Senin, 04 September 2017

PRODUKSI BENIH IKAN NILA




Budi daya ikan nila tergolong tidak sulit, ikan ini potensi adaptasi lingkungan dengan baik juga mempunyai kemampuan reproduksi cukup tinggi. Ikan nila berumur 2 sampai 3 bulan sudah mampu menghasilkan telur setiap bulan satu kali. Sifat ikan nila yang cepat sekali berkembang biak menyebabkan pertumbuhan ikan nila tidak bias rata. Ketika panen ukuran ikan nila ada yang besar, ukuran sedang ada juga yang masih kecil.
I. BIOLOGI IKAN NILA
Klasifikasi ikan nila :
Philum
: Chordata
Subphilum
: Vertebrata
Kelas
: Pisces
Sub kelas
: Acanthopterigii
Suku
: Cichlidae
Marga
: Oreochromis
Species
: Oreochromis niloticus


Perbedaan jantan dan betina
Jantan
Betina
Warna tubuh cerah dan memiliki satu buah lubang kelamin yang bentuknya memanjang dan berfungsi sebagai tempat keluarnya sperma dan air seni. Warna sirip memerah terutama pada saat matang kelamin.
Warna tubuh agak pucat dan memiliki dua buah lubang kelamin. Lubang pertama berada dekat anus, bentuknya seperti bulan sabit dan berfungsi sebagai tempat keluarnya telur. Luabgn kedua berada dibelakangnya berfungsi sebagai tempat keluarnya air seni.

II. PEMBENIHAN
Kondisioning

Kondisioning induk dimaksudkan untuk menjaga kualitas induk betina baik dari segi bobot tubuh, fekunditas dan kualitas telur yang dihasilkan. Sebab selama masa pemijahan sebagian besar waktu dan kesempatan yang dimilki oleh induk betina hanya untuk kawin dan mengerami telur di dalam mulut, sedangkan waktu untuk mengkonsumsi pakan kurang sehingga hanya induk jantan yang bertambah bobot tubuhnya. Untuk seekor induk betina dengan bobot tubuh antara 300 – 450 gram bisa menghasilkan telur antara 1.000 – 2.000 butir (SNI 01-6138-1999 dalam Anonimous 2005).

Kondisioning induk dilakukan pada tahap pemijahan, yaitu dilakukan dalam kolam pemijahan, adapun prosedur yang dilakukan sebagai berikut:

Kolam pemijahan disekat dengan menggunakan hapa hijau selebar kurang lebih 2 meter dari arah inlet, seperti yang terlihat dalam gambar.

Sepanjang hapa penyekat dibuat tanggul kecil dari tanah dan diberi pintu selebar kurang lebih 30 cm.

Dasar kolam dimodifikasi membentuk kubangan, sehingga pada saat mengeringkan air untuk panen larva masih ada air yang tersisa didalam tempat kondisioning.

2 paket induk betina (600 ekor) dimasukkan dalam tempat kondisioning, sedangkan 2 paket induk betina lainnya dikawinkan dengan 2 paket induk jantan (200 ekor) dengan cara pemijahan missal.

Setiap 4 siklus panen larva (2 bulan), dilakukan pergantian induk betina dengan induk yang ada dalam tempat kondisioning. Induk yang ada dalam masa kondisioning diberi pakan 5% dari biomasa, sedangkan induk yang ada dalam masa pemijahan diberi pakan 2% dari biomasa.


III. PEMIJAHAN
Kegiatan pemijahan untuk menghasilkan larva  dilakukan dengan cara pemijahan masal, yaitu dengan menyatukan induk betina dan jantan dalam kolam pemijahan. Dalam satu kolam pemijahan, induk yang dikawinkan sebanyak 1 paket (100 jantan dan 300 betina) dengan nisbah kelamin jantan : betina = 1:3.

Kualitas air media pemijahan dan penetasan telur:

Suhu
: 250C – 300C
Nilai pH
: 6,5 – 8,5
Kandungan oksigen terlarut
: minimal 5 mg/l
Ketinggian air
: 70 cm – 100 cm
Kecerahan sechi disk
: > 50 cm.



Prosedur kegiatan pemijahan sebagai berikut:

  • Persiapan kolam meliputi pengeringan, perbaikan dan pengolahan dasar kolam.
  • Pemijahan dilakukan di kolam seluas kurang lebih 500 m2. Konstruksi dasar kolam dibuat miring 2-5 % dan dilengkapi dengan kubangan tempat panen ukuran kurang lebih 2x1x0,5 m2.
  • Tiap kolam pemijahan di isi 2 paket induk betina (600 ekor) dan 1 paket induk jantan (100 ekor).
  • Setelah 4 siklus (2 bulan) masa panen larva, dilakukan pergantian induk betina dalam kolam pemijahan dengan yang ada di tempat kondisioning.
  • Selama pemijahan diberi pakan buatan berupa pellet dengan dosis 2% dari bobot total induk ikan per hari dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari.
  • Setelah kurang lebih 14 hari (2 minggu), dilakukan pemanenan larva dengan cara mengeringkan kolam.
  • Selanjutnya larva yang telah dipanen dipindahkan ke tahap pendederan.
  • Pendederan dan pemberian pakan dan panen

Tahapan pendederan meliputi pendederan satu (PI), pendederan dua (PII) dan pendederan tiga (PIII) dilakukan dan pemberian pakan adalah sebagai berikut:


IV. PENDEDERAN
Setelah kolam pendederan siap, dilakukan penebaran larva dengan padat tebar 75-100 ekor/m2. Pemeliharaan berlangsung kurang lebih 21 hari. Masa pendederan melalui 4 tahap, yaitu pendederan I untuk menghasilkan benih ukuran 1-3 cm.

  • Pendederan II (PDTR = 50-70) untuk menghasilkan benih ukuran 3-5 cm.
  • Pendederan III (PDTR = 15-20) untuk menghasilkan benih ukuran 5-8 cm.
  • Pendederan IV (PDTR = 5-10) untuk menghasilkan benih ukuran 8-12 cm.

V. PEMBERIAN PAKAN
  • Pendederan I
Kandungan protein min 30%, pakan berbentuk tepung, dosis pakan 20% dari berat biomas ikan, frekuensi 3 kali sehari.
  • Pendederan II

Kandungan protein Min 30%, pakan berbentuk remahan (digiling kasar atau diameter 1 mm), dosis pakan 10% dari berat badan biomas ikan, frekuensi 3 kali sehari.

  • Pendederan III

Kandungan protein Min 30%, pakan berbentuk remahan (digiling kasar atau diameter 1mm), dosis pakan 5% dari berat biomas ikan, frekuensi 3 kali sehari.
 
VI. PANEN
Panen dilakukan pada pagi hari, dengan cara menurunkan permukaan air kolam. Bila air mulai surut dan benih berkumpul didepan pintu monik (outlet), maka dilakukan panen dengan cara menyerok menggunakan waring dan seser. Benih ditampung dalam jarring/kerangkeng, kemudian disortir dalam berbagai ukuran dan dihitung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...