I. PENDAHULUAN
Tubuh arwana yang bersisik mengkilap
dan berwarna kemerahan tampak indah ketika melenggok diaquarium.Warna dan sosok
tubuhnya adalah daya tarik yang utama.Sebagian orang mempercayai mitos bahwa
ikan arwana adalah ikan pembawa hoki.Arwana dianggap mendatangkan rezeki dan
keuntungan bagi pemiliknya.Keindahan dari sosok tubuhnya juga dianggap dapat
menghilangkan stress.
Sebagai ikan yang terancam punah,
arawana dilindungi dan diawasi oleh pemerintah. Karena itu, ada larangan
penangkapan arwana di perairan alami dan larangang perdagangan arwana hasil
tangkapan.Namun sekarang arwana masih dicari dan diburu orang secara illegal
untuk diperdagangkan.
Permasalahan
yang sering dihadapi dalam pemeliharaan arwana adalah serangan penyakit. Secara
alami, arwana sudah memiliki sistem pertahanan tubuh untuk smencegah masuknya
patogen, yaitu :
· Gabungan
kulit, sisik, dan lendir yang berfungsi untuk menahan masuknya bahan yang
bersifat toksik (racun).
· Sistem
sel darah putih dan organ tubuh ikan, seperti hati yang mampu menetralisir
bahan-bahan yang bersifat toksik.
· Vaksinasi
untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat menghambat masuknya
penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.
Pemicu munculnya
penyakit pada arwana ada tiga, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan
pemeliharaan, adanya jasad patogen, dan kondisi arwana yang lemah.Bila arwana
terserang penyakit, dapat dipastikan ditimbulkan oleh beberapa faktor
tersebut.Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor
penyebabnya.
II. DESKRIPSI
2.1. Sistematika
Sistematika arwana golden red menurut Weber dan Beaufort
adalah sebagai berikut :
·
Filum : Chordata
·
Subfilum : Vertebrata
·
Kelas : Pisces
·
Subkelas : Teleostei
·
Ordo : Malacopterygii
·
Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)
·
Genus
: Sclerophagus
·
Species : Sclerophagus formosus
2.2. Morfologi
Sclerophagus formosus sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara
morfologi ikan arwana memiliki irri sebagai berikut :
·
Tubuh
dan kepalanya tampak padat.
·
Tubuh
berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.
·
Panjang
garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh
20-24 cm.
·
Mulut
mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
·
Ukuran
mulutnya lebar dan rahangnya cukup
kokoh.
·
Jumlah
gigi 15-17 buah.
·
Memiliki
tutup insang.
·
Letak
sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
·
Sirip
anus lebih panjang dari pada sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip
perut,
·
Panjang
arwana dewasa 30-80 cm.
·
Sisik
berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna
dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya.Batas antara sisik golden red
berwarna hitam.Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi
bibirnya tidak bergincu seperti arwana super red.Warna emasnya tidak sampai
kepunggung.
Gambar 1.Arwana Golden Red
2.3. Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup
diperairan tawar.Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan
rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter.Arwana lebih menyukai danau yang
dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-pH agak asam.Daerah
penyebaran arwana golden red yaitu
perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.
III. TEKNIK PEMIJAHAN
3.1. Pemilihan Induk
Sebelum arwana dipijahkan
sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan
induk harus benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi
kriteria sebagai berikut :
·
Warna
terang dan tidak pudar
·
Sehat,
bebas penyakit, dan tidak cacat
·
Mata
berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna
kuning kecoklatan
·
Tubuh
tidak bengkok
·
Tutup
insang bekerja sempurna
·
Ukuran
tubuh dan kepalanya besar
·
Lubang
mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
·
Pangkal
ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
·
Sisiknya
besar dan tersusun rapi
3.2. Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan
arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah.Rangsangan tersebut
dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam
tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormon gonadotrofin yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa
arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang
sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari
telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat
dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan
arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum
dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin
arwana.Arwana dibiarkan pasangannya dan kawin sendiri secara alami.
Proses
pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling
berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur
keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses
perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan
mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang
membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana
betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut
akanmelalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama
40-45 hari.
3.3. Pemeliharaan Larva
Setelah proses
pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak
30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih
yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan
biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100
liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup.Akuarium
untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.
3.4. Pemberian Pakan
Larva
yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk
(kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah
berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis.Larva dapat diberi pakan
berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus.Setelah 1 minggu diberi
kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak.Arwana diberi
pakan 3-5 kali sehari.Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana adalah dua
ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN
4.1. Jenis-Jenis Penyakit
Penyakit yang biasa
menyerang arwana adalah sebagai berikut :
A. Penyakit bintik putih
· Penyebab
Penyebab penyakit bintik putih adalah
protozoa Ichthiopthirius multifiliis.Faktor
pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang buruk, suhu yang
terlalu rendah, pakan yang buruk, dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena
penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan kontak
langsung antar ikan.
· Gejala
agian tubuh arwana yang diserang adalah sel
lendir, sisik, dan lapisan insang. Arwana yang terserang penyakit ini tampak
sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, munculnya
bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi
pendarahan pada sirip dan insang.
B. Penyakit penducle
· Penyebab
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit
air dingin (cold water descareases)
yang bisa terjadi pada suhu 160 C. penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila yang berukuran sekitar 6 mikron.
· Gejala
Arwana yang terserang penyakit penducle
tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul borok atau nekrosa pada kulit
secara perlahan.
C. Penyakit Edward
siella
· Penyebab
Penyebabnya adalah bakteri Edward siella terda yang berukuran sekitar 0,5-0,75 mikron.
· Gejala
Jika sudah terinfeksi penyakit ini, akan
muncul luka kecil pada kulit dan daging arwana, disertai dengan pendarahan.
Luka tersebut akan menjadi bisul dan mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut
dapat menyebabkan luka pada hati dan ginjal.
D. Penyakit gatal
· Penyebab
Penyakit yang sering menyerang benih arwana
ini disebabkan oleh Trichodina sp. bagian
tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.
· Gejala
Serangan penyakit gatal ditandai dengan
gerakan arwana yang lemah dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras
dan dinding wadah pemeliharaan.
4.2. Cara Pengobatan
Untuk mengetahui
cara pengobatan arwana yang terserang penyakit dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
:
Tabel 1. Penyakit yang
disebabkan oleh parasit
NAMA
PENYAKIT
|
PENGOBATAN
|
|
KIMIA
|
ALAMI
|
|
Bintik
putih
|
Methylene
Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc
larutan tersebut dan encerkan kembali didalam 4 liter air. Arwana yang sakit
selanjutnya direndam didalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman
dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu 1 hari.
|
Arwana
yang terserang penyakit yang disebabkan oleh parasit dapat diberikan ekstrak
sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak sambang darah
untuk 5 liter air. Arwana yang
terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana
benar-benar sembuh.
|
Gatal
|
Arwana
yang sakit diobati dengan cara merendamnya di dalam larutan formalin 150-200
ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit.
|
Tabel
2. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri
NAMA
PENYAKIT
|
PENGOBATAN
|
|
KIMIA
|
ALAMI
|
|
Penducle
|
Merendam
arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 menit (100 mg/l).
|
Arwana
yang terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat diberikan ekstrak
kunyit. Dosis yang digunakan yaitu 0,5 ml ekstrak kunyit untuk 5 liter air. Arwana yang terserang penyakit
didipping setiap hari selama 30-60 menit, sampai arwana benar-benar sembuh.
|
Edward
siella
|
Pengobatan
dengan bahan kimia dapat dilakukan dengan mencampur Sulfamerazine ke dalam
pakan. Dosis yang digunakan adalah 100-200 mg untuk setiap 1 kg berat arwana.
Sulfamerazine tersebut diencerkan di dalam 1 m3 air bersih dan
disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kering dan diberikan kepada
arwana berturut-turut selama 3 hari.
|
|
4.3. Uraian Tanaman Bahan
Alami
A. Sambang
darah (Excoecaria cochinnensis Lour)
Sambang darah umumnya ditanam sebagai
tanaman hias atau tumbuh liar dihutan dan ditanam dipekarangan sebagai pagar
hidup atau tanaman obat. Tumbuhan ini merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak
dengan tinggi 0,5-1,5 meter dan bercabang banyak. Tumbuhan ini dapat
diperbanyak dengan stek batang atau cangkokan.
Sifat dan khasiat
Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit
(parasitisid), menghilangkan gatal (antipuritik), dan menghentikan pendarahan
(hemostatis).Sifatnya hangat dan rasanya pedas.
Kandungan kimia
Sambang darah mengandung tanin, asam
behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Dan getahnya mengandung resin dan
senyawa beracun.
Bagian
yang dapat digunakan untuk obat
Bagian yang dapat digunakan sebagai obat
adalah daun, batang dan akarnya.
B. Kunyit
(Curcuma domestica Val)
Tanaman kunyit
tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semua, tegak,
bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari
pelepah daun (agak lunak). Bunga majemuk yang berambut dan besisik dari pucuk
batang semua, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm,
berwarna putih kekuningan atau kekuningan. Ujung dan daun pangkal runcing,
tetapi daunnya yang rata.Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging
buah merah jingga kekuning-kuningan.
Sifat dan khasiat
Kunyit bersifat
mendinginka.Zat dalam rimpang kunyit berkhasiat untuk menghambat atau membunuh
mikroba.
Bagian
yang dapat digunakan untuk obat
Bagian kunyit yang
digunakan sebagi obat adalah umbi akar.
C. Cara
pembuatan ekstrak
Sambang darah :
Sebelum dibuat
menjadi ekstrak, daun sambang darah harus dicuci bersih terlebih dahulu. Daun
tersebut dihaluskan sebanyak 250 gram dan ditambah air sebanyak 50 ml. Setelah
dihaluskan airnya diambil dengan cara menyaring. Air yang telah diambil
merupakan ekstrak sambang darah.
Kunyit :
Sebelum dibuat
menjadi ekstrak, rimpang kunyit dibersihkan terlebih dahulu. Rimpang yang sudah
dibersihkan diparut sebanyak 250 gram dan ditambah air bersih sebanyak 50 ml.
Setelah diparut kunyit diambil ektraknya dengan cara menyaring.
V. RANCANGAN PENDALAMAN BAHAN ALAMI
Pengobatan yang dilakukan dengan
menggunakan bahan alami, merupakan tahapan percobaan, hal ini disebabkan karena
dosis yang diberikan belum merupakan penemuan baku. Namun yang sudah pasti adalah pegobatan
dengan bahan alami merupakan pengobatan yang baik, kerena sudah terbuktikan
bisa menyembuhkan penyakit orang yang sudah parah, berarti dapat diteliti lebih
lanjut untuk kesehatan ikan.
Tanaman obat-obatan ini dapat ditemui
dimana saja karena sebagian tanaman obat ini digunakan sebagai bumbu
masak.selain itu juga diperlukan pelestarian tanaman obat-obatan ini, agar
supaya tidak punah.
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yusuf, Tim
Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran
& Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).
Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”.
(Jakarta: Puspa Swara,anggota IKAPI 2004).
Saluraban H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar