Ikan
lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Namun demikian perkembangan budidaya yang
pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo
mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah
atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Sebagai
upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo BBAT Sukabumi telah berhasil melakukan
rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama
lele “Sangkuriang”. Seperti halnya sifat
biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam
ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta,
udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha budidaya,
penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar
terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
PEMILIHAN LOKASI
Budidaya lele
Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1 m – 800 m dpl. Persyaratan
lokasi, baik kualitas tanah maupun air tidak terlalu spesifik, artinya dengan
penggunaan teknologi yang memadai terutama pengaturan suhu air budidaya masih
tetap dapat dilakukan pada lahan yang memiliki ketinggian diatas >800 m dpl.
Namun bila budidaya dikembangkan dalam skala massal harus tetap memperhatikan
tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya artinya kawasan budidaya yang
dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat.
Budidaya lele, baik
kegiatan pembenihan maupun pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak
tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok dan bak plastik dapat
memanfaatkan lahan pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.
Sumber air dapat
menggunakan aliran irigasi, air sumur (air permukaan atau sumur dalam), ataupun
air hujan yang sudah dikondisikan terlebih dulu. Parameter kualitas air yang
baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut:
a. Suhu air yang ideal
untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32oC. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta
kelarutan oksigen dalam air.
b. pH air yang ideal
berkisar antara 6-9.
c. Oksigen terlarut di
dalam air harus > 1 mg/l.
PERSIAPAN BUDIDAYA
Budidaya ikan
lele Sangkuriang dapat dilakukan dalam
bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. Dalam budidaya ikan lele di kolam
yang perlu diperhatikan adalah pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan dan
pengeluaran air.
1.
Konstruksi Kolam
Bentuk kolam yang ideal untuk pemeliharaan ikan lele adalah empat persegi
panjang dengan ukuran 100-500 m2. Kedalaman kolam berkisar antara
1,0-1,5 m dengan kemiringan kolam dari pemasukan air ke pembuangan 0,5%. Pada bagian
tengah dasar kolam dibuat parit (kamalir) yang memanjang dari pemasukan air ke
pengeluaran air (monik). Parit dibuat selebar 30-50 cm dengan kedalaman 10-15
cm.
2.
Pintu Pemasukan dan Pengeluaran
Air
Sebaiknya pintu pemasukan dan pengeluaran air berukuran
antara 15-20 cm. Pintu pengeluaran dapat berupa monik atau siphon. Monik
terbuat dari semen atau tembok yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian kotak
dan pipa pengeluaran. Pada bagian kotak dipasang papan penyekat terdiri dari
dua lapis yang diantaranya diisi dengan tanah dan satu lapis saringan. Tinggi
papan disesuaikan dengan tinggi air yang dikehendaki. Sedangkan pengeluaran air
yang berupa siphon lebih sederhana, yaitu hanya terdiri dari pipa paralon yang
terpasang didasar kolam dibawah pematang dengan bantuan pipa berbentuk “L”
mencuat ke atas sesuai dengan ketinggian air kolam. Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan
dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.
BUDIDAYA IKAN LELE
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran,
yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
a.
Persiapan kolam tanah (tradisional)
- Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
- Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
- Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
- Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
- Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring
- Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
- Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
b.
Persiapan kolam tembok
Persiapan kolam
tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak
dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena
parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat permanen.
c.
Penebaran Benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan
dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5NO4 (Kalium
permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau
formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan
penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam
wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya
keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu
kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air
kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang
ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
d.
Pemberian Pakan
Selain makanan
alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan
berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat
total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali
setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran
dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak
halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran
tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
e.
Pemanenan
Ikan lele
Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari,
dengan bobot antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan
dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di
kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau
lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau
pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan,
ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat
ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah
berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk
diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Sumber : Ditjen Perikanan
Budidaya, KKP 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar