Senin, 28 Agustus 2017

PEMBUKUAN DAN ADMINISTRASI KELEMBAGAAN KELOMPOK PELAKU UTAMA PERIKANAN

Administrasi kelompok adalah segala pencatatan yang mencatat segala kegiatan kelompok, sedangkan pembukuan adalah pencatatan transaksi secara kronologis dan sistematis. Administrasi kelompok menjadi sangat penting dibuat guna mengetahui sejauh mana perkembangan anggota kelompok, partisipasinya dalam kelompok, permasalahan, dan keputusan-keputusan yang pernah diambil, dsb.

Manfaat Administrasi/Pembukuan Kelompok
Administrasi diperlukan untuk menyediakan informasi tentang keadaan keuangan kelompok pada saat-saat tertentu, baik bagi anggota maupun bagi pihak lain.

Pembukuan diperlukan untuk menjaga keakuratan catatan atas semua transaksi dan keputusan-keputusan yang dibuat dalam kelompok. Informasi ini dapat digunakan sebagai: (1) Alat Kontrol; (2) Alat Dokumentasi; (3) Alat/bahan pengambilan keputusan kelompok; (4) Alat monitoring perkembangan kelompok; (5) Alat Evaluasi; dan (6) Alat memupuk kepercayaan anggota.

Administrasi Kelompok

Pada dasarnya administrasi kelompok terbagi atas 2 (dua) bagian yakni administrasi organisasi dan administrasi keuangan.

1. Administrasi Organisasi
Setidaknya dalam administrasi organisasi kelompok diperlukan buku-buku sebagai berikut: 

a. Buku daftar pengurus dan anggota 


b. Buku notulen pertemuan


c. Buku tamu dan bimbingan



d. Buku kegiatan / pertemuan


e. Buku daftar hadir kegiatan 


Administrasi organisasi ini umumnya dikerjakan oleh sekretaris.

2. Administrasi Keuangan

Setiap kelompok, wajib mengelola administrasi keuangan dengan baik yaitu sesuai jenis serta diisi dengan tertib, teratur dan benar. Dengan administrasi keuangan yang baik, keuangan kelompok dapat terkendali dan pada waktu tertentu akan mudah untuk diketahui, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.


Informasi kondisi keuangan kelompok bermanfaat untuk: 


a. Alat monitor perkembangan keuangan; 


b. Alat pengendalian keuangan; 


c. Alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan/sasaran dari setiap kegiatan atau usaha; dan 


d. Alat manajemen dalam pengambilan keputusan


Model pembukuan keuangan yang digunakan kelompok adalah model yang sederhana, mudah dipahami sehingga diharapkan akan sangat membantu pengurus/bendahara dalam memper-tanggungjawabkan keuangan dan diharapkan pula banyak anggota yang bisa mengerjakan dan memahaminya.

Beberapa buku keuangan yang diperlukan adalah:

a. Buku Kas Kelompok


b. Buku Simpan/Pinjam Anggota


c. Buku Tabungan Anggota 

Administrasi keuangan ini umumnya dikerjakan oleh bendahara.

Selain buku-buku tersebut diatas, kebutuhan akan jenis buku akan berkembang sesuai dengan dinamika atau perkembangan yang terjadi dalam kelompok.

Kamis, 24 Agustus 2017

PEMBENIHAN IKAN ARWANA


PENDAHULUAN
Ikan arwana adalah salah satu jenis ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini juga termasuk salah satu jenis ikan hias yang sangat digemari kebanyakan orang, saking digemarinya ikan arwana ini harga untuk satu ikan arwana bisa mencapai 5-10 juta per ekor. Karena itulah, ikan ini sangat cocok dibudidayakan. Banyak orang yang membudidayakan ikan ini baik dengan menggunakan kolam besar maupun akuarium.

