I. PENDAHULUAN
Ikan Mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang
mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan Mas merupakan spesies yang
sudah lama dibudidayakan dan terdomestikasi dengan baik. Dengan daya adaptasi
yang tinggi Ikan Mas mampu hidup mulai di dataran rendah sampai tinggi (1800 m
dpl).
Di Indonesia Ikan Mas mulai dipelihara pada Tahun 1920 yang
merupakan ikan hasil introduksi dari China, Taiwan, Jepang dan Eropa. Dalam
perkembangannya terbentuk ras-ras atau strain-strain Ikan Mas baik secara alami
maupun secara pembudidayaan dalam kurun waktu yang cukup lama. Ras-ras Ikan Mas
yang berwarna terang diduga adalah keturunan dari eropa dan yang berwarna gelap
diperkirakan keturunan dari China. Sedang Ikan Mas yang hasil seleksi di
Indonesia adalah Ikan Mas strain Punten dan Majalaya.
Usaha pemeliharaan Ikan Mas telah berkembang pesat di kolam
biasa. Usaha ini semakin berkembang dengan ditemukannya teknologi pemeliharaan
secara intensif seperti KJA (Keramba Jaring Apung) dan KAD (Keramba Air Deras).
II. DESKRIPSI IKAN MAS
Dalam ilmu
taksonomi hewan, klasifikasi Ikan Mas adalah sebagai berikut :
·
Filum
|
:
|
Chordata
|
·
Subfilum
|
:
|
Vertebrata
|
·
Induk
Kelas
|
:
|
Pisces
|
·
Kelas
|
:
|
Osteichthyes
|
·
Subkelas
|
:
|
Actinopterygii
|
·
Ordo
|
:
|
Cypriniformes
|
·
Subordo
|
:
|
Cyprinoidei
|
·
Famili
|
:
|
Cyprinidae
|
·
Genus
|
:
|
Cyprinus
|
·
Spesies
|
:
|
Cyprinus
carpio
|
1.2
Morfologi
Dilihat dari
bentuk sisik dan warnanya, strain Ikan Mas terdiri dari beberapa jenis
diantaranya: Majalaya, Punten, Sinyonya, domas, Merah, Kumpai, dan kaca
(Mirror). Secara morfologi Ikan Mas memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, pola sisik penuh dan
teratur dengan tipe sisik sikloid. Tubuh Ikan Mas agak memanjang dan memipih
tegak (compressed), mulut terletak
diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil), bagian anterior
mulut terdapat 2 pasang sungut. Perbandingan antara panjang standar terhadap
tinggi badan adalah 2,30 : 1,00. Sirip ekor bercagak. Jumlah sisik pada gurat
sisi adalah 26-33, dengan rumus jari-jari sirip punggung D.3. 15-17, sirip dada
P.1. 12-17, sirip perut V.1. 6-8, dubur A.3. 4-6, dan sirip ekor C.12-16
Gambar 1. Morfologi Ikan
Mas
1.3
Siklus Hidup dan Kebiasaan
Makan
Siklus
reproduksi Ikan Mas dimulai di dalam gonad yakni ovarium pada betina sebagai
penghasil telur dan testis pada jantan yang menghasilkan spermatozoa. Pemijahan
Ikan Mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara
umum pemijahan terjadi pada malam hari.
Telur Ikan Mas
bersifat adhesif (melekat pada substrat), berbentuk bulat dan bening dengan
ukuran rata-rata diameter 1,5 – 1,8 mm dan bobot 0,17 – 0,20 mg. Telur yang
telah dibuahi akan menetas setelah 2-3 hari. Larva Ikan Mas memiliki kantong
kuning telur yang akan habis dalam waktu 2-3 hari setelah menetas. Larva
kemudian berubah menjadi benih (kebul) yang memerlukan makanan dari luar berupa
pakan alami dengan kebutuhan per hari adalah sebanyak 60% - 70% dari bobotnya.
Setelah tumbuh selama 2-3 minggu, kwbul tumbuh menjadi burayak yang sudah
menyeruapi Ikan Mas dewasa dengan ukuran panjang 1-3 cm dan bobot 0,1 – 0,5 g.
Secara umum
Ikan Mas mempunyai sifat-sifat sebagai hewan air omnivora (pemakan segala) yang
lebih condong ke sifat hewan karnivora (pemakan daging).
II. TEKNIK
BUDIDAYA
2.1
Pembenihan
a) Pemeliharaan
Induk
Induk Ikan Mas dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,51
ekor/m2, sedangkan apabila dipelihara di KAD dan KJA kepadatannya 5
ekor/m2. Induk diberi pakan berupa pellet dengan kandungan protein
30% sebanyak 2-3% dari berat tubuh yang diberikan 3 kali/hari. Pada
pemeliharaan induk ini, induk jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara
terpisah baik di kolam maupun di bak beton yang dilengkapi dengan pintu
pemasukan dan pengeluaran dengan kedalaman 80-100 cm.
b) Pemilihan
Induk Matang Gonad
Usaha pembenihan Ikan Mas dapat dilakukan dengan
berbagai cara yaitu secara tradisional, semi intensif, dan secara intensif.
Dalam proses pembenihan Ikan Mas, pemilihan induk berkualitas dan telah siap
mijah menjadi salah factor yang dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan proses
pemijahan.
Ciri-ciri induk jantan dan betina unggul yang sudah matang
gonad adalah sebagai berikut :
· Umur
betina 1,5 – 2 tahun dengan berat 2 kg/ekor, sedangkan umur jantan minimum 8
bulan dengan berat minimal 0,5 kg/ekor;
· Tubuh
mulus, sehat, dan tidak cacat;
· Tutup
insang tebal, lensa mata tampak jernih;
·
Sisik
tersusun rapih, cerah tidak kusam;
Sedangkan untuk membedakan antara induk jantan dan
betina dapat dilihat ciri-ciri sebagai berikut :
(1)
Betina
·
Bagian
perut membesar, buncit dan lembek;
·
Gerakan
lambat; dan
·
Jika
perut dipijat ke arah anus keluar cairan berwarna kuning
(2)
Jantan
·
Badan
tampak langsing;
·
Gerakan
lincah dan gesit; dan
·
Jika
perut dipijat kea rah anus keluar cairan berwarna putih.
c) Proses
Pemijahan
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemijahan
Ikan Mas diantaranya :
·
Dasar
kolam tidak berlumpur, tidak bercadas;
· Air
tidak keruh dengan kandungan oksigen terlarut cukup dan suhu berkisar 250C;
· Diperlukan
bahan penempel telur/substrat berupa ijuk atau tanaman air;
· Perbandingan
induk jantan dan betina adalah 1 : 1, artinya 1 Kg betina berbanding 1 Kg
jantan
Proses pemijahan diawali dengan memasukkan induk pada
sore hari ke dalam kolam pemijahan. Proses pemijahan biasanya berlangsung
dimulai sejak tengah malam hingga menjelang subuh yang ditandai dengan induk
betina yang loncat-loncat. Keesokan harinya induk diangkat dan dipindahkan ke
kolam pemeliharaan induk, sedangkan telur dibiarkan dalam kolam pemijahan untuk
selanjutnya ditetaskan. Penetasan telur membutuhkan waktu 2 – 3 hari
d) Proses
Pendederan
Pendederan Ikan Mas dilakukan dalam beberapa tahap,
yaitu:
Ø Tahap I : Umur benih yang
disebar sekitr 5-7 hari (uk. 1-1,5 cm); padat tebar benih 100-200 ekor/m2
dengan lama pemeliharaan 1 bulan;
Ø Tahap II : Ukuran benih
2-3 cm; padat tebar 50-75 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan;
Ø Tahap III : Ukuran benih
3-5 cm; padat tebar 25-50 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan;
dan
Ø Tahap IV : ukuran benih
5-8 cm; padat tebar 3-5 ekor/m2 dengan lama pemeliharaan 1 bulan.
Benih yang dihasilkan berukuran 8-12 cm.
2.2
Pembesaran
a) Persiapan
Kolam
Kolam untuk pembesaran ikan harus memiliki pematang yang
lebih kuat dengan ketinggian 100-120 cm dan lebar bagian atas pematang ± 100
cm. Kemudian pada pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah masuknya
ikan-ikan liar. Dasar kolam dibuat miring ke arah pembuangan dan pada bagian
tengah dasar kolam dibuat saluran yang fungsinya untuk memudahkan pada saat
pemanenan.
Untuk menumbuhkan pakan alami, dilakukan pemupukan
dengan menggunakan pupuk kandang dosis 100-150 kg/ha atau pupuk buatan (urea
dan TSP) dengan dosis 100-150 kg/ha tergantung kesuburan kolam. Pemupukan
dilakukan dengan cara disebar merata didasar kolam kemudian diisi air setinggi
5-10 cm dan biarkan selama 2-3 hari. Setelah pakan alami terlihat tumbuh,
kemudian dilakukan pengisian air secara bertahap hingga mencapai ketinggian 60-80
cm. Selain itu, bersamaan kegiatan pemupukan juga dapat dilakukan pengapuran
dengan kapur mati sebanyak 100 kg/ha. Pengapuran ini berfungsi untuk menaikkan
nilai pH.
b) Penebaran
Benih
Pembesaran Ikan Mas umumnya dapat dilakukan baik secara
monokultur maupun polikultur. Padat penebaran banih ikan sangat dipengaruhi
oleh beberapa hal salah satunya adalah ukuran ikan. Semakin besar ukuran ikan,
maka padat tebarnya semakin sedikit. Sebagai gambaran padat tebar ikan di kolam
dapat diikuti sebagai berikut :
Ø Benih ukuran 2-3 cm, padat
tebar 5-10 ekor/m2,
Ø Benih ukuran 3-8 cm, padat
tebar 3-5 ekor/m2,
Ø Benih ukuran 8-12 cm,
padat tebar 1-2 ekor/m2.
Selain jumlah padat tebar, hal-hal yang harus
diperhatikan dalam proses penebaran benih Ikan mas adalah waktu penebaran serta
cara penebaran. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada saat suhu lingkungan
masih relatif rendah yakni pada pagi atau sore hari. Sebelum benih ditebar,
sebaiknya dilakukan aklimatisai (adaptasi) terlebih dahulu dengan cara
membiarkan kantong pengangkut benih terapung di kolam pembesaran selama
beberapa saat (15-30 menit). Perlakuan hal-hal tersebut diatas dimaksudkan
untuk mengurangi tingkat stress pada benih yang akan ditebar.
c) Pemberian
Pakan
Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, ikan harus
cukup makanan yang bergizi. Makanan ikan sebagian besar digunakan sebagai
sumber tenaga dan mempertahankan kondisi, selebihnya digunakan untuk
pertumbuhan. Jika makanan yang dikonsumsi ikan hanya cukup untuk fungsi yang
pertama, praktis ikan akan lambat pertumbuhannya. Oleh karena itu, selain
penggunaan pakan alami yang dihasilkan dari proses pemupukan, Ikan Mas yang
dipelihara juga dapat diberikan pakan tambahan dengan kadar protein tinggi.
Salah satu bentuk pakan tambahan yang biasa dilakukan untuk mempercepat
pertumbuhan ikan adalah pellet.
Pellet yang digunakan untuk pembesaran Ikan Mas adalah
pellet dengan kadar protein sekitar 40%. Jumlah pakan yang diberikan adalah
2-3% dari bobot biomas ikan di kolam. Frekuensi pemberian pakan dilakukan
sebanyak 2-3 kali sehari. Dengan pemberian pakan yang baik, pertambahan berat
badan ikan dapat mencapai 25-35% setiap bulan dari berat awalnya. Untuk
mencapai ukuran konsumsi, umumnya Ikan Mas dipelihara selama 4-6 bulan.
d) Panen
Umumnya pemanenan Ikan Mas ukuran konsumsi dilakukan
setelah pemeliharaan selama kurun waktu 4-6 bulan. Proses pemanenan dapat
dilakukan dengan dua cara yakni dengan cara pengeringan kolam dan tanpa
pengeringan kolam.
Pemanenan yang dilakukan dengan cara pengeringan kolam
umumnya dilakukan pada kolam-kolam pembesaran yang ukurn kolamnya relatif luas
dengan kondisi kolam dapat dikeringkan. Namun demikian pada kolam-kolam yang
kondisinya tidak dapat dikeringkan, maka pemanenan dilakukan dengan cara
mendesak ikan dengan menggunakan jaring semacam jaring arad ke arah yang lebih
sempit, kemudian dilakukan penangkapan dengan menggunakan seser. Sedangkan
pemanenan yang dilakukan tanpa mengeringkan kolam biasanya dilakukan pada
kolam-kolam yang ukurannya relatif sangat kecil seperti pada kolam air deras yang
umumnya berukuran 20 m2. Dengan ukuran kolam yang kecil, pemanenan
dapat dilakukan dengan menggunakan seser yang agak besar.
III. PASCA
PANEN
Setelah
kegiatan pemanenan, selanjutnya adalahkegiatan penanganan pasca panen. Kegiatan
pasca panen meliputi penampungan hasil panen dan pengangkutan.
3.1
Penampungan
Sebaiknya
ikan-ikan hasil panen terlebih dahulu ditampung dalam wadah penampungan
sementara sebelum didistribusikan. Oleh sebab itu wadah penampungan sebaiknya
dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses panen dilakukan. Wadah penampungan
hasil panen sebaiknya mamiliki sirkulasi yang baik sehingga kandungan oksigen
terlarut cukup untuk memenuhi kebutuhan ikan. Wadah penampungan dapat berupa
jaring/hapa yang ditempatkan pada sebuah kolam terpisah dengan kolam yang
digunakan untuk pembesaran. Selain itu, wadah penampungan juga dapat berupa bak
yang dilengkapi dengan sarana aerasi untuk menyuplai kebutuhan oksigen bagi
ikan.
3.2
Pengangkutan
Ada 2 (dua) sistem pengangkutan ikan yakni pengangkutan
sistem terbuka dan pengangkutan sistem tertutup. Masing-masing sistem
dipergunakan tergantung dari kebutuhannya, terutama terhadap lama atau jarak
pengangkutan.
a) Pengangkutan Sistem Terbuka
Pengangkutan sistem terbuka umumnya dilakukan untuk
mengangkut ikan dalam jarak dekat dan waktu yang diperlukan relative tidak
lama. Wadah yang digunakan dapat berupa karamba atau fibber glass. Untuk jarak yang agak jauh dan memerlukan waktu
relative lebih lama, maka dalam perjalanan perlu adanya penambahan oksigen
sehingga wadah pengangkutan perlu dilengkapi dengan sarana aerasi.
b) Pengangkutan Sistem Tertutup
Pengangkutan sistem tertutup umumnya dilakukan untuk
mengangkut ikan dengan jarak yang relative jauh dan memerlukan waktu yang relative
lama. Umumnya wadah yang digunakan adalah berupa kantong plastic. Yang harus
diperhatikan dalam pengangkutan sistem tertutup adalah perbandingan antara
oksigen dengan volume air di dalam oksigen kantong. Perbandingan antara volume
air dengan oksigen adalah 1 : 2-3 bagian. Artinya, jumlah oksigen di dalam
kantong plastic untuk penganglutan 2 kali lebih banyak dibanding dengan volume
airnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Budidaya
Ikan Mas
Anonim. Teknologi Pembenihan Ikan Dalam Rangka Mendukung
Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Untuk Konsumsi Masyarakat
Suseno djoko. Pengelolaan Usaha Ikan Mas.
Susanto Heru. Budidaya Ikan di Pekarangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar