I. PENDAHULUAN
Ikan
bandeng merupakan salah satu spesies ikan yang mempunyai nilai ekonomis untuk
dikembangkan budidayanya. Jenis ikan ini sudah dikenal masyarakat luas dan
sudah menjadi kegemaran serta kebutuhan konsumsi. Permintaan pasar akan ikan
bandeng akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan, sehingga hal ini menjadi
suatu tantangan bagi pembudidaya untuk memenuhi permintaan tersebut.
Beberapa
permasalahan yang dihadapai oleh petani tambak saat ini terutama petani tambak
bandeng sederhana adalah masalah kesuburan tanah. Disinyalir beberapa areal
tambak mengalami perubahan struktur tanah. Tanah dasar tambak menjadi keras dan
kesulitan dalam menumbuhkan klekap selanjutnya ikan bandeng akan kekurangan
makanan alami yang menyebabkan pertumbuhannya menjadi terhambat. Dalam kondisi
tersebut ikan bandeng akan mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga
memungkinkan terjadinya serangan penyakit, walaupun dalam budidaya ikan bandeng
hingga saat ini belum terdengar adanya serangan penyakit, tetapi alangkah
baiknya mengkondisikan ikan tersebut dalam keadaan sehat dan menghindari
hal-hal yang bisa mengakibatkan timbulnya penyakit.
II. DESKRIPSI IKAN BANDENG
2.1. Klasifikasi dan Morfologi
Secara taksonomi
(Saanin,1968). Bandeng dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Class
: Pisces
Sub Class : Teleostei
Ordo :
Mata Copterygii
Genus : Chanos
Spesies : Chanos
chanos Forskal
Bandeng di
Indonesia dikenal juga dengan nama Bandang, Bolu, Muloh, dan Agam, tetapi dalam
perdagangan internasional Bandeng dikenal dengan sebutan Milk fish.
Bandeng memiliki
karakteristik badan yang langsing berbentuk torpedo, dengan sirip ekor yang bercabang, mulut terletak di
ujung kepala dengan rahang tanpa gigi, lubang hidung terletak di depan mata,
mata diselimuti selaput bening. Panjang badan di laut dapat mencapai 1 meter
tetapi dalam tambak panjangnya tidak lebih dari 50 cm. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ruang dan memang dipanen sebelum mencapai ukuran maksimal.
2.2.
Habitat
Untuk hidup
dengan baik bandeng menghendaki beberapa persyaratan lingkungan tertentu,
persyaratan dimaksud adalah kualitas air; suhu 25-35 0 C, salinitas
25-32, kecerahan 25-30, pH 7,6-8,6, dan DO 3,0-5,2. Disamping itu faktor
makanan, pembuasan, hama dan penyakit juga sangat mempengaruhi kehidupan ikan
bandeng di tambak.
2.3.
Makanan
Bandeng adalah ikan herbivora yang
memanfaatkan klekap, lumut dan plankton sebagai makanan utamanya dalam tambak,
ketiga sumber makanan tersebut menghendaki persyaratan lingkungan tertentu untuk mendukung
kehidupannya diantaranya suhu, karbondioksida, oksigen, pH dan salinitas
tertentu.
III. BUDIDAYA
IKAN BANDENG
3.1. Persiapan Tambak
Persiapan tambak
yang dilakukan meliputi perbaikan konstruksi, pintu air, saluran air, serta
pematang. Pengeringan dilakukan 1-2 hari untuk menguapkan gas-gas beracun dan bibit
penyakit yang ada di dalam tanah selanjutnya dilakukan pengapuran dan pemupukan
untuk menumbuhkan klekap.
3.2. Penebaran Benih
Penebaran benih
dilakukan setelah klekap tumbuh sebelum benih ditebar terlebih dahulu dilakukan
aklimatisasi terhadap suhu dan salinitas air untuk menghindari terjadinya
stress. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu udara dalam
kondisi rendah.
3.3. Pemberian Pakan
Pakan utama bandeng di dalam tambak adalah klekap, yaitu kumpulan
berbagai jenis jazad dasar dengan komponen utama terdiri
dari algae biru (Cyanophyceae) dan
diatomae (Bacillariophceae) selain
itu ikan bandeng juga membutuhkan pakan tambahan agar tumbuh dengan baik, pakan
tambahan yang diberikan adalah roti BS dengan dosis 5-0 % dari berat badan per
hari.
3.4. Pengelolaan Kualitas Air
Pengamatan terhadap kualitas air
perlu dilakukan terus menerus untuk mempertahankan kualitas air yang baik. Tindakan yang perlu
dilakukan adalah penggantian air sesuai dengan kebutuhan. Pengelolaan kualitas air ditujukan untuk
memberikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan ikan bandeng.
3.5. Monitoring Hama
Jenis hama yang sering ditemukan
seperti ikan payus, kerong-kerong, kakap, kepiting dan trisipan. Keberadaan
hama ini dapat menimbulkan persaingan di dalam
tambak, oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan monitoring untuk menanggulangi
hal tersebut.
IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN
4.1. Penyakit dan Penyebab timbulnya Penyakit
Penyakit ikan
adalah segala sesuatu yang dapat menimbulan gangguan pada ikan, sehingga dapat
menimbulan kerugian dalam bereproduksi.
Timbulnya
penyakit pada ikan disebabkan oleh ketidakserasian antara 3 faktor, yaitu
kondisi lingkungan, kondisi ikan itu sendiri, dan organisme patogen.
Kemungkinan
adanya serangan penyakit pada budidaya ikan bandeng dapat terjadi dalam setiap
tahapan dalam kehidupannya mulai dari telur sampai bandeng dewasa.
Ada 2 cara yang
dapat dilakukan dalam menanggulangi kemungkinan adanya serangan penyakit pada
ikan bandeng yaitu tindakan pencegahan dan pengobatan.
4.2. Pencegahan
Pencegahan
merupakan tindakan yang paling efektif untuk menanggulangi timbulnya penyakit,
upaya pencegahan dapat ditempuh dengan 2 cara yaitu proteksi dan prevensi
a. Proteksi
Proteksi adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan
seoptimal mungkin agar dapat mendukung kehidupan ikan. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam mengkondisikan lingkungan tersebut adalah :
- Kualitas air
Air yang masuk ke dalam tambak harus dipastikan dalam kondisi
bebas bibit penyakit, sehingga pada pintu air tersebut perlu dipasang filter. Kedalaman air juga tetap harus
dipertahankan antara 1-1,2 m kedalaman air ini berkaitan dengan fluktuasi suhu
sehingga dapat mengurangi terjadinya stress.
-
Pakan
Kepadatan pakan alami plankton berkaitan dengan tingkat
kecerahan air, semakin rendah kecerahan menunjukan kepadatan plankton semakin
tinggi. Untuk menjaga kualitas air agar tetap layak untuk pertumbuhan bandeng,
maka dilakukan penggantian air serta pemupukan susulan untuk penumbuhan klekap,
kepadatan plankton dipertahankan pada kecerahan 35-45 cm.
-
Monitoring
Kegiatan monitoring sangat penting dilakukan untuk
mengetahui kondisi pertambakan, sehingga bila ditemui permasalahan dapat segera
dilakukan tindakan penanggulangan.
b. Prevensi
Prevensi yaitu mengkondisikan ikan agar tahan terhadap
kemungkinan adanya serangan penyakit . Beberapa hal yang perlu kita lakukan
yaitu:
-
Seleksi Benih
-
Mengurangi terjadinya stress
Ikan yang mengalami stress akan menurunkan daya tahan
tubuhnya, sehingga dalam kondisi tersebut ikan mudah terserang penyakit
-
Mengatur padat tebar
Padat tebar benih perlu diatur agar tidak terjadi
persaingan dalam mendapatkan makanan, oksigen dan ruang gerak dan sedapat
mungkin menghindari terjadinya pergesekan langsung yang dapat mengakibatkan
luka dan dapat menjadi media bersarangnya penyakit.
4.3. Pengobatan
Tindakan
pengobatan merupakan alternatif terakhir yang perlu kita lakukan apabila ikan
bandeng terserang penyakit, meskipun akhir – akhir ini jarang ditemukan adanya
serangan penyakit pada budidaya bandeng, namun demikian ada beberapa jenis
ectoparasit yang pernah dilaporkan menyerang ikan ini. Oleh karena ikan bandeng
merupakan ikan yang jarang terserang penyakit, sehingga tindakan pengobatan
dengan penggunaan jenis obat dari bahan kimia belum ditetapkan secara
pasti, oleh karena itu pendekatan alamiah dengan pemanfaatan obat alami saat
ini lebih dikedepankan.
Untuk pengobatan
dengan menggunakan bahan alami yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan
tumbuhan “SAGA”.
-
Saga dapat ditemukan di hutan, semak belukar, atau
ditanam sekitar pekarangan rumah sebagai tanaman obat, merupakan tumbuhan topis
dan subtropis serta dapat ditemukan dari 1-1.000 m dpl.
-
Khasiat ; Membunuh parasit, anti radang, melancarkan
pengeluaran nanah, bercak-bercak berwarna pada kulit yang terpapar, penyejuk
pada selaput lendir.
-
Adapun jenis penyakit yang pernah dilaporkan menyerang
ikan ini berikut penyebab dan pengobatannya dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
NO
|
JENIS PENYAKIT/
PENYEBAB
|
GEJALA SERANGAN
|
PENGOBATAN
|
|
KIMIA
|
ALAMI
|
|||
1.
|
Sisik/kulit
kotor:
Caligus Sp
Piscicolla Sp
|
Nafsu makan berkurang,Susunan sisik rusak,
Ikan terlihat malas
|
-
|
Batang+daun 15-20 g ditumbuk halus +larutan NaCl 1l, rendam 2-3 jam.
|
2.
|
Sirip ekor :
Fiorrot
disease
|
Sirip-sirip terutama sirip ekor menjadi patah dan rusak
|
-
|
Akar+Biji +Daun saga 10-15 gram direbus dalam 1ltr
air+0,5 larutan garam, lakukan perendaman 1-2 jam sampai terlihat gejala
kesembuhan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Standarisasi Nasional, 1998. Produksi
Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Kelas benih Sebar. Departemen
Pertanian. Jakarta.
Murthala, Dia.
2004. Pembesaran Ikan Bandeng di
BBPBAP Jepara Jawa Tengah. Jurusan Penyuluhan Perikanan STPP Bogor. Bogor.
Murtidjo, B.
2002. Budidaya dan Pembenihan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta.
Wijayakusuma,
Hembing dkk. 1995. Tanaman Berkhasiat
Obat di Indonesia. Pustaka Kartini. Jakarta
Santoso B. dan
Syafei L.S, 2005. Buku
Seri Kesehatan Ikan “Ikan Bandeng Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar