PENDAHULUAN
Tubuh arwana yang bersisik mengkilap dan berwarna
kemerahan tampak indah ketika melenggok diaquarium.Warna dan sosok tubuhnya
adalah daya tarik yang utama.Sebagian orang mempercayai mitos bahwa ikan arwana
adalah ikan pembawa hoki.Arwana dianggap mendatangkan rezeki dan keuntungan
bagi pemiliknya.Keindahan dari sosok tubuhnya juga dianggap dapat menghilangkan
stress.
Sebagai ikan yang terancam punah, arawana
dilindungi dan diawasi oleh pemerintah.Karena itu, ada larangan penangkapan
arwana di perairan alami dan larangang perdagangan arwana hasil tangkapan.Namun
sekarang arwana masih dicari dan diburu orang secara illegal untuk
diperdagangkan.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pemeliharaan arwana adalah serangan penyakit. Secara alami, arwana sudah
memiliki sistem pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya patogen, yaitu :
· Gabungan kulit, sisik, dan lendir yang berfungsi untuk menahan masuknya
bahan yang bersifat toksik (racun).
· Sistem sel darah putih dan organ tubuh ikan, seperti hati yang mampu
menetralisir bahan-bahan yang bersifat toksik.
· Vaksinasi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat
menghambat masuknya penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.
Pemicu munculnya penyakit pada arwana ada tiga,
faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen,
dan kondisi arwana yang lemah.Bila arwana terserang penyakit, dapat dipastikan
ditimbulkan oleh beberapa faktor tersebut.Untuk mencegah dan mengobatinya maka
harus diketahui faktor penyebabnya.
DESKRIPSI
A. Sistematika
Sistematika
arwana golden red menurut Weber dan Beaufort adalah sebagai berikut :
· Filum : Chordata
· Subfilum :
Vertebrata
· Kelas : Pisces
· Subkelas :
Teleostei
· Ordo :
Malacopterygii
· Famili :
Osteoglossidae (Bonytongues)
· Genus : Sclerophagus
· Species :
Sclerophagus formosus
B. Morfologi
Sclerophagus formosus sekarang dikenal sebagai ikan
naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki ciri sebagai berikut :
· Tubuh dan kepalanya tampak padat.
· Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.
· Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan
kiri tubuh 20-24 cm.
· Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
· Ukuran mulutnya lebar dan
rahangnya cukup kokoh.
· Jumlah gigi 15-17 buah.
· Memiliki tutup insang.
· Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
· Sirip anus lebih panjang dari pada sirip punggung, bahkan hampir
mencapai sirip perut,
· Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
· Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik
kepalanya.Batas antara sisik golden red berwarna hitam.Bagian ekor dan sirip
belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu seperti arwana
super red, warna emasnya tidak sampai kepunggung.
C. Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan tawar.Arwana menyukai sungai
yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3
meter.Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi
tanaman air, dan ber-pH agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red
yaitu perairan Riau, Jambi, Medan, dan
Kalimantan.
TEKNIK
PEMIJAHAN
A. Pemilihan Induk
Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih
dahulu. Arwana yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon
induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
· Warna terang dan tidak pudar
· Sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat
· Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan
· Tubuh tidak bengkok
· Tutup insang bekerja sempurna
· Ukuran tubuh dan kepalanya besar
· Lubang mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
· Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
·
Sisiknya besar dan tersusun rapi
B. Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau
memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya
hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis
ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat
dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang
juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal.
Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara
pasti jenis kelamin arwana.Arwana dibiarkan pasangannya dan kawin sendiri secara
alami.
Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua
ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan,
kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel
kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan
arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina
akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk
jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur
tersebut akanmelalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina
selama 40-45 hari.
C. Pemeliharaan Larva
Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat
dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva
hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium,
akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat
menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang
bercahaya redup.Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25
ekor.
D. Pemberian Pakan
Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai
egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan
setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis.Larva dapat diberi
pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus.Setelah 1 minggu
diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak.Arwana
diberi pakan 3-5 kali sehari.Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana
adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
PENYAKIT DAN
PENANGGULANGAN
A. Penyakit bintik putih
Penyebab
penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius
multifiliis.Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang
buruk, suhu yang terlalu rendah, pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain
yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui
air dan kontak langsung antar ikan.
Bagian tubuh
arwana yang diserang adalah sel lendir, sisik, dan lapisan insang. Arwana yang
terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan
tubuhnya kedinding wadah, munculnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan
lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip dan insang.
B. Penyakit penducle
Penyakit ini
sering disebut dengan penyakit air dingin (cold
water descareases) yang bisa terjadi pada suhu 160C. penyebabnya
adalah bakteri Flexbacter psychropahila yang berukuran sekitar 6 mikron.
Arwana yang
terserang penyakit penducle tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul
borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.
C. Penyakit Edward siella
Penyebabnya
adalah bakteri Edward siella terda yang berukuran sekitar 0,5-0,75 mikron.
Jika sudah
terinfeksi penyakit ini, akan muncul luka kecil pada kulit dan daging arwana,
disertai dengan pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan
nanah. Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.
D. Penyakit gatal
Penyakit yang
sering menyerang benih arwana ini disebabkan oleh Trichodina sp. bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan
insang.
Serangan
penyakit gatal ditandai dengan gerakan arwana yang lemah dan sering
menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.
E. Cara Pengobatan
Untuk
mengetahui cara pengobatan arwana yang terserang penyakit dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut :
Tabel 1.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN
|
KIMIA
|
ALAMI
|
Bintik putih
|
Methylene
Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc
larutan tersebut dan encerkan kembali didalam 4 liter air. Arwana yang sakit
selanjutnya direndam didalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman
dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu 1 hari.
|
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan
oleh parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan
yaitu 0,5 ml ekstrak sambang darah untuk
5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari
selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
|
Gatal
|
Arwana yang sakit diobati dengan cara
merendamnya di dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau
150-200 ppm selama 15 menit.
|
Tabel 2. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
NAMA PENYAKIT
|
PENGOBATAN
|
KIMIA
|
ALAMI
|
Penducle
|
Merendam
arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 menit (100 mg/l).
|
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan
oleh bakteri dapat diberikan ekstrak kunyit. Dosis yang digunakan yaitu 0,5
ml ekstrak kunyit untuk 5 liter air.
Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit,
sampai arwana benar-benar sembuh.
|
Edward siella
|
Pengobatan
dengan bahan kimia dapat dilakukan dengan mencampur Sulfamerazine ke dalam
pakan. Dosis yang digunakan adalah 100-200 mg untuk setiap 1 kg berat arwana.
Sulfamerazine tersebut diencerkan di dalam 1 m3 air bersih dan
disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kering dan diberikan kepada
arwana berturut-turut selama 3 hari.
|
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap
Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka,
2004).
Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan
Obat Indonesia”. (Jakarta: Puspa Swara, anggota IKAPI 2004).
Saluraban H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.