PENDAHULUAN
Di Indonesia
kuda laut dikenal dengan nama tangkur kuda. Ikan ini sangat unik karena
mempunyai morfologi yang berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan lain. Disamping
bentuk morfologinya yang khas yaitu bentuk kepalanya menyerupai kepala kuda
ikan jantan mempunyai kantung pengeraman telur yang tidak di jumpai pada jenis
ikan yang lain.
Namun, ada
beberapa kasus kematian pada tiap spesies yang menyebabkan kondisi tubuh ikan
melemah antara lain cara perawatan yang kurang baik, pemberian pakan yang tidak
mencukupi atau komposisi pakan yang tidak baik. Pengendalian penyakit ikan akan
semakin penting dibandingkan sebelumnya karena usaha budidaya akan
menguntungkan bila penyakit ikan dikendalikan.
DESKRIPSI KUDA LAUT
Morfologi Kuda Laut
Kuda laut merupakan
anggota genus Hippocampus spp
merupakan salah satu dari 35 spesies anggota famili Syngnathidae dan ordo
Gasterosteiformes. Taksonomi kuda laut menurut Bortondan
Maurice (1983) sebagai berikut :
§
Philum : Chordata
§
Sub Phylum : Vertebrata
§
Sub Kelas : Teleostomi
§
Ordo :
Gasterosteiformes
§
Famili : Syngnathidae
§
Genus :
Hippocampus
§
Spesies : Hippocampus
spp
Kuda laut mempunyai ciri-ciri, tubuh
agak pipih dan melengkung, sepanjang permukaan perut kasar mempunyai moncong. Ekor lebih panjang dari pada kepala
dan tubuh serta dapat memegang. Mata kecil, sirip dada pendek dan lebar. Sirip
punggung cukup besar, kepala mempunyai mahkota. Sirip ekor tidak ada dan ekor
prehenslide (dapat dilipat) yang berguna untuk berpegangan. Pada kuda laut
jantan mempunyai kantung pengeraman yang terletak dibawah perut. Seluruh tubuh
terbungkus dengan semacam baju baja yang terdiri atas lempengan-lempengan
tulang atau cincin-cincin.
Habitat
danPenyebaran
Sebagian besar ikan-ikan family
Sygnathidae hidup di perairan dangkal yang banyak terdapat rumput laut,
mangrove, dan karang. Kuda laut terdiri dari 20 spesies,
sebagian besar hidup didaerah Indo Australia, lainnya hidup dipantai-pantai
Atlantik Eropa, Afrika, dan Amerika Utara, dengan 2 spesies hidup dipantai
Pasifik Amerika.
Kebiasaan
Makan dan Reproduksi
Kuda laut termasuk hewan karnivora,
memakan segala jenis hewan kecil mulai dari anggota kelompok crustacean sampai
larva ikan. Kuda laut adalah pemangsa yang pasif yaitu menunggu makanan yang
lewat dan menyerang mangsanya dengan cara menghisap sampai masuk moncongnya
yang panjang. Kuda laut mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
warna lingkungan sekitar sehingga susah dikenali oleh pemangsanya.
Proses perkembengan kuda laut cukup
menarik yaitu dengan melalui male brooding
dalam hal ini betina memindahkan telur-telurnya kedalam kantung pengeraman
jantan yang kemudian akan dibuahi sehingga dapat dikatakan bahwa induk jantan
yang mengandung, umumnya terjadi mulai bulan Oktober–Februari.
BUDIDAYA KUDA LAUT
Kegiatan budidaya
kuda laut terdiri atas serangkaian kegiatan yang
saling berhubungan. Mata rantai pertama merupakan pemeliharaan calon induk guna
mendapatkan induk matang gonad.
Selanjutnya merupakan kegiatan pemijahan, pemeliharaan juwana,
penggelondongan, dan pengandaan pakan alami.
Salah satu tujuan pemeliharaan induk
adalah mendapatkan induk yang matang gonad.
Kegiatan pematangan gonad merupakan tahap awal dari serangkain kegiatan
pembenihan, dengan pemeliharaan induk yang baik diharapkan induk-induk kuda laut
yang matang gonad selalu ada dan menghasilkan telur yang banyak serta siap di
buahi baik kualitas maupun kuantitas.
Kematangan gonad pada induk kuda laut
tidak seperti ikan-ikan lain pada umumya, yaitu tergantung musim maupun
pengaruh rangsangan hormonal. Sepanjang
hidupnya kuda laut yang telah memijah dapat memijah kembali setelah 10-12 hari,
dengan demikian proses pematangan gonad pada kuda laut termasuk sangat cepat
yaitu hanya 10-12 hari saja. Sebagian
spesies kuda laut jantan menghasilkan 100-200 kuda laut muda per masa
kehamilan, oleh karena itu pemeliharaan induk kuda laut harus dilakukan
secermat mungkin agar tidak terserang penyakit yaitu dengan pemberian
pakan yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Pada tahap pemeliharaan juwana, sebelum juwana di masukkan ke dalam bak
pemeliharaan, juwana terlebih dahulu diadaptasi dengan air media
pemeliharaan karena biasanya penyakit sering kali menyerang pada saat juwana
berumur 20-90 hari. Juwana kuda laut
yang telah berumur 30 hari sudah dapat dikatakan benih. Penyakit yang menyerang benih kuda laut yang berumur >20 hari
biasanya disebabkan oleh bakteri sehingga benih kuda laut tersebut cenderung
berkurang nafsu makannya, menyendiri, terjadi pembengkakan pada ekor dan
menyebabkan juwana ini mati.
