Jumat, 14 April 2017

TEKNIK PEMBENIHAN TERIPANG


 

Benih teripang dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu benih alami yang dikumpulkan dari alam dan benih hasil pembenihan buatan di hatchery (panti benih).
BENIH ALAMI

Benih alami biasanya banyak ditemukan di kawasan pasang surut yang berdasar lumpur berpasir dan banyak ditumbuhi tumbuhan laut, seperti ilalang laut dan rumput laut. Benih alami ini mempunyai ciri sebagai berikut.
-    Bentuk badan bulat panjang dengan bagian perut merata serta bersekat-sekat melintang berwarna putih.
-     Di antara sekat-sekat  tubuh di bagian punggung terdapat garis-garis hitam.
-     Benih alami. Banyak ditemukan di kawasan pasang surut yang berdasar Lumpur berpasir dan ditumbuhi tumbuhan laut
-     Kulit tubuh tebal dan kasar. Jika diraba, terasa kasar seperti ada butiran pasir.
          Benih dari alam ini bisa diambil langsung dengan tangan pada saat air laut surut.  Pekerjaan ini biasa dilakukan oleh nelayan pada waktu malam hari dengan penerangan obor atau lampu petromaks. Pada malam hari terutama saat air surut, benih teripang cenderung berada di permukaan pasir sehingga mudah diambil.
Nelayan biasanya menampung benih tersebut dalam wadah yang berisi air laut.  Atau,  sering  kali  hanya  diletakkan  di  dalam  perahu yang mereka tumpangi dan diberi air laut.  Selanjutnya, benih dibawa ke tempat pembesaran.
Adakalanya pengambilan benih dilakukan pada siang hari dengan cara menyelam. Pekerjaan ini relatif lebih sulit jika dibanding pada malam hari karena pada siang hari teripang lebih suka berlindung di bawah batu karang atau membenamkan diri di bawah pasir sehingga agak sulit dilihat.   Di samping itu, untuk menghindari panas di siang hari, teripang cenderung memilih perairan yang lebih dalam dengan gelombang yang tidak terlalu besar dan lokasi cukup terlindung, misalnya di laguna dan teluk.
Benih yang diambil dari alam berukuran sekitar 10 cm. Ukuran sebesar ini pada umumnya bisa langsung dibesarkan pada kurungan pemeliharaan.
BENIH HASIL PEMBENIHAN BUATAN
a.  Sarana Pembenihan
Sarana yang diperlukan untuk pembenihan teripang buatan tidak begitu banyak, terdiri dari beberapa buah bak sebagai tempat penampungan induk, pemeliharaan larva, dan kultur plankton.  Bak-bak ini sebaiknya dibuat dengan beton.  Namun demikian,  dapat pula dibuat dari kayu yang dilapisi plastik. Beberapa sarana lain yang diperlukan adalah sebagai berikut.
-       Saringan pasir untuk menyaring air laut agar betul-betul bersih.
-    Bak penampungan air yang dilengkapi dengan saringan pasir. Ukuran bak ini disesuaikan dengan kebutuhan air laut untuk penggantian air pada seluruh unit pembenihan. Penempatan bak diatur supaya gaya gravitasi bisa menyalurkan air dari satu bak ke bak lainnya.
-       Pipa penyalur air yang dilengkapi dengan beberapa saringan dengan berbagai ukuran, 1,5 - 2 mikron.
-       Bak penampungan induk dengan kapasitas 1,5 - 2 ton air, kedalaman bak 0,75 - 1 m.
-     Bak pemijahan dengan kapasitas sekitar 1,5 ton air, berjumlah 2 atau 3 buah dengan kedalaman sekitar 50 cm.
-       Bak pemeliharaan larva, berjumlah 10 - 15 buah dengan ukuran (1 x 2 x 0,5) m.     
-       Bak pemeliharaan juvenil, berjumlah 8 - 10 buah dengan ukuran (2 x 4 x 0,6) m.
-       Bak plankton, berjumlah 3 - 5 buah dengan ukuran (2 x 4 x 0,75) m.

