Kamis, 27 April 2017

BUDIDAYA IKAN BOTIA (Botia macracantha)


      Ikan botia adalah salah satu ikan asli Indonesia yang kesohor keindahannya dikalangan penggemar ikan hias. Ikan ini juga mempunyai kebiasaan merayap didasar air, sehingga dalam pemeliharaan sebaiknya akuarium diletakkan di tempat yang jauh dari keramaian.

           Kendala yang sering dihadapi adalah sulitnya melakukan pemijahan serta penyakit yang sering menyerang pada saat pemeliharaan. Untuk itu dalam menjaga agar ikan botia tetap sehat perlu diketahui cara mencegah serangan penyakitnya. Namun tidak menutup kemungkinan kita juga perlu mengetahui cara untuk mengobatinya.

Klasifikasi

v Ordo : Ostariophysoidet

v Sub ordo : Cyprinidea

v Famili : Cobitudae

v Genus : Botia

v Species : Botia macracantha


Morfologi Ikan Botia

         Ikan botia bentuk tubuh yang indah, punggung agak bungkuk sehingga sepuntas tampak seperti pesawat tempur warna tubuhnya tidak rumit, berwarna dasar sawo matang dan kadang-kadang kekuningan yang dibalut warna hitam di tiga tempat. Satu memotong dikepala persis melintas dimata.

      Sirip ekor tebal terbagi dua dengan ujung lancip. Warnanya orange dengan ujung kemerahan, sementtara sirip anus hitam dengan tulang sirip kuning dan sirip dada merah darah. Diujung kepala terdapat mulut yang ditempeli kumis, sedangkan di bawah matanya terdapat semacam duri tajam yang gunakan sebagai senjata, sehingga tak heran kalau botia dijuluki simata duri (thorn eyes).

Habitat dan Kebiasaan Hidup

        Ikan Botia merupakan ikan hias asli Indonesia. Tetapi tercatat paling tidak ada dari 10 spesies, namun begitu Botia macracantha asal Indonesia inilah yang paling kesohor dikalangan penggemar ikan hias. Dialam Botia banyak ditemukan dan berkumpul di perairan yang tenang (tidak berarus deras) dan kebiasaan yang lain yankni menyukai atau merayap di dasar air yang berlumpur dengan suhu 26-300C. Botia juga terkenal amat pemalu dan mudah terperanjat dan ketakutan.

       Di dalam proses budidaya ikan botia sampai saat sekarang belum bisa untuk dipijahkan. Kita harus puas dengan pemeliharaan dan pembesarannya saja. Malah membedakan jantan maupun betina masih susah, belum ditentukan patokan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan jenis kelaminnya.

Pemeliharaan
Ada beberapa persyaratan yang penting yang mutlak harus diperhatikan dalam merawat ikan Botia didalam kolam maupun diakuarium diantaranya:

- Air

Air sebagai media hidupnya harus disediakan yang kesadahannya normal dengan suhu antara 26-30oC. 

- Kadar oksigen

Kadar oksigen yang baik buat pemeliharaan ikan Botia sama dengan ikan hias lainya yaitu 3-5 ppm.

- Penggatian air

Penggantian air dalampemeliharaan di aquarium sebainyadilkukan 2-3 kali sehari.

- Pakan

Pakan yang berkualitas untukikanBotiaadalahcacing sutra, cuk, dan kutu air.

- Wadah pemeliharaan

Wadah pemeliharaanuntuk ikan Botia yaitu bak/kolam, yang berukuran 1 x 2 x 0,4m dan aquarium 0,40 x 0,40 0,70 cm dengan ketinggian air dari kedua wadah ini antara 30-40 cm dengan suhu 26-30oC.

Daftar Pustaka
Lingga, Pinus dan Heru Susanto, 2001. ”Ikan Hias Air Tawar”. Penebar Swadaya, Jakarta.
Dalimartha, S. , 2004. ”Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. Puspa Swara, anggota IKAPI, Jakarta.
Yusuf D.M. danSyafei L.S, 2005.Buku Seri KesehatanIkan “Botia Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.



Jumat, 21 April 2017

PENGANGKUTAN IKAN HIDUP



 Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai  dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidup ikan.
Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan menggunakan air sebagai media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering.
A.   PENGANGKUTAN SISTEM BASAH
Transportasi sistem basah (menggunakan air sebagai media pengangkutan) terbagi menjadi dua, yaitu :
1)    Sistem Terbuka
Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka atau tertutup tetapi secara terus menerus diberikan aerasi untuk mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. Biasanya sistem ini hanya dilakukan dalam waktu pengangkutan yang tidak lama. Berat ikan yang aman diangkut dalam sistem ini tergantung dari efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies ikan.
2)    Sistem Tertutup
Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup dengan suplai oksigen secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan. Wadah dapat berupa kantong plastik atau kemasan lain yang tertutup.
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan (Berka, 1986).
a.    Kualitas Ikan
Kualitas ikan yang ditransportasikan harus dalam keadaan sehat dan baik. Ikan yang kualitasnya rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dalam waktu pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yang kondisinya sehat.
b.    Oksigen
Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2 meningkatikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.
c.    Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 8 0C untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 – 20 0 untuk ikan di daerah tropis.
d.    Nilai pH, CO2, dan amonia
Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik akibat kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, untuk menanggulanginya dapat digunakan larutan bufer untuk menstabilkan pH air selama transportasi ikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.
e.    Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi
Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi tidak boleh lebih dari 1 : 3 . Ikan-ikan lebih besar, seperti induk ikan dapat ditrasportasi dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : 2 sampai 1 : 3 , tetapi untuk ikan-ikan kecil perbandingan ini menurun sampai 1 : 100 atau 1 : 200. Kesegaran ikan juga dipengaruhi oleh kondisi apakah ikan dalam keadaan meronta-ronta dan letih selama transportasi. Ketika ikan berada dalam wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama aktivitas otot berjalan, suplai darah dan oksigen tidak memenuhi, sehingga perlu disediakan oksigen yang cukup sbagai alternatif pengganti energi yang digunakan.
B.   TRANSPORTASI SISTEM KERING (SEMI BASAH)
Pada transportasi sistem kering, media angkut yang digunkan adalah bukan air, Oleh karena itu ikan harus dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis rendah sehingga konsumsi energi dan oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama jika mencapai basal, makin rendah pula aktivitas dan konsumsi oksigennya sehingga ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya makin besar.
Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunkan suhu rendah, menggunakan bahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.
PEMINGSANAN IKAN
Kondisi pingsan merupakan kondisi tidak sadar yang dihasilkan dari sistem saraf pusat yang mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut. Pingsan atau mati rasa pada ikan berarti sistem saraf kurang berfungsi .
Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui penggunaan suhu rendah, pembiusan menggunakan zat-zat kimia dan penyetruman menggunakan arus listrik.
a.    Pemingsanan dengan penggunaan  suhu rendah:
·         Metode pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
·         penurunan suhu secara langsung, dimana ikan langsung dimasukan dalam air yang bersuhu 100 – 150C. Sehingga ikan akan pingsan.
·         Penurunan suhu secara bertahap, dimana suhu air sebagai media ikan diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan.
b.    Pemingsanan ikan dengan bahan anestasi (bahan pembius)
Bahan anestasi yang dapat digunakan untuk pembiusan ikan adalahSelain bahan-bahan anestasi sintetik diatas pembiusan juga dapat dilakukan dengan menggunakan zat  caulerpin  dan caulerpicin yang berasal dari ekstrak rumput laut Caulerpa sp.
c.    Pemingsanan Ikan dengan Arus Listrik
Arus listrik yang aman digunakan untuk pemingsanan ikan adalah yang mempunyai daya 12 volt, karena pada 12 Volt ikan mengalami keadaan pingsan lebih cepat dan tingkat kesadaran setelah pingsan juga cepat.
C.    PENGEMASAN
Pada pengangkutan kering diperlukan media pengisi sebagai pengganti air. Menurut Wibowo (1993), yang dimaksud dengan bahan pengisi dalam pengangkutan ikan hidup adalah bahan yang dapat ditempatkan diantara ikan hidup dalam kemasan untuk menahan ikan dalam posisinya.
Selanjutnya disebutkan bahwa bahan pengisi memiliki fungsi antara lain mampu manahan ikan agar tidak bergeser dalam kemasan, menjaga lingkungan suhu rendah agar ikan tetap hidup serta memberi lingkungan udara dan kelembaban memadai untuk kelangsungan hidupnya.

Selasa, 18 April 2017

BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Gracilaria sp)



Rumput laut Gracilaria sp Merupakan jenis rumput laut yang dapat di budi dayakan di muara sungai maupun di tambak tambak, meskipun habitat awalnya  berasal dari laut, hal ini di karenakan tingkat toleransi hidup yang ini sampai pada batas salinitas 15 per mil Bahkan 10 per mil.
Ciri umum dari Gracilaria sp. adalah mempunyai bentuk thallus silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman) agak mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5 – 2 mm. Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Glacilaria tumbuh di daratan terumbu karang dengan air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 per mil (Anggadiredja et al. 2006).
 Teknik Budidaya Rumput Laut 

Usaha budidaya rumput laut Gracillaria sp, di tambak dalam pelaksanaanya dapat dilakukan secara monokultural maupun polikultural (terpadu). Namun kalau ditinjau darai dua cara budidaya diatas, untuk budidaya polikultur ternyata lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara monokultur. Hal ini karena dalam budidaya rumput laut secara polikultur dapat meningkatkan efesiensi penggunaan lahan dan pendapatan pembudidaya ikan secara berkesinambungan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan rumput laut Gracillaria sp. Di tambak secara polikultur dengan udang dan atau bandeng yaitu:
1. Persiapan Penanaman
a.   Persiapan Lahan
Sebelum benih/bibit ditebar ke dalam petakan tambak, kegiatan persiapan lahan yang terlebih dahulu harus dilakukan yaitu dasar petakan tambak dibersihkan dari hewan-hewan predator. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam rangka persiapan lahan petakan tambak.
  • Pengangkatan dasar tambak atau lumpur ke atas pematang dan setelah kering dimasukan kembali ke dalam tambak;
  • Kegiatan ini hanya dilakukan setelah panen dan sebelum penanaman;
  • Saluran air yang ditumbuhi lumut maupun ditutupi tanah dasar tambak dibersihkan untuk menjaga sirkulasi air agar tetap lancar;
  • Untuk mempercepat pertumbuhan, dapat juga dipupuk dengan menggunakan pupuk dan unsur hara 450kg/ha;
b.   Penyediaan bibit rumput laut dan benih ikan/udang
Penyediaan bibit rumput laut awalnya dilakukan dengan koordinasi dan bantuan dari perusahaan yang mengembangkan bibit untuk jenis rumput laut pilihan yang telah teruji dan dapat memenuhi persyaratan mutu, baik untuk pasar lokal maupun pasar ekspor.
Yang harus diperhatikan dalam membawa bibit rumput laut agar tidak terjadi kematian selama dalam perjalanan adalah :
  • Bibit harus tetap dalam kemasan basah/lembab selama dalam perjalanan;
  • Tidak terkena air tawar atau hujan;
  • Tidak terkena minyak atau kotoran-kotoran lain;
  • Jauh dari sumber panas seperti mesin kendaraan an lainnya;
c.   Penanaman bibit
Penanaman bibit rumput laut di tambak dilakukan dengan menggunakan metode broadcast, dimana bibit ditebar di seluruh bagian tambak.
Penebaran dengan cara ini punya keuntungan yaitu biaya murah, penanaman maupun pengelolaanya.
