Kamis, 28 September 2017

PEMIJAHAN IKAN GUPPY



Guppy merupakan salah satu jenis ikan hias yang sangat menarik dan cantik. Corak warna-warninya yang menonjol dan sirip ekornya yang lebar menambah kecantikan yang khas bagi ikan guppy itu sendiri. Ikan guppy ini juga sangat mudah untuk dikembangbiakkan, sehingga menjadikan guppy bukan hanya sekedar ikan pajangan, namun juga merupakan lahan usaha yang produktif.


Guppy termasuk ikan yang sangat mudah dipijahkan. Sepasang induk jantan dan induk betina yang ditempatkan di dalam akuarium sudah dapat menghasilkan keturunan. Namun, kendala yang sering dihadapi oleh para pembudidaya guppy ini, yaitu terserangnya penyakit yang bisa menyebabkan kerugian bagi petani.

Penyakit yang menyerang ikan guppy di dalam akuarium disebabkan oleh beberapa faktor, ada beberapa faktor yang merupakan penyebab dan cara penularan penyakit ikan dalam akuarium, diantaranya yaitu :

1. Faktor yang berasal dari kondisi air (kepekatan, keracunan)

2. Faktor yang berasal dari sinar (terlalu tajam, kurang kuat, suhu)

3. Faktor filter (kotoran tak tersedot, keracunan, pH, air)

4. Faktor yang berasal dari pompa udara (O2, sirkulasi air, suhu air)

5. Faktor kepadatan ikan di dalam akuarium (O2, suhu dan kotoran)

6. Faktor tanaman dalam akuarium (O2, kotoran, ruang gerak ikan)

7. Faktor pergantian air, sanitasi


Sistematika

Sistematika ikan guppy menurut Dr. Herbert R. Axelord dalam Heru Susanto adalah sebagai berikut:

v Filum : Chordata

v Subfilum : Craniata

v Superklass : Gnathostomata

v Klass : Osteichthyes

v Subklass : Actinopterygii

v Superordo : Teleostei

v Ordo : Cyprinodontoidai

v Subordo : Peocillidea

v Famili : Peocillidae

v Genus : Poecillia / Lebistes

v Spesies : Poecillia reticulata


Ciri-ciri Ikan Guppy

Jenis dan varietas ikan guppy setiap tahunnya bertambah. Namun demikian warna dasar badan guppy yang asli berwarna kecoklatan, dengan variasi warna sisik di samping badannya serupa pelangi. Bentuk sirip ekor ikan guppy lebar, sehingga menambah kecantikan ikan guppy itu sendiri. Kalau dilihat sekilas ikan guppy mirip burung merak yang mempunyai ekor memukau.

Tanpa sirip ekornya, guppy tidak berarti apa-apa. Karena sirip ekornya yang membuat badan sebelah depannya biasa-biasa saja menjadi lebih unik. Ikan guppy betina mempunyai ukuran tubuh 7 cm, sedangkan guppy jantan berukuran 4 cm.


Habitat dan Penyebaran

Di alam aslinya ikan ini hidup di dua jenis perairan yang berbeda, yaitu air payau, dan air tawar. Menurut Dr. Herber R. Axelord dalam Bambang dan Donny, salinitas yang baik untuk guppy berkisar antara 0,5 – 1 ppt. Ikan guppy dapat ditemukan di perairan Indonesia dengan mudah, yang lebih dikenal dengan nama ikan seribu.

Ternyata guppy yang kelihatan kecil dan lemah berasal dari perairan mengalir, itulah sebabnya apabila ditempatkan di akuarium ikan ini tidak mau diam. Bila kita perhatikan dalam akuarium, ikan lebih banyak menempati bagian permukaan air dari pada di bagian tengah dan dasar akuarium.


Pemilihan Induk

Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih calon induk berkualitas, diantaranya sebagai berikut :

1. Tubuh tidak cacat dan tidak terdapat penyakit

2. Gerakannya lincah dan gesit

3. Nafsu makan tinggi

4. Bagian perut calon induk betina membesar

5. Panjang total tubuh induk betina minimal 4 cm dan jantan 3,5 cm

6. Warna tubuh dan sirip cemerlang dan corak jelas

7. Tipe sirip ekor calon induk sama.


Teknik Pemijahan

Guppy dapat dipijahkan secara massal. 1 ekor guppy jantan dapat mengawini 5-10 ekor guppy betina. Induk jantan dan betina disatukan pada pagi hari pukul 07.30-08.00 atau sore hari pukul 16.30-17.00, karena pada saat tersebut suhu tidak terlalu tinggi.