b.  Pemeliharaan dan Seleksi Induk
Kualitas induk merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan penyediaan benih  melalui pemijahan buatan. Waktu pengambilan induk yang tepat atau pengalaman tentang musim puncak kematangan gonad merupakan kunci keberhasilan dalam mendapatkan calon induk yang memenuhi syarat untuk dipijahkan.
Sebelum memulai kegiatan pengumpulan induk, sebaiknya dilakukan pengambilan contoh atau sampel. Sampel itu akan memberikan gambaran kepada kita apakah induk siap dipijahkan atau belum. Pengumpulan yang terlalu cepat dari waktu kematangan gonad akan menghasilkan induk yang gonadnya belum matang penuh. Sebaliknya, jika pengumpulannya terlambat, induk akan memijah di laut.
Pengumpulan calon induk teripang dari laut dapat dilakukan dengan penyelaman pada siang hari. Apabila dilakukan pada malam hari, harus dibantu dengan alat penerang berupa obor atau lampu petromaks. Dengan cara ini, induk teripang dapat diambil langsung dengan tangan. Pada perairan yang agak dalam, induk teripang dapat diambil dari atas perahu dengan bantuan alat semacam tombak bermata dua yang tumpul.
Alat penangkap induk teripang
 Calon induk teripang yang diperoleh dikumpulkan dalam wadah yang berisi air laut atau ditaruh di dalam palka perahu yang telah diisi air laut.  Untuk  pengumpulan/pengangkutan  calon  induk  pada  siang hari, sebaiknya wadah  penampungan  atau  palka  ditutup  rumput  laut atau ilalang laut untuk menghindarkan calon induk dan sinar matahari secara langsung. Pengangkutan induk dari tempat pengumpulan dapat dilakukan dengan wadah, seperti ember plastik yang berisi air laut atau langsung ditempatkan pada palka perahu.
Secara umum, peryaratan calon induk teripang yang sudah siap dipijahkan adalah sebagai berikut.               
- Tubuh atau kulit dagingnya tebal, ukuran tubuh 25-35 cm atau seberat 400-600g.                        
-       Sehat dan tidak memiliki luka pada permukaan tubuhnya.
-       Jumlahnya mencukupi untuk kesinambungan kegiatan pembenihan.
Umumnya berat tubuh teripang  berpengaruh langsung atau berkorelasi terhadap berat gonad dan indeks kematangan gonad serta fekunditas (jumlah sel telur yang dihasilkan per satuan berat). Karena teripang merupakan organisme yang sangat sulit dibedakan jenis kelaminnya, maka pembedaan jenis kelamin umumnya dilakukan berdasarkan ukuran beraf tubuh.
Induk yang telah diseleksi dipelihara di dalam kurungan tancap di laut atau di kolam air laut atau langsung dipelihara di dalam bak induk dengan kepadatan 5 - 10 ekor/m2. Bak induk umumnya terbuat dari beton, berbentuk empat persegi panjang, dan berkapasitas 1,5 - 2 ton air.
Khusus untuk pemdiharaan induk di kolam air laut, kedalaman air diusahakan antara 75 - 100 cm. Selain itu, diusahakan selalu  ada pergantian air agar stabilitas suhu dan salinitas tetap terjaga. Persediaan pakan juga harus terjamin dan perlu adanya penambahan pakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan induk di bak pemijahan adalah sebagai berikut.
-   Kualitas air tetap terjaga baik. Bila perlu, dilakukan penggantian air setengah atau sepertiga dari volume, sehari dua kali, pagi dan sore.
-       Kotoran yang ada di dalam bak hams segera dibersihkan.
-       Pakan tambahan diberikan secukupnya.
-       Kebiasaan atau kesukaan induk harus dipantau secara kontinyu.

Referensi:
Martoyo J,  Aji N dan Winanto T, 1994. Budidaya Teripang. Penebar swadaya, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...