SISTEMATIKA
 
Sistematika arwana golden red menurut Weber dan Beaufort adalah sebagai berikut :
  • Filum : Chordata
  • Subfilum : Vertebrata
  • Kelas : Pisces
  • Subkelas : Teleostei
  • Ordo : Malacopterygii
  • Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)
  • Genus : Sclerophagus
  • Species : Sclerophagus formosus


MORFOLOGI
  • Sclerophagus formosus sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki ciri sebagai berikut :
  • Tubuh dan kepalanya tampak padat.
  • Tubuh berbentuk pipih dan punggungnya agak datar.
  • Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh 20-24 cm.
  • Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
  • Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh.
  • Jumlah gigi 15-17 buah.
  • Memiliki tutup insang.
  • Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
  • Sirip anus lebih panjang dari sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,
  • Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
  • Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya. Batas antara sisik golden red berwarna hitam. Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu seperti arwana super red. Warna emasnya tidak sampai kepunggung.

 
HABITAT DAN PENYEBARAN
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.

PEMILIHAN INDUK
Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi criteria sebagaiberikut :
  • Warna terang dan tidak pudar
  • Sehat, bebas penyakit, dan tidakcacat
  • Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan
  • Tubuh tidak bengkok
  • Tutup insang bekerja sempurna
  • Ukuran tubuh dan kepalanya besar
  • Lubang mulut relative kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
  • Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
  • Sisiknya besar dan tersusun rapi

TEKNIK PEMIJAHAN

Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormone gonad otrofin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.

Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin arwana.

Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama 40-45 hari.


PEMELIHARAAN LARVA

Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.

Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup. Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.


PEMBERIAN PAKAN

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis. Larva dapat diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak. Arwana diberi pakan 3-5 kali sehari. Pakan yang diberikan untuk satu anak anarwana adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.


DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).


Saluraban H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Jumat, 18 Agustus 2017

BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG


Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa.  Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele “Sangkuriang”.  Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
 
PEMILIHAN LOKASI
Budidaya lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m – 800 m dpl. Persyaratan lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpl. Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
a.     Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32oC. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
b.     pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
c.     Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.

PERSIAPAN BUDIDAYA
Budidaya ikan lele  Sangkuriang dapat dilakukan dalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan pengeluaran air.

1.    Konstruksi Kolam
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara 1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15 cm.

2.    Pintu Pemasukan dan Pengeluaran Air
Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk “L” mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam.  Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.
BUDIDAYA IKAN LELE
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
a.    Persiapan kolam tanah (tradisional)
  • Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
  • Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus  mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
  • Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
  • Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
  • Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring
  • Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
  • Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
b.    Persiapan kolam tembok
      Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat permanen.

c.    Penebaran Benih
       Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5NO4 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit. 
       Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke  kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.

d.    Pemberian Pakan
     Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.

e.    Pemanenan
       Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.

Sumber : Ditjen Perikanan Budidaya, KKP 2011

Jumat, 11 Agustus 2017

TEKNIK BUDIDAYA IKAN ARWANA (Sclerophagus formosus)





PENDAHULUAN
Tubuh arwana yang bersisik mengkilap dan berwarna kemerahan tampak indah ketika melenggok diaquarium.Warna dan sosok tubuhnya adalah daya tarik yang utama.Sebagian orang mempercayai mitos bahwa ikan arwana adalah ikan pembawa hoki.Arwana dianggap mendatangkan rezeki dan keuntungan bagi pemiliknya.Keindahan dari sosok tubuhnya juga dianggap dapat menghilangkan stress.
Sebagai ikan yang terancam punah, arawana dilindungi dan diawasi oleh pemerintah.Karena itu, ada larangan penangkapan arwana di perairan alami dan larangang perdagangan arwana hasil tangkapan.Namun sekarang arwana masih dicari dan diburu orang secara illegal untuk diperdagangkan.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam pemeliharaan arwana adalah serangan penyakit. Secara alami, arwana sudah memiliki sistem pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya patogen, yaitu :
·   Gabungan kulit, sisik, dan lendir yang berfungsi untuk menahan masuknya bahan yang bersifat toksik (racun). 
·   Sistem sel darah putih dan organ tubuh ikan, seperti hati yang mampu menetralisir bahan-bahan yang bersifat toksik.
·   Vaksinasi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat menghambat masuknya penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.
Pemicu munculnya penyakit pada arwana ada tiga, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen, dan kondisi arwana yang lemah.Bila arwana terserang penyakit, dapat dipastikan ditimbulkan oleh beberapa faktor tersebut.Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor penyebabnya.
 DESKRIPSI
A. Sistematika
Sistematika arwana golden red menurut Weber dan Beaufort adalah sebagai berikut :
·   Filum               : Chordata
·   Subfilum          : Vertebrata
·   Kelas               : Pisces
·   Subkelas          : Teleostei
·   Ordo                : Malacopterygii
·   Famili              : Osteoglossidae (Bonytongues)
·   Genus              : Sclerophagus
·   Species            : Sclerophagus formosus

B. Morfologi
Sclerophagus formosus  sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki ciri sebagai berikut :
·   Tubuh dan kepalanya tampak padat.
·   Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.
·   Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh 20-24 cm.
·   Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
·   Ukuran mulutnya   lebar dan rahangnya cukup kokoh.
·   Jumlah gigi 15-17 buah.
·   Memiliki tutup insang.
·   Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
·   Sirip anus lebih panjang dari pada sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,
·   Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
·   Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya.Batas antara sisik golden red berwarna hitam.Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu seperti arwana super red, warna emasnya tidak sampai kepunggung.
C. Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan tawar.Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter.Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu  perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.
 TEKNIK PEMIJAHAN
A. Pemilihan Induk
Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
·   Warna terang dan tidak pudar
·   Sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat
·   Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan
·   Tubuh tidak bengkok
·   Tutup insang bekerja sempurna
·   Ukuran tubuh dan kepalanya besar
·   Lubang mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
·   Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
·   Sisiknya besar dan tersusun rapi
B. Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormon gonadotrofin  yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin arwana.Arwana dibiarkan pasangannya dan kawin sendiri secara alami.
Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akanmelalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama 40-45 hari.
C. Pemeliharaan Larva
Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup.Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.
D. Pemberian Pakan
Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis.Larva dapat diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus.Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak.Arwana diberi pakan 3-5 kali sehari.Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
 PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN
A. Penyakit bintik putih
Penyebab penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis.Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang buruk, suhu yang terlalu rendah, pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan kontak langsung antar ikan.
Bagian tubuh arwana yang diserang adalah sel lendir, sisik, dan lapisan insang. Arwana yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, munculnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip dan insang.
B. Penyakit penducle
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingin (cold water descareases) yang bisa terjadi pada suhu 160C. penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila  yang berukuran sekitar 6 mikron.
Arwana yang terserang penyakit penducle tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.
C. Penyakit Edward siella
Penyebabnya adalah bakteri Edward siella terda  yang berukuran sekitar 0,5-0,75 mikron.
Jika sudah terinfeksi penyakit ini, akan muncul luka kecil pada kulit dan daging arwana, disertai dengan pendarahan. Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.
D. Penyakit gatal
Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan oleh Trichodina sp. bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.
Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan arwana yang lemah dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.
E. Cara Pengobatan
Untuk mengetahui cara pengobatan arwana yang terserang penyakit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Penyakit yang disebabkan oleh parasit
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
Bintik putih
Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc larutan tersebut dan encerkan kembali didalam 4 liter air. Arwana yang sakit selanjutnya direndam didalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu 1 hari.
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak sambang darah untuk  5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.

Gatal
Arwana yang sakit diobati dengan cara merendamnya di dalam larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit.

Tabel 2. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
NAMA PENYAKIT
PENGOBATAN
KIMIA
ALAMI
Penducle
Merendam arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 menit (100 mg/l).
Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat diberikan ekstrak kunyit. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak kunyit untuk  5 liter air. Arwana yang terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
Edward siella
Pengobatan dengan bahan kimia dapat dilakukan dengan mencampur Sulfamerazine ke dalam pakan. Dosis yang digunakan adalah 100-200 mg untuk setiap 1 kg berat arwana. Sulfamerazine tersebut diencerkan di dalam 1 m3 air bersih dan disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kering dan diberikan kepada arwana berturut-turut selama 3 hari.


DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. (Jakarta: Puspa Swara, anggota IKAPI 2004).
Saluraban H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...