Induk guppy yang telah disatukan biasanya akan memijah pada pagi hari hingga matahari terbenam. Guppy jantan akan mengejara dan mengikuti guppy betina matang kelamin berenang. Selanjutnya induk guppy jantan akan melakukan penetrasi dan spermanya akan dikeluarkan di dalam tubuh induk betina. Selang waktu antara kelahiran berkisar 15- 20 hari. Satu ekor induk betina akan menghasilkan sebanyak 25-30 ekor burayak berukuran sekitar 3,5-4 mm.


Pemeliharaan Larva

Larva ikan guppy dipelihara di dalam akuarium. Untuk akuarium berukuran 150 cmx75 cmx75 cm dengan ketinggian air minimal 50 cm, dapat menampung benih guppy sebanyak 3.500-4.000 ekor. Benih ikan guppy dapat dipisahkan dari induknya pada saat guppy telah berumur 7-10 hari. Waktu yang tepat memindahkan larva guppy yaitu pada pagi hari pukul 07.00-09.30.


Pemberian pakan

Pakan yang diberikan kepada guppy disesuaikan dengan umurnya. Burayak guppy yang berumur di bawah satu bulan sebaiknya diberi kutu air. Setelah burayak berumur satu bulan, pakan yang diberikan adalah pakan yang banyak mengandung Crude Oil. Jenis pakan tersebut antara lain cacing sutra (Tubivex worm). Setelah guppy berumur tiga bulan, tambahkan pakan yang banyak mengandung Crude Fiber (serat) untuk meningkatkan kualitas warna. Pakan alami berserat yang mudah diperoleh antara lain larva nyamuk, cacing super, atau cacing darah (Blood worm). Semua jenis pakan yang diberikan untuk ikan guppy secara adlibitum.


Daftar Pustaka

Dalimartha.S, 2004.Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Puspa Swara. Jakarta.

Eka.B dan Sitorus.P, 2003. Menghasilkan Guppy Kualitas Kontes. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://world-aquaculture.blogspot.com/2009/11/guppy-awalnya-hidup-di-rawa-air-payau.html

Lesmana.S, 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar swadaya. Jakarta.

Susanto. H, 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanesius. Yogyakarta.

Tambunan N.L. dan Syafei L.S, 2005.Buku Seri Kesehatan Ikan “Guppy Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Whendrato dan Madyana, 1988. Mengenal Ikan Hias Pemeliharaan, Penyakit dan Pengobatan. Eka Offset. Semarang.

Senin, 25 September 2017

PEMIJAHAN IKAN DISKUS




PENDAHULUAN

Sampai saat ini discus masih dikenal sebagai ikan yang bermasalah predikat ‘mudah sakit’ sering kali mengikuti namanya, seolah-olah hak untuk memeliharanya hanya diberikan kepada spesialis dan pakar. Hal ini pula yang menyebabkan banyak pecinta ikan ini yang ‘menyerah’ dan berpaling kepada jenis ikan yang lain. Sebenarnya discus akan menjadi ikan yang bermasalah jika kita mengizinkannya! Prosedur pemeliharaan sehari-hari yang kurang tepat dan tidak disertai ketelatenan tentu bermuara pada berbagai masalah. Sebaliknya, penciptaan system pemeliharaan yang kondusif akan membuat kita mempelajari bahwa memelihara discus adalah hal yang mudah dan menyenangkan.

Menciptakan kondisi pemeliharaan yang bersih akan memproduksi sebanyak mungkin yang sering timbul berkenaan dengan penyakit discus, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Pepatah yang tampaknya sejalan dengan cara penanganan penyakit pada discus, perlu diperhatikan bahwa bukan obat-obatan yang lengkap dan mahal ataupun prosedur pengobatan yang rumit yang mampu mengatasi atau mencegah timbulnya penyakit. Bahkan penggunaan obat yang terlalu sering dengan dosis yang salah dapat merusak fungsi organ discus.


KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

Discus yang dijuluki raja ikan hias air tawar ini telah memulai perjalannya dari habitat aslinya ke akuarim di rumah kita. Aslinya ikan ini berasal dari pedalaman rimba Amazon, Brazil yang terkenal kaya akan beragam species tumbuhan dan binatang. Discus adalah salah satu ikan hias air tawar yang banyak peminatnya. Mengenai sistematikanya ada sedikit perdebatan, banyak orang mengklaim berdasarkan tempat asal, warna dan bentuk luarnya.

Menurut sistematikanya, ikan discus di golongkan sebagai berikut:

v Ordo : Percomorphodei

v Sub : Percoidea

v Family : Cichlidae

v Genus : Symphysodon

v Species : Symphysodon discus

v Namalokal : Discus


Ikan yang berbentuk seperti kue dadar ini di lengkapi dengan keindahan warna dan bentuk tubuhnya. Jika pada umumnya ikan hias mempunyai bentuk tubuh memanjang, discus tidaklah demikian. Bentuk discus unik seperti cakram atau kue dadar. Warnanya sangat unik dan menarik sesuai dengan strain dan keturunannya.


HABITAT DAN PENYEBARANNYA

Habitat asli discus adalah perairan di Amerika Selatan. Pemrakarsa penangkapan discus biasanya pemilik modal di Negara itu yang ingin melipat gandakan uangnya. Mereka dengan jeli melihat potensi alam yang begitu menggiurkan, ada juga beberapa ilmuwan yang mengadakan penelitian tentang ikan discus. Mereka menangkap dengan bantuan penduduk asli, seorang Indian. Para Indian ini dapat mengetahui seluk beluk diskus. Perahu yang digunakan biasanya telah di desain khusus agar bias menampung discus liar yang telah tertangkap. Mereka biasanya melakukan penangkapan bila hari berubah malam.

Setelah sampai di tempat yang di duga banyak discus, biasanya mereka harus sabar menunggu kawanan diskus bergerak kepermukaan air. Selain dengan caratersebut, biasanya discus di tangkap dengan menggunakan perangkap yang di pasang di sekitar batang pohon yang tumbang. Di sekitar tempat jala di beri rumpon (fishing ground).


MEMBEDAKAN INDUK JANTAN DAN BETINA

Membedakan induk jantan dan betina akan lebih mudah dilakukan jika kita dihadapkan dengan sekumpulan calon induk yang dibesarkan bersama. Discus betina memiliki organ genitalia yang disebut ovositor berbentuk lonjong dengan mujung menumpul, sedangkan jantan organnya membulat dengan panjang sekitar 1,5 mm.


PROSES PEMIJAHAN

Pasangan induk ditempatkan dalam aquarium pemijahan, dalam 3-10 hari kemudian biasanya proses perkawinan mulai berlangsung. Pasangan induk discus saling berenang mengitari pasangannya, pada saat tersebut warna discus akan terlihat sangat intens, sirip-sirip mengembang penuh dan matanya terlihat berbinar, kemudian mereka akan menentukan tempat bertelur berupa pipa PVC, pot bunga atau pecahan-pecahan genting atau keramik. Setelah itu pasangan discus akan mulai meletakan telurnya, setelah telur pertama diletakkan, discus jantan akan membuahinya selama beberapa jam, induk yang dipersiapkan dengan baik akan menghasilkan 150-300 butir telur.

Setelah proses pemijahan berakhir, pasangan discus akan menunggui telurnya, mereka akan mengipasi telur tersebut dengan sirip dada, untuk mencegah adanya kotoran atau spora jamur yang melekat selama menjaga telurnya, induk tetap harus diberi pakan dan kondisi aquarium harus terlihat bersih.

Dalam waktu 6 hari sejak peletakan telur, telur akan menetas menjadi larva-larva kecil, yang kemudian akan berkembang menjadi discus dewasa.


PERAWATAN BENIH

Burayak discus dapat dibiarkan bersama induknya sampai berumur 14-20 hari. Setelah itu, burayak dipindahkan untuk dibesarkan secara terpisah dari induknya. Biasanya pada saat itu burayak akan hidup berada disekeliling induknya. Dengan menggiringnya kepojok aquarium lalu memberinya sedikit kejutan, sang induk akan meninggalkan anaknya, setelah itu kita dapat menyerok kumpulan burayak yang tertinggal dengan hati-hati. Burayak yang diserok dapat langsung dipindahkan kedalam aquarium pembesaran yang telah disiapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Aryanti Y. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Diskus Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

D. Setiawan 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta

http://akuariumhias.blogspot.com/2012/10/discus-fish.html

I. Daniel,2002. Memelihara Dan Membudidayakan Diskus Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta

S. Heru, 1989. DISCUS. Penebar Swadaya, Jakarta.

Selasa, 19 September 2017

MINA PADI




Mina padi adalah usaha budidaya ikan digabungkan dengan menanam padi.  Perpaduan antara kegiatan pemeliharaan ikan dan penumbuhan padi ini mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
  1. Sawah tetap dalam keadaan berair dan sumber airnya tidak tercemar.
  2. Ada bagian tanah sawah yang diperdalam dengan cara dibuat kanal-kanal disekeliling sawah dan bagian tengah sawah untuk menjamin kelangsungan hidup ikan pada siang hari dan juga sebagai tempat berlindung ikan dari hama.
  3. Tidak menggunakan pestisida yang beracun terhadap ikan.
  4. Jenis ikan yang dipelihara bukan tergolong karnivora dan bukan pula ikan yang suka membuat liang.
  5. Ukuran benih yang ditebar harus disesuaikan dengan masa penumbuhan padi, yaitu pada saat panen padi, ikan yang dipelihara telah mencapai ukuran yang siap panen pula
Keuntungan dari usaha mina padi ini dapat dilihat dari :
  1. Ekskresi ikan yang dapat menimbulkan penurunan kualitas air bagi ikan dapat dimanfaatkan oleh padi sehingga menguntungkan padi dan ikan.
  2. Populasi hama serangga maupun ulat penggerek batang dapat dikendalikan oleh ikan.
Pemeliharaan Ikan Sistem Mina Padi
1. Pemilihan Lokasi
·  Lahan tidak mudah kebanjiran
·  Jenis tanah berlempung atau berliat
·  Hindari tanah yang mudah longsor
·  Air tersedia minimal 4 bulan
2. Persiapan Kolam
  • Perbaiki saluran irigasi dan pembuangan
  • Buat pematang yang kokoh dengan ukuran dasar 40 – 50 m, atas 30 – 40 cm dan tinggi 30 – 40 cm
  • Pengolahan tanah sampai kedalaman lumpur 15 – 20 cm, pengolahan sudah sempurna ditandai dengan tidak lengketnya tanah pada mata cangkul
  • Pembuatan saluran/caren, yang dibuat sesuai kemampuan apakah caren keliling, caren silang atau caren palang
  • Luas caren 2 % - 4 % dari luas total lahan, lebar 40 – 45 cm dan tinggi 25 – 30 cm.
3. Pemilihan Varietas Padi Dan Ikan
  • Padi yang cocok untuk usaha mina padi harus mempunyai perakaran dalam, cepat bertunas, batang kuat, tahan genangan pada awal tanam, daun tegak, tahan hama dan penyakit.
  • Contoh varietas padi : IR 64, Ciliwung, Citanduy.
  • Jenis ikan yang dipelihara adalah yang disukai masyarakat seperti ikan mas, ikan tawes, ikan nila dan ikan nilem.
4. Pemupukan Padi
  • Gunakan pupuk N, P dan K sesuai dengan takaran anjuran
  • Pada saat pemupukan susulan tutup saluran pemasukan dan pembuangan, biarkan air dalam keadaan tergenang.
5. Penggunaan Insektisida
  • Ikan dapat menekan hama secara biologis seperti wereng, ulat dan lain-lain.
  • Apabila keadaan memaksa gunakan insektisida butiran bersama-sama pemupukan dasar, insektisida Carbofuran dengan takaran 20 kg/ha.
  • Gunakan insektisida golongan karbamat dalam keadaan sangat diperlukan,  seperti : Furadan 36, Darmacin 50 EC, Diazinon 60 EC dan Bassa 50 EC.
  • Insektisida disemprotkan pada pagi hari atau sore hari (pada saat keadaan temperatur udara dan air cukup dingin)
  • Saat penyemprotan, air di petakan sawah ditinggikan.
6. Pengendalian Gulma
  • Lakukan penyiangan secara selektif terhadap gulma yang sudah besar, karena ikan tidak memakan gulma yang besar.
7. Pengaturan Air
  • Pipa pemasukan dan pengeluaran air dapat terbuat dari bambu atau pralon.
  • Pasang saringan pada pipa pemasukan dan pelimpahan air
  • Biarkan air dalam keadaan macak-macak selama 3 – 4 hari setelah tanam padi
  • Ketinggian air 3 – 5 cm dari pelataran cukup untuk pertumbuhan awal dari padi dan juga untuk pertumbuhan ikan
  • Permukaan air dinaikkan sesuai dengan pertumbuhan padi
8. Penebaran Benih Ikan
  • Penebaran dilakukan pada umur padi 3 – 5 hari setelah tanam
  • Jika kita menggunakan insektisida carbufuran maka ketinggian air di petakan sawah 4 – 5 cm
  • Padat penebaran dan ukuran benih ikan tergantung tujuan penebaran apakah hanya pendederan benih atau pembesaran ikan untuk konsumsi. Padat penebaran yang ideal dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Padat Penebaran Berdasarkan Ukuran Benih Ikan

No.
Ukuran
(cm)
Padat penebaran
(ekor/m2)
1.
1 –  3
10 – 13
2.
3 –  5
5  - 10
3.
5 –  8
3  -  5
4.
8 – 10
2  -  3
5.
10
1  -  2



9. Lama Pemeliharaan
  • Lama pemeliharaan 40 – 55 hari (sampai padi mulai berbunga).
10. Pakan Tambahan
  • Sawah biasanya kaya akan organisme mikro sebagai makanan ikan, tetapi apabila menginginkan hasil yang lebih baik dapat diberi makanan tambahan, terutama pada sawah yang kurang subur
  • Gunakan pakan tambahan yang mudah didapat dan murah seperti dedak
  • Takaran pemberian maka
  • Makanan tambahan sebagai patokan 4 – 5 % dari berat badan ikan.
11. Pengawasan/Pemeliharaan
  • Amati dan berantas musuh atau pemangsa ikan seperti kepiting, ular, biawak, berang-berang/sero, burung dan sebagainya.
  • Amati tanaman padi, apabila ada serangan hama yang membahayakan lakukan penyemprotan.
  • Bila pertumbuhan padi tidak normal (anakan kurang) turunkan permukaan air sampai 5 cm selama 2 – 4 hari untuk memberi kesempatan padi bertunas.
12. Panen Ikan
  • Keluarkan air pelan-pelan untuk mencegah adanya ikan yang tertinggal di tengah petakan.
  • Panen dilakukan pada saluran/caren.

Rabu, 13 September 2017

PEMBENIHAN IKAN JELAWAT


Budidaya ikan air tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara karena ikan-ikan ini memiliki nilai jual bagi pembudidaya untuk mendapatkan uang dengan teknik sederhana dan investasi kecil.

KLASIFIKASI IKAN JELAWAT
  • Class : Pisces
  • Sub class : Tolestei
  • Ordo : Ostariophysi
  • Sub ordo : Cyprinoidea
  • Family : Cyprinidae
  • Sub Family : Cyprininae
  • Genus : Leptobarbus
  • Spesies : Leptobarbus hoevani
  • Nama lain : Lemak, Klemak (Sumatra), Manjuhan (Kalimantan Tengah), Jelawat (Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan timur)

BENTUK TUBUH

Ikan jelawat mempunyai sisik yang besar- besar ini mempunyai bentuk badan yang memanjang indah seperti torpedo dan berenang sangat cepat. Reaksinya terhadap sesuatu rangsangan dari luar cekatan. Mulutnya lebarnya terletak di ujung moncongnya agak ke bawah, dan dapat dijulurkan ke depan seperti bibir- bibir ikan karper. Ikan jelawat mempunyai empat kumis.

Badannya berwarna coklat kehitam - hitaman di bagian punggungnya, dan putih keperak - perakan di bagian perutnya, sedangkan sirip- siripnya dan ekornya berwarna merah. Dibandingkan ikan karper, Ikan Jelawat ini memang lebih menarik, karena bentuk tubuhnya yang gagah indah, dan warnanya yang berseri-seri. Di waktu muda, pada sisi badannya ada garis hitam yang memanjang dari kepala ke pangkal sirip ekor, tetapi kalau sudah tua, garis itu hilang.


HABITAT DAN MAKANANNYA 

Sebagai ikan di sungai, ikan jelawat hanya terkenal mendiami perairan bebas Kalimantan dan Sumatra, sedangkan pulau lain tidak diketemukan. Tempat- tempat yang mereka senangi adalah bagian-bagian sungai yang banyak tunggul yang terbenam dalam air atau bagian- bagian lain yang dinaungi pohon besar, terutama pohon- pohon yang buahnya dapat mereka makan bila jatuh ke air. Misalnya buah Tengkawang, bijinya banyak mengandung lemak, biji karet, atau bunga- bunga di permukaan air seperti kambing menyikat rumput. Ikan jelawat tergolong ikan pemakan segala- galanya, makanan antara lain umbi singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging- daging ikan yang telah dicincang.

Dari bentuk tubuhnya yang memanjang seperti torpedo dapat diketahui mereka adalah perenang cepat. Ikan jelawat beruaya ke hulu pada setiap permulaan musim kemarau (Juni - Juli) kalau permukaan air mulai turun. Sebaliknya, mereka akan beruaya ke hilir pada setiap permulaan musim hujan (Desember - Januari) kalau permukaan mulai naik. Hal ini dilakukan oleh ikan- ikan sudah dewasa.

Tempat- tempat yang dituju saat beruaya ke hilir ini selalu bekas - bekas daerah kering yang baru saja tergenang air. Di tempat itulah terdapat makanan- makanan yang disukai.

Pada saat-saat jelawat beruaya inilah (umumnya berlangsung pada malam hari) para nelayan menangkap secara besar- besaran. Memang pada saat - saat demikian ikan mudah diketahui tempatnya, karena timbulnya julur - julur di permukaan liar.


PEMATANGAN GONAD

- Induk dipelihara dalam kolam khusus berukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2

- Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan pelet dengan kandungan protein 25-28%

- Pakan diberikan sebanyak 3 % dari total berat badan dengan frekuensi 2-3 per hari

- Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya

- Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan

- Induk yang siap pijah diperoleh dengan cara seleksi.


PEMIJAHAN

Pemijahan jelawat dapat dilakukan secara alami dan buatan. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan.

1) Ciri induk matang gonad
  • Induk jelawat betina matang gonad dengan ciri bentuk perut agak menggelembung ke arah anus, bila dipijit terasa lembut.
  • Induk jelawat jantan matang gonad dengan ciri sirip dada terasa kasar, bila dipijit bagian testis mengeluarkan sperma.
2) Alat:

Jaring, hapa, serok, baskom, alatsuntik, bulu ayam, corong penetasan telur, akuarium, corong tetas artemia.

3) Bahan
  • Induk jantan dan betina matang gonad
  • Hormon Ovaprim
4) Metode: 

Pemijahan secara buatan (induced breeding):
  • Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari
  • Penyuntikkan dengan hormone ovaprim dosis 0,5 ml/kg/induk.
  • Penyuntikkan I pada induk betina 1/3 dari dosis dan penyuntikkan II sebanyak 2/3 dari dosis.
  • Penyuntikkan pada induk jantan hanya satu kali bersamaan penyuntikkan II pada induk betina.
  • 4 - 7 jam setelah penyuntikkan II, induk sudah ovulasi dan dapat dilakukan stripping.
  • Pembuahan dilakukan dengan mencampurkan sperma dan telur di baskom plastik.
  • Jika telur telah mengembang, siap untuk disimpan dalam wadah penetasan
Penetasan
  • Penetasan telur dalam wadah inkubasi berbentuk corong dengan diameter 60 cm dan tinggi 50 cm. Padat tebar 400 - 500 butir telur per liter.
  • Selama penetasan air harus dijaga kualitasnya (O2 4 - 8 ppm; pH 7,0 - 8,0 ; suhu 25 - 28 derajat 0C).
  • Pada suhu air 25 - 28 derajat 0C telur akan menetas 18-24 jam setelah pembuahan.

Hasil

Fekunditas berkisar 29.000 - 44.000 butir telur/Kg induk, fertilisasi 80%, dan Hatching Rate (derajat penetasan) 70%.

Pemeliharaan Larva
  • Larva dipelihara langsung ditempat penetasan telur
  • Cangkang dan telur yang tidak menetas dibersihkan dengan cara penyiponan
  • 1 - 2 hari setelah menetas, telur dapat dipindahkan ke akuarium
  • Hari ke 3 larva diberikan pakan nauplii artemia (yang baru menetas) secukupnya
  • Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore)
  • Hari ke 7 setelah menetas benih ikan siap untuk didederkan di kolam.
Pendederan
  • Persiapan kolam meliputi pengeringan 2 - 3 hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kemalir) dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak 500 - 700 gr per m2. Kolam diisi air sampai ketinggian 80 - 100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus untuk menghindari masuknya ikan liar.
  • Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100 - 150 ekor/m2.
  • Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pellet dengan dosis 10 - 20% /hari yang mengandung lebih kurang 25% protein
  • Lama pemeliharaan 2 - 3 minggu
  • Benih yang dihasilkan ukuran 2 - 3 cm dan siap untuk pendederan lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

http :// www.dkp.go.id/content.php?c= 550. Informasi Teknologi Budidaya Ikan Jelawat. 01/09/03

http://dunia-perairan. blogspot.com/2012/08/ikan-jelawat.html

Maksoem,S.O,. dkk. 2000.” Peta Geografis Penyebaran Penyakit Ikan Air Tawar”. Direktorat Jendral Dinas Perikanan dan Kelautan. Jakarta.

Syofan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Jelawat Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Yuasa.K,. dkk.2003. ”Paduan Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar “.JICA. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Jumat, 08 September 2017

PEMBENIHAN IKAN MAANVIS


PENDAHULUAN
Kata maanvis berasal dari bahasa Belanda yang berarti “Ikan Bulan” karena bentuknya yang seperti bulan purnama. Didunia internasional, ikan ini dikenal dengan nama “Angel fish” atau “Ikan Bidadari” karena gerakannya yang lemah gemulai dengan sirip yang panjang, tipis, dan halus serta dapat bergetar seperti selendang bidadari. Ikan ini juga sering dijuluki “The Queen of Aquarium” karena bentuknya yang sangat indah seperti anak panah dan sifatnya yang tenang sehingga sangat digemari sebagai ikan hias akuarium.

KLASIFIKASI
  • Sistematika Ikan Maanvis adalah sebagai berikut :
  • Ordo : Perchomorphidei
  • Subordo : Percoidea
  • Famili : Cichlidae
  • Genus : Pterophyllum
  • Spesies : Pterophyllumscalare

MORFOLOGI IKAN MAANVIS
Maanvis memiliki bentuk tubuh pipih (gepeng) seperti bentuk anak panah. Sirip perut dan punggung membentang lebar kearah ekor sehingga Nampak membentuk busur berwarna gelap transparan. Di bagian dadanya ada dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke ekor. Dikalangan pembudidaya ikan hias, sirip dada yang berwarna keputihan ini diberi nama selempang alias dasi karena bentuknya yang tidak menyerupai sirip.

Tubuhnya yang indah itu dibalut oleh dasar keperakan mengkilat sampai hijau keabuan. Pada kepala bagian atas tersapu warna cokelat kehitaman menyusur sampai ke punggung. Sementara warna kombinasinya adalah hitam kecokelatan yang memotong di tiga bagian yaitu bagian ekor, tengah, dan mata. Panjang tubuh maksimal antara 12 – 15 cm.


HABITAT DAN KEBIASAAN HIDUP
Ikan Maanvis merupakan bukan ikan hias asli Indonesia tetapi berasal dari Amerika Selatan yakni dari dataran Orinocu dan Sungai Amazon. Di habitat aslinya, ikan ini dijumpai pada perairan tenang dan banyak ditumbuhi tanaman air dengan suhu 23 – 28 oC dan pH berkisar antara 6,5 – 7,0. Maanvis termasuk kedalam golongan ikan pemakan segala (omnivora) serta bersifat pendamai sehingga dapat dipelihara bersama ikan-ikan yang memiliki gerakanlamban. Seperti umumnya ikan dari famili Cichlidae, Maanvis pun memiliki sifat sayang terhadap keturunannya. Begitu sayangnya, terkadang ia tega menyantap anak-anaknya bila ia merasa ada yang mengganggu keselamatannya.


PERSIAPAN SARANA PEMIJAHAN
Ada beberapa tempat yang dapat digunakan sebagai tempat pemijahan Ikan Maanvis, diantaranya kolam atau bak semen, dan akuarium. Jika menggunkan bak semen, ukurannya 100 x 100 x 80 cm. namun bila menggunakan akuarium bisa dipakai ukuran 100 x 75 x 50 cm atau 60 x 40 x 40 cm. Tempat pemijahan sebaiknya diletakkan pada lokasi yang terhindar dari kebisingan serta diusahakan suasananya agak gelap sesuai dengan sifat ikan ini yang menyukai suasana sepi dan damai.

Karena Maanvis mempunyai sifat menempelkan telurnya, maka di dalam tempat pemijahan harus disediakan benda atau alat sebagai media untuk menempelkan telur. Benda ini bisa berupa pecahan botol, pipa paralon, atau benda lain yang permukaannya licin. Bisa pula dari jenis tanaman air yang berdaun panjang dan kuat (bisa pula diganti dengan potongan daun pisang yang agak lebar). Sebelum digunakan, semua alat ini dicuci ersih terlebih dahulu.

Setelah dibersihkan, kemudian wadah pemijahan diisi air setinggi 30 cm dengan suhu air 23 – 26 oC dan pH 6,8 – 7. Air sebagai media pemijahan maupun pemeliharaan harus selalu bersih dan kualitasnya terjaga.


PEMILIHAN INDUK
Pada pemilihan induk Ikan Maanvis, perbedaan antara jantan dan betina kurang terlihat jelas. Oleh karena itu, hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan cara memilih induk Maanvis yang sudah berpasangan dari sekumpulan induk yang dipelihara yang kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada wadah pemijahan.

Pada umur yang sama, ukuran ikan jantan lebih besar dengan perutnya yang pipih serta bagian kepala yang juga besar mempunyai benjolan kecil (kadang tidak tampak jelas) yang terletak antara ujung mulut dan sirip punggung. Sedangkan Maanvis betina, sekalipun ukurannya lebih kecil tetapi perutnya agak menonjol dengan bentuk kepala yang relative kecil dan umumnya membentuk garis lurus antara mulut dan sirip punggung.Ikan Maanvis mulai dewasa dan siap kawin bila umurnya telah mencapai 7 – 12 bulan dengan ukuran tubuh antara 6 – 8 cm.


PROSES PEMIJAHAN
Untuk menciptakan suasana tentram pada saat pemijahan, sebaiknya pada dinding akuarium ditempel kertas berwarna gelap. Jika menggunakan bak semen, maka pada permukaan air bak tersebut bisa diberi tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok (Echornia crassipes). Hal ini dilakukan sesuai dengan sifat Ikan Maanvis yang gemar hidup ditempat gelap. Baru setelah itu induk yang telah berpasangan dapat dilepaskan ke dalam wadah pemijahan.

Proses pemijahan biasanya terjadi pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi. Induk betina segera akan meletakkan telur pada media yang telah disediakan sehingga keesokan harinya tampak telur yang menempel pada media tersebut.


PENETASAN TELUR
Setelah menetas, biasanya induk Ikan Mannvis akan menjaga dan merawat telurnya dengan cermat secara bergantian. Kelompok telur yang melekat pada daun atau benda lain dibersihkan dengan mulut sambil mengkipas-kipaskan siripnya agar telur-telur tersebut memperoleh aliran air yang segar. Pada kondisi ini sebaiknya induk jangan dikagetkan, karena jika itu terjadi bisa jadi induk Maanvis akan memakan telurnya karena sayangnya induk kepada keturunannya.

Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas, alangkah lebih baiknya telur-telur tersebut diangkat dan ditetaskan pada tempat tersendiri. Telur akan menetas dalam waktu 2 – 3 hari pada suhu 25 – 28 oC. Larvanya akan menggantung pada permukaan daun dengan perantaraan seutas benang halus yang dihasilkannya. Dua atau tuga hari kemudian anak Maanvis terlihat sudah mulai berenang sendiri.


PENDEDERAN
Anakan Maanfis dipindah ke wadah pendederan seperti bak semen yang berukuran 2 x 2 m dengan kepadatan 300 ekor.

Semenjak hari pertama hingga hari ke tujuh, benih diberi pakan berupa infusorea atau rotifera. Awal minggu kedua diberi naupli artemia atau kutu air halus hasil saringan, kemudian cacing sutera atau pakan buatan berbentuk tepung halus. Pemberian pakan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat sisa pakan di dasar wadah yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air pada wadah budidaya. Pemeliharaan tahap pertama ini biasanya diakhiri dengan kegiatan seleksi.


PEMBESARAN
Pembesaran Maanvis dapat dilakukan di kolam atau bak semen ukuran 2 x 2 m dengan kepadatan tergantung pada ukuran ikan. Biasanya kepadatan setelah pendederan dikurangi menjadi 100 – 150 ekor. Benih untuk pembesaran ini biasanya sudah berumur 3 – 4 minggu. Tandanya ialah sirip-siripnya sudah lengkap. Pakan yang diberikan berupa kutu air besar, cacing sutera, ataupun cacing darah.

Biasanya pada usia 2 bulan dan dewasa, ikan ini sudah tahan terhadap perubahan kualitas air. Namun demikian, pergantian air sebaiknya dilakukan secara rutin. Ini disebabkan sirip dadanya yang panjang seperti dasi sangat mudah rusak bila terserang penyakit. Jika sudah rusak maka nilai jualnya pun hilang (menurun). Pada ukuran 3,5 cm atau berumur sekitar 3 bulan, Maanvis sudah dapat dijual.

DAFTAR PUSTAKA

Daelami Deden A.S. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Daelami Deden A.S. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Ganis L.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan Maanvis Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.
Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.
Lesmana Darti S. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya, 2003.
Sukadi Fatuchri. Ikan Hias Air Tawar dan Prospeknya. Dirjen Perikanan Budidaya, 2003.
Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...