v Bahan baku
Bahan
baku yang digunakan untuk pengolahan agar kertas biasanya adalah rumput laut
jenis Gracilaria yang juga dikenal
sebagai agar merah, yaitu jenis Gracilaria
alam yang banyak dijumpai di pantai selatan P.jawa dan bali. Jenis rumput laut
lain yang dapat digunakan adalah rumput laut jenis Gracilaria dari hasil budidaya di tambak. Jenis rumput laut agar
merah dapat digunakan sendiri atau dicampur dengan Gracilaria tambak. Penggunaan Gracilaria
tambak sendiri biasanya menghasilkan agar-agar yang lembek sehingga sulit
dilakukan preparasi. Oleh karena itu, untuk memperkuat gel agar-agar yang
terbentuk. Gracilaria tambak dicampur
dengan agar merah dengan perbandingan tertentu. Ciri-ciri kedua jenis rumput
laut ini sebagai berikut::
·
Rumput
laut agar merah berwarna merah tua sampai kehitaman, agak kusam, talus agak
panjang, cukup kering tetapi agak lembab (kadar air sekitar 40%), biasanya
banyak tercampur kotorang (pasir, garam, karang, kulit kerang, rumput laut lain
dan benda asing lain).
·
Rumput
laut Gracilaria tambak biasanya
berwarna hijau gelap, kehijauan sampai keputih-putihan agak kusam, talus kecil
dan panjang sehingga sering disebut bulu kambing, cukup kering (kasar) atau
agak lembab dan biasanya hanya sedikit tercampur kotorang (tanah, lumpur, pasir
dan benda asing lain).
v Bahan
pembantu
Bahan bantu utama yang diperlukan dalam pengolahan
agar-agar kertas adalah:
- Air bersih untuk pencucian dan perebusan
- Kapur tohor atau kapur bubuk (diperoleh dengan
menambahkan air ke kapur gamping) untuk pemucatan rumput laut.
- Kalium khlorida (KCl) teknis untuk proses
penjendalan agar-agar.
- Bahan bantu lain, misalnya bahan bakar (minyak dan
kayu) untuk perebusan.
v Peralatan
Peralatan
yang dipergunakan juga cukup sederhana, yaitu peralatan untuk perendaman,
pencucian dan pemucatan rumput laut, perebusan dan penyaringan hasil ekstraksi,
penjendalan, pemotongan, pembungkusan dan pengepresan agar-agar, penjemuran dan
pengepakan produk agar-agar kertas kering.
v Pembersihan
Ada
tiga perlakuan dalam tahap ini, yaitu perendaman, pencucian dan sortasi. Rumput
laut agar mwrah kering direndam dalam air bersih sekitar 2 jam, sedangkan untuk
campuran agar merah dan Gracilaria
tambak direndam 1 malam. Rumput laut diremas-remas sambil disortasi untuk
memisahkan kotoran (pasir, karang, jenis rumput lian, dsb), kemudian dibilas
sampai bersih.
v Pemucatan
Setelah
pembersihan, dilakukan pemucatan dengan cara merendam rumput laut di dalam
larutan kapur 0,5% selama 5-10 menit. Rumput laut kemudian dicuci sambil
diremas-remas, dibilas dengan air bersih, ditiris dan dijemur di panas matahari
sampai kering. Ketika dijemur terjadi proses pemucatan sehingga rumput laut
menjadi lebih putih. Selain itu, rumput laut direndam kembali dengan air bersih
selama semalam, dicuci sambil diremas-remas dan dibilas sampai rumput laut
bebas larutan/bau kapur.
v Ekstraksi
dengan perebusan
Selanjutnya
rumput laut diekstraksi. Ekstraksi agar merah dilakukan dalam dua tahap dengan
direbus dengan total air perebus sebanyak 20 kali berat rumput laut kering.
Perebusan pertama dilakukan dengan air perebus 14 kali berat kering selama 2
jam (suhu 850-9500C, pH 6-7) sambil diaduk. Hasil perebusan disaring
dengan kain saringan dan ampasnya diekstrak lagi selama 1 jam dengan air
perebus 6 kali berat rumput laut kering. Hasil perebusan disaring, ampas
dibuang dan filtratnya dicampurkan ke filtrat hasil penyaringan pertama.
Campuran ini lalu diendapkan untuk memisahkan kotoran halus yang masih ada.
Ekstraksi
rumput laut campuran dilakukan sekali dengan menggunakan air perebus sebanyak
12 kali berat kering campuran rumput laut. Ekstraksi dilakukan selama 2 jam
pada suhu 80-850C dan pH 4,5. Hasil perebusan lalu disaring dan
diendapkan.
v Penjendalan
Setelah
pengendapan, dilakukan penjendalan dengan menambahkan bahan penjendal (KCl atau
KOH) sambil dipanaskan selama 15 menit dan terus diaduk. Untuk hasil ekstraksi
rumput laut agar merah digunakan bahan penjendal 2-3% KOH atau KCl, sedangkan
hasil ekstraksi campuran rumput laut dengan 2,5% KCl. Hasilnya dituang ke dalam
pan pencetak dan dibiarkan semalam sampai agar-agar menjendal cukup keras.
Pemotongan dan pengepresan
Kemudian agar-agar yang diperoleh diiris tipis dengan
alat pemotong agar dengan ketebalan 8-10mm. Tiap irisan dibungkus kain dan
disusun dalam alat pengepres dan dilakukan pengepresan untuk mengeluarkan air
dari agar-agar dengan beban pengepres ditambah secara bertahap. Pengepresan
dihentikan jika lembaran agar-agar sudah cukup tipis, jika agar-agar belum
cukup tipis, pengepresan dilanjutkan dengan menambahkan beban secara bertahap.
v Pengeringan
Selanjutnya
lembaran agar-agar hasil pengepresan yang sudah tipis tersebut dijemur di panas
matahari sampai kering berikut kain pembungkusnya. Selama penjemuran agar-agar
dibalik-balik sampai agar benar-benar kering.
Sortasi dan pengemasan
Setelah kering benar, agar-agar dilepas satu
persatu dari kain pembungkus. Agar-agar kering disortasi untuk memisahkan yang
rusak, sobek dan kotor sekaligus dilakukan pengelompokkan mutunya. Agar-agar
kertas dikemas dalam kantong plastik berisi 10 gr per kantong plastik atau
tergantung permintaan pasar.
Produk
akhir
Jumlah
agar kertas yang diperoleh dari hasil pengolahan (rendemen) dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya mutu rumput laut yang digunakan. Dari hasil
pengolahan rumput laut agar merah biasanya dapat diperoleh rendemen 20-25% dari
berat rumput laut.
Sumber
: Pusat Riset Pengolahan Produk Dan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar