Dalam klasifikasi biologi, nila merah termasuk Ordo
Perchomorphi, Famili Cichlidae, dan genus Oreochromis Ikan nila merah hidup di
perairan yang tidak begitu dalam dengan arus air yang tidak begitu deras. Di
danau – danau atau sungai – sungai ikan nila merah lebih suka menempati daerah
tepi yang dangkal. Nila merah dapat menyesuaikan diri terhadap perairan yang
kadar garamnya tinggi. Meskipun tidak dapat berkembang biak, nila merah dapat
tumbuh dengan baik pada perairan yang kadar garamnya 35%o , tetapi kadar garam
yang ideal untuk ikan nila merah berkisar antara 0–10%o. Ikan nila merah
termasuk golongan pemakan segala (Omnivora). Cara makan ikan nila merah adalah
dengan cara mengais menggunakan ujung mulutnya. Di kolam – kolam atau di perairan
umum nila merah seringkali mengais – ngais makanan di tepi yang agak dangkal.
Makanan yang ditemukan dicicipi terlebih dahulu kemudian baru ditelan setelah
dirasakan sesuai dengan kesukaan.
KARAKTERISTIK SPESIFIK
- Memiliki garis – garis warna ke arah vertical pada badan dan ekor serta sirip punggung dan sirip dubur.
- Warnanya kemerah – merahan atau kekuning – kuningan atau keputih – putihan.
- Tubuhnya memanjang dan ramping.
- Sisik berbentuk stenoid berukuran besar dan kasar. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah.
- Sirip punggung dan sirip perut mempunyai jari – jari lemah dan keras yang tajam seperti duri.
SISTEM PEMBENIHAN
- Pematangan Gonad Induk
Induk nila merah dimatangkan gonadnya
dalam bak semen berukuran (10 x 5 x 1 m3) dengan ketinggian air 0,8 m dan
kepadatan 2 - 3 ekor/m3. Bak dilengkapi dengan aerasi dari blower sebanyak 10
titik per bak dengan kadar oksigen minimal mencapai 5 ppm. Bak diberi atap
dengan tujuan untuk mengurangi sinar matahari yang masuk sehingga dapat menekan
laju tumbuh plankton.
Pergantian air dilakukan sebanyak 20%
tiap dua hari. Pemeliharaan induk untuk pematangan gonad dilakukan secara
terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet komersial
untuk induk dengan kadar protein minimal 30% sebanyak 3% dari total biomassa
dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan sore.
- Seleksi Induk
Pengambilan induk yang matang gonad
dilakukan setelah pemeliharaan selam 15 hari dengan cara menyeleksi. Induk
betina diseleksi berdasarkan bentuk perutnya, yakni bagian perut kelihatan
buncit, lembut bila
diraba dan beratnya mini- mal 400 g/ekor. Sedangkan induk jantan diseleksi
berdasarkan ukuran berat dan kondisi induk.
- Pemijahan
Pemijahan ikan nila dilakukan secara
alami dengan mencampurkan induk jantan dan betina hasil seleksi ke dalam bak
semen (ukuran 10 x 5 x 1 m), bak yang digunakan adalah bak yang tidak diberi
atap dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan plankton sebagai sumber pakan
alami bagi larva setelah menetas. Perbandingan induk jantan dan betina dalam
pemijahan adalah 1 : 3. Bak pemijahan juga dilengkapi dengan aerasi sebanyak 10
titik. Lama pemijahan 15 hari dan panen larva dilakukan setelah hari ke 15.
Selama pemijahan induk diberi pakan pellet induk sebanyak 1% dari biomassa
dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.
- Panen Larva
Pemanenan larva dilakukan dengan cara
mengurangi air bak hingga ketinggian 20 cm. Induk ditangkap terlebih dahulu
dengan jaring induk (mesh size >0,5 inchi) dan dipisahkan antara jantan dan betina untuk
dimatangkan gonadnya kembali. Larva nila merah yang baru menetas mempunyai
panjang 2 mm dengan berat rata-rata 0,02 mg/ekor. Penangkapan larva dilakukan
dengan jaring larva (mesh size < 1 mm) sampai habis dan dihitung untuk
mencari jumlah total larva yang dihasilkan dan selanjutnya dimasukkan dalam bak
pendederan.
- Pendederan
Pendederan larva dilakukan dalam bak
semen dengan ukuran (6 x 2 x 1 m3)
dengan ketinggian air 0,8 cm. Lama pemeliharaan 30 hari dan diberikan pakan
pellet komersial dengan kadar protein minimal 28% dengan cara menambah ukuran
pellet setiap tahapan ukuran larva.
Pakan tepung untuk pemeliharaan larva
pada minggu pertama, pakan crumble 1 (butiran) untuk minggu ke 2 dan crumble 3
untuk minggu ke 3 dan 4. Jadi pemberian pakan dilakukan dengan variasi 100%
dari total biomassa pada minggu pertama, 75% pada minggu ke 2 dan 30% pada
minggu ke 3 dan 4, frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 kali sehari.
- Panen Benih
Sebelum dilakukan pemanenan, benih
tidak diberikann pakan selama satu hari. Pemanenan dilakukan dengan cara
menjaring benih dalam bak dan selanjutnya panen total dengan cara mengeringkan
bak.
Benih hasil panen diseleksi
berdasarkan ukuran pasaran yaitu 1 - 3 cm, 3 - 5 cm dan 5-8 cm. Untuk
mengurangi stress seleksi benih dilakukan menggunakan alat bantu berupa ember
atau keranjang berlubang (grader). Lubang dengan diamtere 4 mm untuk benih 3 -
5 cm dan 8 mm untuk ukuran 5 - 8 cm.