Waktu penebaran dilakukan pada atau sore hari agar rumput laut tidak mengalami kekeringan.  Pada penanaman pertama, rumput laut harus diambil dari nursery (gudang bibit) agar menjaga kualitasnya. Untuk penanaman selanjutnya, bibit rumput laut dapat diambil sebagian kecil dari hasil panen. Apabila kondisi salinitas  dan alam mendukung rumput laut tadi akan tumbuh optimal dan menghasilkan spora yang merupakan cikal bakal bibit rumput laut.
Periode penanaman perdana dilakukan selama 4 bulan, setiap bulan apabila sudah terlihat bongkahan-bongkahan, maka dilakukan penyebaran ulang dengan cara mengangkat bongkahan dan merobek – robek sambil disebarkan.
Rata – rata penebaran bibit rumput laut untuk 1 ha sekitar 1 – 1,5 ton pada awal penanaman. Seandenya pertumbuha rumput laut mencapai di atas 3% maka padat penebaran bisa ditingkatkan menjadi 2 ton/ha.
Setelah 7 – 10 hari kemudian klekap-klekap mulai tumbuh, benih bandeng ukuran glondongan segera ditebar dengan padat penebaram 1.500 ekor. Seminggu kemudian baru ditebar benih udang ukuran tokolan dengan padat penebaran 5.000 ekor.
d.   Pemeliharan
Pemeliharaan dan pengawasan dilakukan setiap hari, dengan melakukan pengawasan pada kualitas air dan suhu air tambak.
Penggantian air tambak dilakukan dua kali seminggu . pemeliharaan tanaman dilakukan dengan membersihkan tanaman yang tertimbun lumpur.
Apabila pertumbuhan rumput laut kurang baik, dapat dilakukan pemupukan dng pupuk urea ataupun TSP dng konsentrasi 50 kg/ha.
e.   Pengelolaan Air
Pengelolaan air tambak diutamakan dengan menggunakan sistem gravitasi atau pasang surut air laut. Kualitas air baik, kuantitas cukup serta tidak tercemar dengan persayaratan :
  • Suhu air : 20 – 28 °C
  • Salinitas optimum : 15 – 37 permil
  • pH : 6,8 – 8,2
  • Oksigen terlarut : 3 – 8 ppm
  • Kejernihan : air tidak terlalu keruh dan memungkinkan menerima sinar matahari
  • Polusi : jauh dari limbah industry
 f.    Pemberantasan Hama / Penyakit
Pemberantasan hama dilakukan dengan penjagaan saluran masuk pintu air dengan saringan, agar hama predator seperti ikan-ikan liar tidak masuk ke dalam tambak pemeliharaan.
Pemberantasan penyakit WHITE SPOT pada rumput laut dilakukan dengan mengganti air tambak seminggu dua kali. Apabila dalam seminggu air tambak tidak diganti, maka pada thallus (batang) rumput laut akan terjadi bercak uang akan menghambat pertumbuhan rumput laut, bahkan dapat menyebabkan kematian.
g.   Pengamatan Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan rumput laut yang dianggap menguntungkan adalah di atas 3% pertambahan berat per hari. Laju pertumbuhan dihitung berdasarkan model eksponensial pertambahan berat per hari, yaitu :

                           1  t
   G =             Wt               - 1     x 100%                                  
                     Wo          

Keterangan :
G     = laju pertumbuhan dalam % per hari
Wo  = berat tanaman mula-mula
Wt   = berat tanaman sesudah t hari
t      = lama penanaman (hari)


 

  MENGENAL IKAN SCORPION Mengingat permintaan ikan hias dari tahun ketahun terus meningkat, maka Ikan  Skorpion Volitan (Pterois ...