahan
Bahan-bahan pokok yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan pembenihan
yaitu pakan induk, pakan larva, kelenjar hipofisa atau hormon buatan,
pupuk,kapur dan obat-obatan.
2. Pengelolaan Induk
Induk merupakan
sarana produksi paling penting dalam usaha pembenihan, sehingga pengelolaan
induk merupakan salah satu kegiatan yang
harus diprioritaskan agar diperoleh induk siap pijah yang berkualitas unggul.
Pengelolaan induk patin meliputi
pengelolaan kolam, air dan pakan. Induk
patin jantan dan betina dapat dipelihara dalam satu kolam dengan padat tebar 4
kg /m2. Air kolam dengan debit 10-15 liter/menit dapat berasal dari sungai,
atau sumber air lainnya Pakan tambahan dengan kadar protein 30-35 %, diberikan
3 kali/hari sebanyak 3% bobot biomas.
a. Pemijahan
Sampai saat ini
ikan patin hanya berpijah sekali dalam setahun pada musim penghujan, dan baru
bisa dipijahkan dengan cara pemijahan buatan ( induce breeding ) yaitu dengan
jalan menyuntikan hormon tertentu kedalam tubuh induk dengan tujuan untuk
merangsang terjadinya pemijahan (ovulasi)
b. Seleksi Induk
Induk
patin dapat dipijahkan setelah berumur
2-3 tahun, dengan bobot 2-5 kg/ekor. Ciri – ciri induk betina yang telah
matang gonad antara lain, bagian perut membesar kearah lubang genital, alat
kelaminnya berwarna kemerahan, dan agak menonjol. Jika bagian perut diraba akan
terasa lembek. Sedangkan ciri-ciri induk jantan yang siap dipijahkan adalah
bila bagian perut diurut kearah anus akan keluar cairan putih dan kental (sperma).
c. Penyuntikan
Hormon untuk penyuntikkan patin dapat meng gunakan
kelenjar hypophisa yang diambil dari donor ikan sejenis atau dari jenis ikan
lain yang bersifat universal yaitu ikan mas sebanyak 3 dosis, Atau menggunakan
hormon buatan seperti ovaprim atau
chorulon
dengan dosis 0,5-0,7 ml/kg induk.
Penyuntikan dilakukan 2 kali, dengan interval
selama 6-8 jam.
3. Mengeluarkan
telur dan pembuahan
Setelah 6-8 jam dari penyuntikan ke dua, induk betina akan menunjukan
tanda-tanda akan memijah (ovulasi). Induk betina segera ditangkap kemudian di
lakukan pengurutan untuk mengeluarkan telur, dan bersamaan dengan itu induk
jantan juga ditangkap untuk diambil spermanya. Selanjutnya, telur dan sperma
diaduk menggunakan bulu ayam. Pengadukan dilakukan dengan hati-hati agar telur
ikan tidak pecah atau cacat. Pengadukan telur dan sperma harus dilaku kan
hingga merata. Setiap kilogram induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak
200.000 – 240.000 butir.
4. Penetasan
Telur-telur
yang telah dicampur dengan sperma segera ditebarkan merata didasar wadah
penetasan yang telah disiapkan sebelumnya. Telur-telur yang dibuahi berwarna
kuning kecoklatan dan jernih sedangkan telur yang mati berwarna putih. Telur
yang di buahi akan menetas setelah 24-36 jam pada suhu 28-30oC. Daya
tetas telur sangat dipengaruhi oleh kualitas telur, dan kualitas air dalam
wadah penetasan.
5. Pemeliharaan
larva
Larva yang baru
menetas masih memiliki kuning telur(egg yolk) sebagai persedian makanan yang
akan habis setelah larva berumur 2 hari. Setelah itu larva harus segera diberi
pakan karena larva yang lapar akan memangsa temannya sendiri (kanibalisme),
Untuk menurunkan sifat tersebut dapat dilakukan dengan cara mengurangi
kepadatan dan memberi pakan secukupnya. Kepadatan larva ikan patin pada wadah
pemeliharaan sebanyak 50-100 ekor/liter air.
Pakan yang diberikan adalah nauplius artemia yang diberikan 8-10 kali
sehari. Sedangkan benih yang telah berumur di atas 6 hari diberi pakan cacing
tubifex. Pemeliharaan larva dilakukan selama 1 bulan, atau sampai benih
berukuran rata- rata 1 inci. Hasil yang
diperoleh setiap kilogram induk antara 50.000-60.000 ekor benih.
6. Pendederan
Pendederan
benih patin merupakan salah satu tahap kegiatan pembenihan untuk mendapatkan
benih patin yang siap dibesarkan. Pendederan benih patin biasanya dilakukan
dalam bak atau kolam pendedran. Persiapan kolam, pemupukan maupun pemeliharaan
benih patin selama di kolam pendederan, sama seperti yang biasa dilakukan untuk
pendederan jenis – jenis ikan lain. Lama pemeliharaan benih berkisar antara 18
-21 hari atau sampai benih mencapai
ukuran 2 inci ( 5 cm).
Thanks infonya, jangan lupa kunjungi website kami http://bit.ly/2OZLaHI
BalasHapus