LANGKAH – LANGKAH PERSIAPAN DASAR TAMBAK
Faktor penentu dalam kegiatan budidaya udang adalah keadaan tanah dasar tambak dan kualitas
air tambak. Tanah dan air akan baik bila dasar tambak dipersiapkan dengan baik
pula.
Masalah yang timbul dalam budidaya udang memang tidak sedikit. Kerugian
yang cukup besar di antaranya karena munculnya penyakit udang. Menurut hasil
penelitian puslitbang perikanan, timbulnya penyakit udang disebabkan menurunnya
kondisi lingkungan, akibat pengelolaan yang kurang baik. Kunci keberhasilan
budidaya udang secara intesif adalah melakukan persiapan dasar tambak dengan
baik.
Menurut Ir. Youke F Mumu, seorang ahli perikanan yang banyak memberikan
konsultasi kepada petambak udang tentang manajemen budidaya udang berwawasan
lingkungan, hal-hal yang sebaiknya dilakukan dalam mempersiapkan dasar tambak
adalah sebagai berikut.
1. Pengeringan
Setelah udang dipanen semua air dalam tambak dikeluarkan, lalu
dikeringkan/dijemur selama satu minggu. Bila sudah kelihatan tanda-tanda tanah
dasar tambak mulai retak-retak, maka endapan lumpur hitam (black mud) dikupas
dan dibuang. Sekaligus dikerjakan reklamasi tambak, seperti perbaikan
konstruksi tambak, pematang, pintu air, dan sebagainya.
Dasar tambak kembali dijemur 2 atau 3 hari. Lalu dibajak untuk membongkar
tanah dasar tambak agar udara masuk ke tanah dan terjadi proses oksidasi.
Sisa-sisa akar yang ada dibuang untuk menghindari terjadinya pembusukan yang
mengeluarkan gas-gas beracun dan berbahaya bagi udang. Setelah dibajak tanah
dibiarkan beberapa hari agar bakteri anaerob yang sifatnya pathogen dan bibit
penyakit mati, serta gas-gas beracun menguap.
2. Pengapuran
Tujuan
pengapuran adalah menaikkan pH tanah dasar tambak, menjadi 6,5 – 7 (pH normal).
Sebab, bila pH-nya di bawah normal, kurang baik untuk kehidupan dan pertumbuhan
udang. Kapur ditabur ke permukaan tanah dasar tambak, lalu dibajak agar
tercampur dengan tanah. Pengapuran ini lebih baik dilakukan dua kali. Dosis
kaplur yang digunakan sesuai tingat keasaman tanah. Pertama, dengan menggunakan
setengah dosis kapur yang direncanakan. Setelah dicampur dan dibiarkan beberapa
hari, barulah setengah dosis sisanya ditabur. Lalu dibajak lagi dan dibiarkan
beberapa hari lagi. Selanjutnya, dilakukan tes pH. Kalau pH sudah sesuai,
masukkan air kira-kira sedalam 30 cm dan biarkan semalam. Tujuan perendaman ini
adalah agar sisa-sisa reaksi pada dasar tambak larut dalam air. Kemudian air
dibuang, dan dasar tambak diratakan.
3. Pemupukan
Dalam keadaan basah atau ada air sedikit (maksimum 1 cm) pupuk OST ditabur
secara merata. Pupuk OST langsung menyatu dengan tanah sehingga tidak kelihatan
lagi perbedaannya. Biarkan selama satu minggu, dan dasar tambak dijaga tetap
lembab.
Tujuan
penggunaan pupuk OST ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah di permukaan
dasar tambak, sehingga tanah menjadi suatu koloid yang lebih stabil. Di dalam
aktivitasnya, pupuk OST akan menciptakan keseimbangan unsur hara (mineral
balance). Bakteri-bakteri yang terkandung di dalam OST akan menguraikan
sisa-sisa bahan organic mentah yang masih tertinggal di dasar tambak, dan
sementara itu fuaga akan berlangsung proses mineralisasi. Selama satu minggu
diharapkan tanah dasar tambak menjadi mantap sehingga makanan alami berupa
plankton yang disukai udang mulai tumbuh.
4. Pemasukan air
Setelah satu minggu diberi pupuk OST, air dimasukkan, langsung dengan
kedalaman minimal 60 cm. setelah pemberian OST ini air jangan dibuang dan
dilakukan pembasmian ikan-ikan liar dengan menggunakan saponin. Beberapa hari kemudian
plankton akan muncul. Bila cuaca baik, dalam waktu 5 hari plankton akan naik,
air sudah stabil untuk beberapa minggu.
Salah satu
factor yang perlu diperhatikan, setelah air masuk dan plankton sudah jadi
adalah kecerahan air yang diukur dengan seicchi disk. Maka pada kecerahan 30 –
40 benur boleh dimasukkan. Kecerahan air lebih atau kurang dari 30 – 40 kurang
baik untuk pertumbuhan benur.
Sumber:
Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Air Payau Maros
Tidak ada komentar:
Posting Komentar