PENDAHULUAN
Sampai saat ini discus masih dikenal sebagai ikan yang bermasalah predikat ‘mudah sakit’ sering kali mengikuti namanya, seolah-olah hak untuk memeliharanya hanya diberikan kepada spesialis dan pakar. Hal ini pula yang menyebabkan banyak pecinta ikan ini yang ‘menyerah’ dan berpaling kepada jenis ikan yang lain. Sebenarnya discus akan menjadi ikan yang bermasalah jika kita mengizinkannya! Prosedur pemeliharaan sehari-hari yang kurang tepat dan tidak disertai ketelatenan tentu bermuara pada berbagai masalah. Sebaliknya, penciptaan system pemeliharaan yang kondusif akan membuat kita mempelajari bahwa memelihara discus adalah hal yang mudah dan menyenangkan.
Menciptakan kondisi pemeliharaan yang bersih akan memproduksi sebanyak mungkin yang sering timbul berkenaan dengan penyakit discus, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Pepatah yang tampaknya sejalan dengan cara penanganan penyakit pada discus, perlu diperhatikan bahwa bukan obat-obatan yang lengkap dan mahal ataupun prosedur pengobatan yang rumit yang mampu mengatasi atau mencegah timbulnya penyakit. Bahkan penggunaan obat yang terlalu sering dengan dosis yang salah dapat merusak fungsi organ discus.
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI
Discus yang dijuluki raja ikan hias air tawar ini telah memulai perjalannya dari habitat aslinya ke akuarim di rumah kita. Aslinya ikan ini berasal dari pedalaman rimba Amazon, Brazil yang terkenal kaya akan beragam species tumbuhan dan binatang. Discus adalah salah satu ikan hias air tawar yang banyak peminatnya. Mengenai sistematikanya ada sedikit perdebatan, banyak orang mengklaim berdasarkan tempat asal, warna dan bentuk luarnya.
Menurut sistematikanya, ikan discus di golongkan sebagai berikut:
v Ordo : Percomorphodei
v Sub : Percoidea
v Family : Cichlidae
v Genus : Symphysodon
v Species : Symphysodon discus
v Namalokal : Discus
Ikan yang berbentuk seperti kue dadar ini di lengkapi dengan keindahan warna dan bentuk tubuhnya. Jika pada umumnya ikan hias mempunyai bentuk tubuh memanjang, discus tidaklah demikian. Bentuk discus unik seperti cakram atau kue dadar. Warnanya sangat unik dan menarik sesuai dengan strain dan keturunannya.
HABITAT DAN PENYEBARANNYA
Habitat asli discus adalah perairan di Amerika Selatan. Pemrakarsa penangkapan discus biasanya pemilik modal di Negara itu yang ingin melipat gandakan uangnya. Mereka dengan jeli melihat potensi alam yang begitu menggiurkan, ada juga beberapa ilmuwan yang mengadakan penelitian tentang ikan discus. Mereka menangkap dengan bantuan penduduk asli, seorang Indian. Para Indian ini dapat mengetahui seluk beluk diskus. Perahu yang digunakan biasanya telah di desain khusus agar bias menampung discus liar yang telah tertangkap. Mereka biasanya melakukan penangkapan bila hari berubah malam.
Setelah sampai di tempat yang di duga banyak discus, biasanya mereka harus sabar menunggu kawanan diskus bergerak kepermukaan air. Selain dengan caratersebut, biasanya discus di tangkap dengan menggunakan perangkap yang di pasang di sekitar batang pohon yang tumbang. Di sekitar tempat jala di beri rumpon (fishing ground).
MEMBEDAKAN INDUK JANTAN DAN BETINA
Membedakan induk jantan dan betina akan lebih mudah dilakukan jika kita dihadapkan dengan sekumpulan calon induk yang dibesarkan bersama. Discus betina memiliki organ genitalia yang disebut ovositor berbentuk lonjong dengan mujung menumpul, sedangkan jantan organnya membulat dengan panjang sekitar 1,5 mm.
PROSES PEMIJAHAN
Pasangan induk ditempatkan dalam aquarium pemijahan, dalam 3-10 hari kemudian biasanya proses perkawinan mulai berlangsung. Pasangan induk discus saling berenang mengitari pasangannya, pada saat tersebut warna discus akan terlihat sangat intens, sirip-sirip mengembang penuh dan matanya terlihat berbinar, kemudian mereka akan menentukan tempat bertelur berupa pipa PVC, pot bunga atau pecahan-pecahan genting atau keramik. Setelah itu pasangan discus akan mulai meletakan telurnya, setelah telur pertama diletakkan, discus jantan akan membuahinya selama beberapa jam, induk yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan 150-300 butir telur.
Setelah proses pemijahan berakhir, pasangan discus akan menunggui telurnya, mereka akan mengipasi telur tersebut dengan sirip dada, untuk mencegah adanya kotoran atau spora jamur yang melekat selama menjaga telurnya, induk tetap harus diberi pakan dan kondisi aquarium harus terlihat bersih.
Dalam waktu 6 hari sejak peletakan telur, telur akan menetas menjadi larva-larva kecil, yang kemudian akan berkembang menjadi discus dewasa.
PERAWATAN BENIH
Burayak discus dapat dibiarkan bersama induknya sampai berumur 14-20 hari. Setelah itu, burayak dipindahkan untuk dibesarkan secara terpisah dari induknya. Biasanya pada saat itu burayak akan hidup berada disekeliling induknya. Dengan menggiringnya kepojok aquarium lalu memberinya sedikit kejutan, sang induk akan meninggalkan anaknya, setelah itu kita dapat menyerok kumpulan burayak yang tertinggal dengan hati-hati. Burayak yang diserok dapat langsung dipindahkan kedalam aquarium pembesaran yang telah disiapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti Y. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Diskus Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
D. Setiawan 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta
http://akuariumhias.blogspot.com/2012/10/discus-fish.html
I. Daniel,2002. Memelihara Dan Membudidayakan Diskus Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta
S. Heru, 1989. DISCUS. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar