Senin, 10 September 2018

BUDIDAYA IKAN MAS


I.    PENDAHULUAN

Ikan Mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan Mas merupakan spesies yang sudah lama dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik. Dengan daya adaptasi yang tinggi Ikan Mas mampu hidup mulai di dataran rendah sampai tinggi (1800 m dpl).

Di Indonesia Ikan Mas mulai dipelihara pada Tahun 1920 yang merupakan ikan hasil introduksi dari China, Taiwan, Jepang dan Eropa. Dalam perkembangannya terbentuk ras-ras atau strain-strain Ikan Mas baik secara alami maupun secara pembudidayaan dalam kurun waktu yang cukup lama. Ras-ras Ikan Mas yang berwarna terang diduga adalah keturunan dari eropa dan yang berwarna gelap diperkirakan keturunan dari China. Sedang Ikan Mas yang hasil seleksi di Indonesia adalah Ikan Mas strain Punten dan Majalaya.

Usaha pemeliharaan Ikan Mas telah berkembang pesat di kolam biasa. Usaha ini semakin berkembang dengan ditemukannya teknologi pemeliharaan secara intensif seperti KJA (Keramba Jaring Apung) dan KAD (Keramba Air Deras).

II. DESKRIPSI IKAN MAS
 1.1        Sistematika Ikan Mas
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi Ikan Mas adalah sebagai berikut :
·         Filum
:
Chordata
·         Subfilum
:
Vertebrata
·         Induk Kelas
:
Pisces
·         Kelas
:
Osteichthyes
·         Subkelas
:
Actinopterygii
·         Ordo
:
Cypriniformes
·         Subordo
:
Cyprinoidei
·         Famili
:
Cyprinidae
·         Genus
:
Cyprinus
·         Spesies
:
Cyprinus carpio

1.2        Morfologi

Dilihat dari bentuk sisik dan warnanya, strain Ikan Mas terdiri dari beberapa jenis diantaranya: Majalaya, Punten, Sinyonya, domas, Merah, Kumpai, dan kaca (Mirror). Secara morfologi Ikan Mas memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, pola sisik penuh dan teratur dengan tipe sisik sikloid. Tubuh Ikan Mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed), mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil), bagian anterior mulut terdapat 2 pasang sungut. Perbandingan antara panjang standar terhadap tinggi badan adalah 2,30 : 1,00. Sirip ekor bercagak. Jumlah sisik pada gurat sisi adalah 26-33, dengan rumus jari-jari sirip punggung D.3. 15-17, sirip dada P.1. 12-17, sirip perut V.1. 6-8, dubur A.3. 4-6, dan sirip ekor C.12-16



Gambar 1. Morfologi Ikan Mas

1.3        Siklus Hidup dan Kebiasaan Makan

Siklus reproduksi Ikan Mas dimulai di dalam gonad yakni ovarium pada betina sebagai penghasil telur dan testis pada jantan yang menghasilkan spermatozoa. Pemijahan Ikan Mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara umum pemijahan terjadi pada malam hari.

Telur Ikan Mas bersifat adhesif (melekat pada substrat), berbentuk bulat dan bening dengan ukuran rata-rata diameter 1,5 – 1,8 mm dan bobot 0,17 – 0,20 mg. Telur yang telah dibuahi akan menetas setelah 2-3 hari. Larva Ikan Mas memiliki kantong kuning telur yang akan habis dalam waktu 2-3 hari setelah menetas. Larva kemudian berubah menjadi benih (kebul) yang memerlukan makanan dari luar berupa pakan alami dengan kebutuhan per hari adalah sebanyak 60% - 70% dari bobotnya. Setelah tumbuh selama 2-3 minggu, kwbul tumbuh menjadi burayak yang sudah menyeruapi Ikan Mas dewasa dengan ukuran panjang 1-3 cm dan bobot 0,1 – 0,5 g.

Secara umum Ikan Mas mempunyai sifat-sifat sebagai hewan air omnivora (pemakan segala) yang lebih condong ke sifat hewan karnivora (pemakan daging).

II.   TEKNIK BUDIDAYA

2.1        Pembenihan
a)   Pemeliharaan Induk
Induk Ikan Mas dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,51 ekor/m2, sedangkan apabila dipelihara di KAD dan KJA kepadatannya 5 ekor/m2. Induk diberi pakan berupa pellet dengan kandungan protein 30% sebanyak 2-3% dari berat tubuh yang diberikan 3 kali/hari. Pada pemeliharaan induk ini, induk jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah baik di kolam maupun di bak beton yang dilengkapi dengan pintu pemasukan dan pengeluaran dengan kedalaman 80-100 cm.

b)   Pemilihan Induk Matang Gonad
Usaha pembenihan Ikan Mas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif, dan secara intensif. Dalam proses pembenihan Ikan Mas, pemilihan induk berkualitas dan telah siap mijah menjadi salah factor yang dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan proses pemijahan.
Ciri-ciri induk jantan dan betina unggul yang sudah matang gonad adalah sebagai berikut :
·    Umur betina 1,5 – 2 tahun dengan berat 2 kg/ekor, sedangkan umur jantan minimum 8 bulan dengan berat minimal 0,5 kg/ekor;
·        Tubuh mulus, sehat, dan tidak cacat;
·        Tutup insang tebal, lensa mata tampak jernih;
·         Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam;
Sedangkan untuk membedakan antara induk jantan dan betina dapat dilihat ciri-ciri sebagai berikut :
(1) Betina
·    Bagian perut membesar, buncit dan lembek;
·    Gerakan lambat; dan
·    Jika perut dipijat ke arah anus keluar cairan berwarna kuning
(2) Jantan
·    Badan tampak langsing;
·    Gerakan lincah dan gesit; dan
·    Jika perut dipijat kea rah anus keluar cairan berwarna putih.

c)   Proses Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan Ikan Mas diantaranya :
·         Dasar kolam tidak berlumpur, tidak bercadas;
·   Air tidak keruh dengan kandungan oksigen terlarut cukup dan suhu berkisar 250C;
·       Diperlukan bahan penempel telur/substrat berupa ijuk atau tanaman air;
·  Perbandingan induk jantan dan betina adalah 1 : 1, artinya 1 Kg betina berbanding 1 Kg jantan
Proses pemijahan diawali dengan memasukkan induk pada sore hari ke dalam kolam pemijahan. Proses pemijahan biasanya berlangsung dimulai sejak tengah malam hingga menjelang subuh yang ditandai dengan induk betina yang loncat-loncat. Keesokan harinya induk diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk, sedangkan telur dibiarkan dalam kolam pemijahan untuk selanjutnya ditetaskan. Penetasan telur membutuhkan waktu 2 – 3 hari

d)   Proses Pendederan
Pendederan Ikan Mas dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
Ø  Tahap I : Umur benih yang disebar sekitr 5-7 hari (uk. 1-1,5 cm); padat tebar benih 100-200 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan;
Ø  Tahap II : Ukuran benih 2-3 cm; padat tebar 50-75 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan;
Ø  Tahap III : Ukuran benih 3-5 cm; padat tebar 25-50 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan; dan
Ø  Tahap IV : ukuran benih 5-8 cm; padat tebar 3-5 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan. Benih yang dihasilkan berukuran 8-12 cm.

2.2        Pembesaran

a)   Persiapan Kolam
Kolam untuk pembesaran ikan harus memiliki pematang yang lebih kuat dengan ketinggian 100-120 cm dan lebar bagian atas pematang ± 100 cm. Kemudian pada pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar. Dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan dan pada bagian tengah dasar kolam dibuat saluran yang fungsinya untuk memudahkan pada saat pemanenan.
Untuk menumbuhkan pakan alami, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dosis 100-150 kg/ha atau pupuk buatan (urea dan TSP) dengan dosis 100-150 kg/ha tergantung kesuburan kolam. Pemupukan dilakukan dengan cara disebar merata didasar kolam kemudian diisi air setinggi 5-10 cm dan biarkan selama 2-3 hari. Setelah pakan alami terlihat tumbuh, kemudian dilakukan pengisian air secara bertahap hingga mencapai ketinggian 60-80 cm. Selain itu, bersamaan kegiatan pemupukan juga dapat dilakukan pengapuran dengan kapur mati sebanyak 100 kg/ha. Pengapuran ini berfungsi untuk menaikkan nilai pH.

b)   Penebaran Benih
Pembesaran Ikan Mas umumnya dapat dilakukan baik secara monokultur maupun polikultur. Padat penebaran banih ikan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan, maka padat tebarnya semakin sedikit. Sebagai gambaran padat tebar ikan di kolam dapat diikuti sebagai berikut :
Ø  Benih ukuran 2-3 cm, padat tebar 5-10 ekor/m2,
Ø  Benih ukuran 3-8 cm, padat tebar 3-5 ekor/m2,
Ø  Benih ukuran 8-12 cm, padat tebar 1-2 ekor/m2.
Selain jumlah padat tebar, hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penebaran benih Ikan mas adalah waktu penebaran serta cara penebaran. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat suhu lingkungan masih relatif rendah yakni pada pagi atau sore hari. Sebelum benih ditebar, sebaiknya dilakukan aklimatisai (adaptasi) terlebih dahulu dengan cara membiarkan kantong pengangkut benih terapung di kolam pembesaran selama beberapa saat (15-30 menit). Perlakuan hal-hal tersebut diatas dimaksudkan untuk mengurangi tingkat stress pada benih yang akan ditebar.

c)   Pemberian Pakan
Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, ikan harus cukup makanan yang bergizi. Makanan ikan sebagian besar digunakan sebagai sumber tenaga dan mempertahankan kondisi, selebihnya digunakan untuk pertumbuhan. Jika makanan yang dikonsumsi ikan hanya cukup untuk fungsi yang pertama, praktis ikan akan lambat pertumbuhannya. Oleh karena itu, selain penggunaan pakan alami yang dihasilkan dari proses pemupukan, Ikan Mas yang dipelihara juga dapat diberikan pakan tambahan dengan kadar protein tinggi. Salah satu bentuk pakan tambahan yang biasa dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan ikan adalah pellet.
Pellet yang digunakan untuk pembesaran Ikan Mas adalah pellet dengan kadar protein sekitar 40%. Jumlah pakan yang diberikan adalah 2-3% dari bobot biomas ikan di kolam. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari. Dengan pemberian pakan yang baik, pertambahan berat badan ikan dapat mencapai 25-35% setiap bulan dari berat awalnya. Untuk mencapai ukuran konsumsi, umumnya Ikan Mas dipelihara selama 4-6 bulan.

d)   Panen
Umumnya pemanenan Ikan Mas ukuran konsumsi dilakukan setelah pemeliharaan selama kurun waktu 4-6 bulan. Proses pemanenan dapat dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara pengeringan kolam dan tanpa pengeringan kolam.
Pemanenan yang dilakukan dengan cara pengeringan kolam umumnya dilakukan pada kolam-kolam pembesaran yang ukurn kolamnya relatif luas dengan kondisi kolam dapat dikeringkan. Namun demikian pada kolam-kolam yang kondisinya tidak dapat dikeringkan, maka pemanenan dilakukan dengan cara mendesak ikan dengan menggunakan jaring semacam jaring arad ke arah yang lebih sempit, kemudian dilakukan penangkapan dengan menggunakan seser. Sedangkan pemanenan yang dilakukan tanpa mengeringkan kolam biasanya dilakukan pada kolam-kolam yang ukurannya relatif sangat kecil seperti pada kolam air deras yang umumnya berukuran 20 m2. Dengan ukuran kolam yang kecil, pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan seser yang agak besar.


 Gambar 2. Ikan Mas ukuran konsumsi siap panen

III.  PASCA PANEN

Setelah kegiatan pemanenan, selanjutnya adalahkegiatan penanganan pasca panen. Kegiatan pasca panen meliputi penampungan hasil panen dan pengangkutan.

3.1        Penampungan
Sebaiknya ikan-ikan hasil panen terlebih dahulu ditampung dalam wadah penampungan sementara sebelum didistribusikan. Oleh sebab itu wadah penampungan sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses panen dilakukan. Wadah penampungan hasil panen sebaiknya mamiliki sirkulasi yang baik sehingga kandungan oksigen terlarut cukup untuk memenuhi kebutuhan ikan. Wadah penampungan dapat berupa jaring/hapa yang ditempatkan pada sebuah kolam terpisah dengan kolam yang digunakan untuk pembesaran. Selain itu, wadah penampungan juga dapat berupa bak yang dilengkapi dengan sarana aerasi untuk menyuplai kebutuhan oksigen bagi ikan.

3.2        Pengangkutan
Ada 2 (dua) sistem pengangkutan ikan yakni pengangkutan sistem terbuka dan pengangkutan sistem tertutup. Masing-masing sistem dipergunakan tergantung dari kebutuhannya, terutama terhadap lama atau jarak pengangkutan.

a)   Pengangkutan Sistem Terbuka
Pengangkutan sistem terbuka umumnya dilakukan untuk mengangkut ikan dalam jarak dekat dan waktu yang diperlukan relative tidak lama. Wadah yang digunakan dapat berupa karamba atau fibber glass. Untuk jarak yang agak jauh dan memerlukan waktu relative lebih lama, maka dalam perjalanan perlu adanya penambahan oksigen sehingga wadah pengangkutan perlu dilengkapi dengan sarana aerasi.

b)   Pengangkutan Sistem Tertutup
Pengangkutan sistem tertutup umumnya dilakukan untuk mengangkut ikan dengan jarak yang relative jauh dan memerlukan waktu yang relative lama. Umumnya wadah yang digunakan adalah berupa kantong plastic. Yang harus diperhatikan dalam pengangkutan sistem tertutup adalah perbandingan antara oksigen dengan volume air di dalam oksigen kantong. Perbandingan antara volume air dengan oksigen adalah 1 : 2-3 bagian. Artinya, jumlah oksigen di dalam kantong plastic untuk penganglutan 2 kali lebih banyak dibanding dengan volume airnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Budidaya Ikan Mas

Anonim. Teknologi Pembenihan Ikan Dalam Rangka Mendukung Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Untuk Konsumsi Masyarakat

Suseno djoko. Pengelolaan Usaha Ikan Mas.

Susanto Heru. Budidaya Ikan di Pekarangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...