Selain itu penyakit umum yang sering menyerang benih juwana yang berumur
>20 hari ditandai dengan adanya noda putih, kulit terasa lembut seperti
sponge/kapas. Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini sekali satu individu terinfeksi
maka penyakit ini mudah menyebar.
Untuk mengatasi penyakit yang
menyerang pada saat pemeliharaan juwana kuda laut yaitu harus menjaga
lingkungan pemeliharaan agar selalu dalam kondisi baik dan pemberian pakan yang
cukup. Jika juwana kuda laut tersebut
terserang penyakit maka harus dilakukan pengobatan secara realistis jika tidak
juwana kuda laut tersebut akan mati.
Selain itu kuda laut yang terinfeksi tersebut harus dilihat serta
diamati, jka bisa dilakukan pengobatan maka obati tapi jika serangan sudah
parah dan tidak mungkin lagi untuk dilakukan pengobatan maka kuda laut tersebut
lebih baik disingkirkan.
PENYAKIT KUDA LAUT
Penyakit dan Gejala Umum yang Menyerang
Kuda Laut
Bakteri
|
Jamur
|
Parasit
|
Infeksi Bakteri pada Saluran
Pencernaan
Umumnya menyerang juwana yang
berumur > 20 hari.
Gejala :
· Cenderung menyendiri atau memisahkan diri dari kuda laut
yang lain.
· Nafsu makan menurun dan perutnya
nampak membusung, pembengkakan kadang-kadang sampai kebagian ekor apabila
penyakit lebih parah.
|
Ditandai dengan adanya Noda Putih
Gejala :
· Kulit terlihat lembut dan seperti sponge/kapas. Sampai
sejauh ini belum ditemukan jenis jamur yang
menyerang kuda laut.
|
1.
Mikrosporaglugea
Gejala :
· Ditandai bercak putih pada badan.
2.
Trichodina
Gejala
:
· Insang akan rusak dan sulit bernafas, biasanya terjadi pada pergantian musim.
3.
Hydra laut dari famili Bougainvillidae
dan zoothamnium sp jenis protozoa
Gejala :
· Kedua parasit ini akan menempel
pada permukaan kulit kuda laut seperti helaian rambut-rambut halus.
Selanjutnya permukaan kuda laut akan teriritasi, kuda laut susah bergerak dan
kemudian mati.
|
Penyakit dengan Pengobatan Alami
Penyakit
|
Pencegahan/
pengobatankimia
|
Pengobatanalami
|
Bakteri
Infeksi bakteri pada saluran
pencernaan
|
Pencegahan
:
Dapat dilakukan dengan mensterilkan air dan peralatan
yang akan di gunakan.
Pengobatan
:
Penyembuhan penyakit ini dapat dilakukan dengan
merendam kuda laut ke dalam larutan 25 ppt syntomicin selama 30 menit, dan
diulangi 3 hari berturut-turut.
|
·
Daun pulai yang muda, di tumbuk dan ambil ekstraknya,
perendaman dilakukan dengan dosis 5 lembar/liter
air.
|
Jamur
Ditandai dengan adanya noda putih
|
Pencegahan
:
Kuda laut yang
baru datang dikarantina terlebih dahulu didalam air mengalir selama 1 minggu.
Pengobatan
:
Diobati
menggunakan malachite green bebas besi 1 %, diolesi Methiolate dengan
menggunakan kapas.
|
·
Menggunakan daun pulai, di ambil ekstraknya dengan
dosis 5 lembar/liter air dilakukan perendaman.
|
Parasit
1. Micro sporaglugea
2. Trichodina
3. Hydra laut famili Bougainvillidae
dan zoothamnium sp jenis protozoa
|
Pencegahan
:
Dapat
dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap stabil.
Pengobatan
:
Menggunakan
formalin 25 ppm atau CuSO4 0,25 ppm dan direndam dalam air tawar
selama 10 menit.
Pencegahan
:
Menjaga kualitas air.
Pengobatan
:
Merendam kuda
laut ke dalam larutan CuSO4 8 ppm dan 10 ppm KmnO4
selama 15 menit
Pencegahan :
Menjaga kualitas air, dan mensterilkan alat yang akan
digunakan.
Pengobatan :
Penyembuhan
dapat menggunakan 1 ppt Formaldehyde dengan cara merendam kuda laut selama 30
menit.
|
·
Perendaman dengan ekstrak daun pulai dengan dosis 5
lembar/liter air.
·
Perendaman dengan ekstrak daun pulai dengan dosis 10
lembar/liter air
·
Perendaman dengan ekstrak daun pulai dengan dosis 5
lembar/liter air
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002. Obat Tradisional Indonesia. http://www.iptek.net.id.
Borton dan Maurice. 1993. Taksonomi dan
Morfologi. Pembenihan Kuda Laut. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal
Perikanan Balai Budidaya Laut lampung.
Nagaring C.F. dan Syafei L.S, 2005.
Buku Seri Kesehatan Ikan “Kuda Laut Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor
Sudjiharno. 1998. Pembenihan Kuda
Laut. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Balai Budidaya Laut
lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar