Jumat, 03 Agustus 2018

PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN BANDENG


I. PENDAHULUAN

          Ikan bandeng merupakan salah satu spesies ikan yang mempunyai nilai ekonomis untuk dikembangkan budidayanya. Jenis ikan ini sudah dikenal masyarakat luas dan sudah menjadi kegemaran serta kebutuhan konsumsi. Permintaan pasar akan ikan bandeng akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan, sehingga hal ini menjadi suatu tantangan bagi pembudidaya untuk memenuhi permintaan tersebut.
Beberapa permasalahan yang dihadapai oleh petani tambak saat ini terutama petani tambak bandeng sederhana adalah masalah kesuburan tanah. Disinyalir beberapa areal tambak mengalami perubahan struktur tanah. Tanah dasar tambak menjadi keras dan kesulitan dalam menumbuhkan klekap selanjutnya ikan bandeng akan kekurangan makanan alami yang menyebabkan pertumbuhannya menjadi terhambat. Dalam kondisi tersebut ikan bandeng akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga memungkinkan terjadinya serangan penyakit, walaupun dalam budidaya ikan bandeng hingga saat ini belum terdengar adanya serangan penyakit, tetapi alangkah baiknya mengkondisikan ikan tersebut dalam keadaan sehat dan menghindari hal-hal yang bisa mengakibatkan timbulnya penyakit.

II. DESKRIPSI IKAN BANDENG

2.1.   Klasifikasi dan Morfologi
Secara taksonomi (Saanin,1968). Bandeng dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Class          :  Pisces
Sub Class   : Teleostei
Ordo          : Mata Copterygii
Genus        :  Chanos
Spesies      :  Chanos chanos Forskal
Bandeng di Indonesia dikenal juga dengan nama Bandang, Bolu, Muloh, dan Agam, tetapi dalam perdagangan internasional Bandeng dikenal dengan sebutan Milk fish.
Bandeng memiliki karakteristik badan yang langsing berbentuk torpedo, dengan  sirip ekor yang bercabang, mulut terletak di ujung kepala dengan rahang tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata, mata diselimuti selaput bening. Panjang badan di laut dapat mencapai 1 meter tetapi dalam tambak panjangnya tidak lebih dari 50 cm. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang dan memang dipanen sebelum mencapai ukuran maksimal.

2.2.   Habitat
Untuk hidup dengan baik bandeng menghendaki beberapa persyaratan lingkungan tertentu, persyaratan dimaksud adalah kualitas air; suhu 25-35 0 C, salinitas 25-32, kecerahan 25-30, pH 7,6-8,6, dan DO 3,0-5,2. Disamping itu faktor makanan, pembuasan, hama dan penyakit juga sangat mempengaruhi kehidupan ikan bandeng di tambak.

2.3.   Makanan
Bandeng adalah ikan herbivora yang memanfaatkan klekap, lumut dan plankton sebagai makanan utamanya dalam tambak, ketiga sumber makanan tersebut menghendaki persyaratan lingkungan tertentu untuk mendukung kehidupannya diantaranya suhu, karbondioksida, oksigen, pH dan salinitas tertentu. 

III.  BUDIDAYA IKAN BANDENG

3.1.   Persiapan Tambak
Persiapan tambak yang dilakukan meliputi perbaikan konstruksi, pintu air, saluran air, serta pematang. Pengeringan dilakukan 1-2 hari untuk menguapkan gas-gas beracun dan bibit penyakit yang ada di dalam tanah selanjutnya dilakukan pengapuran dan pemupukan untuk menumbuhkan klekap.

3.2.   Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan setelah klekap tumbuh sebelum benih ditebar terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dan salinitas air untuk menghindari terjadinya stress. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu udara dalam kondisi rendah.

3.3.   Pemberian Pakan
      Pakan utama bandeng di dalam tambak adalah klekap, yaitu kumpulan berbagai jenis jazad dasar dengan komponen utama terdiri dari algae biru (Cyanophyceae) dan diatomae (Bacillariophceae) selain itu ikan bandeng juga membutuhkan pakan tambahan agar tumbuh dengan baik, pakan tambahan yang diberikan adalah roti BS dengan dosis 5-0 % dari berat badan per hari.

3.4.   Pengelolaan Kualitas Air
Pengamatan terhadap kualitas air perlu dilakukan terus menerus untuk mempertahankan kualitas air yang baik. Tindakan yang perlu dilakukan adalah penggantian air sesuai dengan kebutuhan.  Pengelolaan kualitas air ditujukan untuk memberikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan ikan bandeng.

3.5.   Monitoring Hama
Jenis hama yang sering ditemukan seperti ikan payus, kerong-kerong, kakap, kepiting dan trisipan. Keberadaan hama ini dapat menimbulkan persaingan di dalam tambak, oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan monitoring untuk menanggulangi hal tersebut.

IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN
4.1.   Penyakit dan Penyebab timbulnya Penyakit
              Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan gangguan pada ikan, sehingga dapat menimbulan kerugian dalam bereproduksi.
           Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu kondisi lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
Kemungkinan adanya serangan penyakit pada budidaya ikan bandeng dapat terjadi dalam setiap tahapan dalam kehidupannya mulai dari telur sampai bandeng dewasa.
Ada 2 cara yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kemungkinan adanya serangan penyakit pada ikan bandeng yaitu tindakan pencegahan dan pengobatan.

4.2.   Pencegahan
Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif untuk menanggulangi timbulnya penyakit, upaya pencegahan dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu proteksi dan prevensi
a.  Proteksi
Proteksi adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan seoptimal mungkin agar dapat mendukung kehidupan ikan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkondisikan lingkungan tersebut adalah : 
- Kualitas air
Air yang masuk ke dalam tambak harus dipastikan dalam kondisi bebas bibit penyakit, sehingga pada pintu air tersebut perlu dipasang filter. Kedalaman air juga tetap harus dipertahankan antara 1-1,2 m kedalaman air ini berkaitan dengan fluktuasi suhu sehingga dapat mengurangi terjadinya stress.
- Pakan
Kepadatan pakan alami plankton berkaitan dengan tingkat kecerahan air, semakin rendah kecerahan menunjukan kepadatan plankton semakin tinggi. Untuk menjaga kualitas air agar tetap layak untuk pertumbuhan bandeng, maka dilakukan penggantian air serta pemupukan susulan untuk penumbuhan klekap, kepadatan plankton dipertahankan pada kecerahan 35-45 cm.
- Monitoring
Kegiatan monitoring sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi pertambakan, sehingga bila ditemui permasalahan dapat segera dilakukan tindakan penanggulangan.

b.  Prevensi
Prevensi yaitu mengkondisikan ikan agar tahan terhadap kemungkinan adanya serangan penyakit . Beberapa hal yang perlu kita lakukan yaitu:
- Seleksi Benih
 
Benih-benih bandeng yang akan ditebar dipastikan dalam kondisi sehat dan tidak membawa bibit penyakit dari tempat asalnya, oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan benih yang memenuhi kriteria tersebut.
- Mengurangi terjadinya stress
Ikan yang mengalami stress akan menurunkan daya tahan tubuhnya, sehingga dalam kondisi tersebut ikan mudah terserang penyakit
- Mengatur padat tebar
Padat tebar benih perlu diatur agar tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen dan ruang gerak dan sedapat mungkin menghindari terjadinya pergesekan langsung yang dapat mengakibatkan luka dan dapat menjadi media bersarangnya penyakit.

4.3.   Pengobatan
Tindakan pengobatan merupakan alternatif terakhir yang perlu kita lakukan apabila ikan bandeng terserang penyakit, meskipun akhir – akhir ini jarang ditemukan adanya serangan penyakit pada budidaya bandeng, namun demikian ada beberapa jenis ectoparasit yang pernah dilaporkan menyerang ikan ini. Oleh karena ikan bandeng merupakan ikan yang jarang terserang penyakit, sehingga tindakan pengobatan dengan penggunaan  jenis obat  dari bahan kimia belum ditetapkan secara pasti, oleh karena itu pendekatan alamiah dengan pemanfaatan obat alami saat ini lebih dikedepankan.
Untuk pengobatan dengan menggunakan bahan alami yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan tumbuhan “SAGA”.
-        Saga dapat ditemukan di hutan, semak belukar, atau ditanam sekitar pekarangan rumah sebagai tanaman obat, merupakan tumbuhan topis dan subtropis serta dapat ditemukan dari 1-1.000 m dpl.
-        Khasiat ; Membunuh parasit, anti radang, melancarkan pengeluaran nanah, bercak-bercak berwarna pada kulit yang terpapar, penyejuk pada selaput lendir.   
-        Adapun jenis penyakit yang pernah dilaporkan menyerang ikan ini berikut penyebab dan pengobatannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

NO
JENIS PENYAKIT/ PENYEBAB
GEJALA SERANGAN
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
1.
Sisik/kulit kotor:
Caligus Sp
Piscicolla Sp
Nafsu makan berkurang,Susunan sisik rusak,
Ikan terlihat malas
-
Batang+daun 15-20 g ditumbuk halus  +larutan NaCl 1l, rendam 2-3 jam.
2.
Sirip ekor :
Fiorrot disease
Sirip-sirip terutama sirip ekor menjadi  patah dan rusak
-
Akar+Biji +Daun saga 10-15 gram direbus dalam 1ltr air+0,5 larutan garam, lakukan perendaman 1-2 jam sampai terlihat gejala kesembuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional, 1998. Produksi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Kelas benih Sebar. Departemen Pertanian. Jakarta.
Murthala, Dia. 2004. Pembesaran Ikan Bandeng di BBPBAP Jepara Jawa Tengah. Jurusan Penyuluhan Perikanan STPP Bogor. Bogor.
Murtidjo, B. 2002. Budidaya dan Pembenihan  Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.
Wijayakusuma, Hembing dkk. 1995.  Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta
Santoso B. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Bandeng Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...