PENDAHULUAN
Pemasaran ikan hias memperlihatkan perkembangan yang
cukup cerah. Hal ini dapat di lihat dari meningkatnya permintaan terhadap ikan
hias di masyarakat. Kondisi ini menimbulkan keinginan para pembudidaya ikan
untuk membudidayakan ikan hias.
Budidaya ikan hias selama ini dianggap sebagai usaha
sambilan, akan tetapi jika di lihat dari kebutuhan saat ini maka usaha budidaya
ikan hias sangat bagus untuk dikembangkan sebagai penghasilan utama karena
usahanya dapat memanfaatan pekarangan rumah atau lahan sempit. Hal ini
memudahkan siapa saja untuk melakukan pemijahan ikan Maskoki. Pembenihan ikan
hias mempunyai prospek pasar ekspor dan lokal. Salah satu ikan yang memiliki
harga jual tinggi dan permintaan pasar cukup banyak baik lokal maupun ekspor
adalah ikan Maskoki (Carassius auratus). Ikan Maskoki merupakan jenis
ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar.
Melihat dari tingginya permintaan ikan Maskoki dan tidak
perlunya penanganan kualitas air yang berlebihan serta masih terbatasnya
pembudidayanya khususnya pembenihan yang menghasilkan bibit berkualitas.
Keterbatasan ini disebabkan oleh rendahnya ilmu pengetahuan dalam pemijahan
ikan Maskoki sehingga pemijahan yang dilakukan tidak maksimal.
Keberhasilan pemijahan ikan sangat di pengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya penanganan induk, teknologi pemijahan khususnya
dalam merangsang induk, pengeraman telur maupun penanganan larva. Cara yang
dapat dilakukan untuk merangsang induk ikan adalah dengan pengadaan substrat
tempat meletakan telur.
KLASIFIKASI IKAN MAS KOKI
Ikan mas koki dalam ilmu
taksonomi hewan (sistem pengelompokkan hewan berdasarkan bentuk tubuh dan
sifat-sifatnya) masih satu kerabat dengan ikan mas (Cyprinus carpio L.).
Sistematika ikan mas koki berdasarkan ilmu taksonomi bisa dijelaskan sebagai
berikut :
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Actiopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famiy : Cyprinidae
Genus : Carasssius
Spesies : Carassius auratus
(Bachtiar dan Tim Lentera,
2002)
Ikan mas koki hampir menyerupai
ikan kerper, yaitu sama-sama mempunyai sirip yang lengkap seperti sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, dubur dan sirip ekor. Walaupun begitu,
terdapat pula perbedaan, diantaranya bentuk badan, bentuk kepala, bentuk sisik,
bentuk sirip dan bentuk mata. Sirip mas koki berfungsi sebagai alat gerak.
Sirip perut dan sirip dada yang bekerjasama dengan gelembung udara, berfungsi
sebagai control gerakan ke atas dan ke bawah. Jika gelembung udara penuh berisi
udara, maka sirip dada akan bergerak, otomatis ikan mas koki pun akan muncul
kepermukaan air, sebaliknya jika gelembung udara kosong dan mengecil, sirip
perut yang bergerak dan mas koki pun dengan enaknya menyelam ke bagian yang
lebih dalam (Anonim, 2008).
Sisik-sisik ikan mas koki
mempunyai warna yang gelap sebab mengandung bahanguanine yang membentuk kristal
dalam sisik, misalnya warna merah pada ras ikan Wakin dan Ryukin. Jika guanine
ini tidak ada, sisik ikan akan tidak berwarna alias transparan, seperti pada
ras ikan Calicoo dan Shubunkin. Umumnya sisik mas koki mempunyai warna dasar
hitam, merah, kuning dan putih tergantung pada pigmen pembawa warna yang
terdapat pada masing-masing ras mas koki. Keindahan warna mas koki juga
tergantung pada ketersedian bahan pemantul yang terdapat dalam lapisan sisik.
Walau begitu keindahan warna pada mas koki juga banyak dipengaruhi oleh kadar
bahan kimia dalam air, cahaya, suhu air, makanan dan tentu saja faktor genetiknya
(Bachtiar dan Tim Lentera. 2002).
Mata mas koki umumnya sama
dengan sebagian besar hewan vetebrata lainnya, yaitu iris mata tidak dapat
membuka dan menutup, lensa matanya tidak dapat berkontraksi luas, maka mas koki
mempunyai pandangan mata yang dekat dan terbatas. Dalam mencari makan, mas koki
lebih tergantung pada penciumannya daripada pengelihatannya. Ada empat tipe
mata pada mas koki, yaitu mata yang normal seperti lazimnya mata ikan kerper;
mata teleskop yang dapat dijumpai pada mas koki terleskop; mata teleskop yang
mengarah ke atas seperti pada ikan Ceestial; dan mata yyang berbentuk balon
(Daelami dkk, 2001).
BUDIDAYA IKAN
MAS KOKI
1. Penyiapan Wadah Dan Media
Wadah dan volume yang dapat
digunakan untuk membudidayakan maskoki ada beberapa macam antara lain adalah
bak semen, bak fiber, kolam atau akuarium. Pemilihan wadah budidaya ini sangat
bergantung kepada skala produksi budidaya maskoki. Wadah budidaya maskoki ini
sebaiknya ditempatkan di ruang teduh.
Gambar 1. Wadah budidaya maskoki
Akuarium yang berbentuk bulat
sangat cocok untuk memelihara maskoki yang tubuhnya bulat gempal. Akuarium
bulat yang berdiameter 15 cm cocok untuk memelihara maskoki yang tubuhnya
berukuran kecil, sekitar 3-4 cm sebanyak tiga ekor. Jika berukuran sedang (5-6
cm), akuarium hanya diisi dua ekor. Akuarium ini tidak cocok memelihara maskoki
yang berukuran tubuh besar (6,5—8 cm) ke atas.
Jika mau memelihara maskoki
yang berukuran besar sampai jumbo, akuarium persegi empat dapat dipilih karena
ukuran akuariumnya bervariasi. Akuarium yang berukuran 60 cm x 30 cm x 35 cm
dapat diisi maskoki ukuran kecil sebanyak 8 ekor atau 6 ekor maskoki berukuran
sedang. Bila akan memelihara maskoki berukuran besar, dapat dimasukkan 3 ekor,
sedangkan maskoki berukuran extra large (10—12 cm) cukup satu ekor saja.
Jika mau memeihara seekor maskoki yang berukuran jumbo (14—15 cm) harus
menggunakan akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm. Selain itu, akuarium
persegi empat sangat sesuai untuk memelihara maskoki yang tubuhnya berbentuk bulat
panjang.
Strain maskoki yang cocok
dipelihara di dalam akuarium adalah maskoki yang keindahan warna dan keunikan
tubuhnya cenderung dinikmati dan sisi samping (side view) seperti red-white
tossa, panda dragon eyes, chocolate oranda red pompom, red cap oranda,
red-white ranchu, dan big head pearlscale combination colour.
Wadah yang cocok untuk
pemeliharaan maskoki selain akuarium yaitu kolam bak semen, bak fiberglass, dan
kontainer kecil yang terbuat dan plastik. Adapun ukuran dan bentuk kolam bak
semen disesuaikan dengan luas tanah yang akan digunakan. Untuk pemeliharaan
maskoki berukuran extra large sampai jumbo dengan jumlah 10-15 ekor
dibutuhkan kolam berukuran 200 cm x 300 cm dengan kedalaman air 15 cm. Bila
menggunakan baik fiberglass berukuran 100 cm x 150 cm x 40 cm, dapat
untuk memelihara maskoki ukuran large sebanyak 10—12 ekor. Bila memilih
kontainer kapasitas 70 liter cukup diisi tiga ekor maskoki berukuran large atau
satu ekor maskoki berukuran extra large dan jumbo. Tidak ada strain
maskoki yang khusus dipelihara di dalam bak/kolam. Akan tetapi, bila keindahan
warna dan keunikan bentuk fisiknya terletak pada bagian atas maka bak atau
kolam dapat dipilih untuk wadahnya. Strain maskoki yang keindahaimya cenderung
dinikmati dan posisi atas (top view) antara lain strain ranchu (seperti
red-white ranchu), strain bubble eyes, dan strain butterfly.
Sarana pendukung utama yang
harus disediakan di dalam akuarium di antaranya aerator atau blower yang
berfungsi sebagai pemasok oksigen ke dalam air. Selain itu, juga disediakan
silkulator (aquarium liquid filter) yang berfungsi ganda sebagai
penyaring kotoran dan pemasok oksigen. Sarana pendukung lain yang juga
berfungsi sebagai alat pembersih kotoran yaitu selang penvifon dan serokan.
Sementara sarana pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah lampu UV (ultra
violet biolite) yang berfungsi sebagai penerang, terutama pada malam hari.
Gunakan lampu UV 10 watt untuk akuarium berukuran 60 cm x 30cm x 35 Cm dan
berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm, serta kontainer mini berkapasitas 70 liter.
Untuk bak fiberqlass 100 cm x 150 cm sebaiknya dipasang lampu 25 watt.
Sementara untuk kolam berukuran 200 cm x 350 cm x 50 cm, lampu yang digunakan
UV 40 watt. Patut diketahui, lampu neon memancarkan cahaya yang tidak menimbulkan
panas sehingga tidak meningkatkan suhu air.
2. Seleksi induk
Faktor terpenting dalam
pemijahan mas koki adalah induk yang harus dipijahkan harus berkualitas, karena
kualitas benih yang dihasilkan sangat tergantung pada kualitas induknya. Oleh
sebab itu sebelum melaksanakan pemijahan, calon induk ikan mas koki perlu
diseleksi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyeleksi calon induk mas koki adalah sebagai berikut:
·
Berumur 7 bulan tau lebih
·
Induk telah matang gonad
·
Sehat dan tidak mengalami stres
·
Tubuh normal
·
Tidak di serang oleh penyakit
Untuk membedakan antara maskoki
jantan dan betina tidaklah sulit. Pada dasarnya ada dua cara yang dapat
dipilih. Pertama dengan melihat bentuk organ reproduksinya dan kedua melalui
tanda yang ada pada siripnya. Untuk mengenali perbedaan organ reproduksinya,
maskoki harus ditangkap dan dibuat terlentang. Bila organ reproduksinya
berbentuk oval dan kecil, maskoki tersebut berkelamin jantan. Namun, bila organ
reproduksinya berbentuk bulat dan sedikit menonjol, dapat dipastikan maskoki
berjenis kelamin betina. Adapun mengenali jenis kelamin melalui siripnya dengan
memperhatikan sirip keseimbangan di bagian depan yang juga berfungsi sebagai
sirip insang. Bila tulang siripnya besar dan pada bagian pangkalnya ada
beberapa benjolan kecil berwarna putih maka dipastikan maskoki ini berjenis
kelamin jantan karena betina tidak ada tanda tersebut. Tulang sirip insang
jantan lebih tebal dibandingkan dengan tulang sirip insang betina.
Gambar 2. Induk maskoki ranchu
Untuk mendapatkan calon induk
yang berkualitas dapat dengan membeli dari peternak besar yang produksinya
berkualitas baik. Sekalipun harganya mahal, tetapi kualitas anak yang
dihasilkan memuaskan. Bila menghendaki yang berharga sedikit lebih murah maka
pilihlah calon induk yang umurnya muda. Namun, tidak dianjurkan memilih induk
yang diperjualbelikan di pedagang ikan hias karena biasanya induk tersebut
sudah tidak produkif lagi, kurang subur, atau telurnya sulit menetas.
Penyebabnya adalah umur induk sudah melampaui batas produktivitas atau induk
pernah terserang penyakit pada organ reproduksinya. Menyilangkan dua strain
yang berbeda tidak dianjurkan karena anak yang dlihasilkan tidak berkualitas
dan sulit untuk dipasarkan. Namun, perkawinan silang dapat saja dilakukan dalam
kurun waktu yang lama untuk menghasilkan bentuk tubuh yang lebih menarik atau
variasi warna yang fantastik. Contoh perkawinan silang yang menghasilkan bentuk
tubuh lebih menarik yaitu crown pearlscale atau maskoki mutiara jambul.
Sementara contoh perkawinan silang yang menghasilkan variasi warna menawan
yaitu panda dragon eyes atau maskoki owo hitam putih.
Maskoki sudah matang kelamin
pada umur 5-6 bulan, tetapi telur yang dihasilkan berjumlah sedikit, berukuran
kecil, dan burayaknya berkualitas rendah. Selain itu, burayak menjadi rentan
terhadap serangan penyakit dan perkembangan tubuhnya lambat. Dengan demikian,
umur maskoki yang ideal untuk dijadikan induk adalah 1,5-3,5 tahun agar burayak
yang dihasilkan cepat besar dan tahan terhadap serangan penyakit. Untuk
mengetahui maskoki betina sudah matang kelamin, perhatikan bentuk perut dan
organ reproduksinya. Bila kloakanya tampak melebar, perut membesar, dan perut
terasa lembek bila dipegang maka dapat dipastikan maskoki betina tersebut sudah
matang kelamin dan siap bertelur. Sementara tanda maskoki jantan matang kelamin
bila benjolan kecil berwarna putih pada sirip insang terlihat jelas.
Bentuk fisik calon induk yang
baik harus sempuma. Tubuh induk ideal di antaranya bulat pendek, sirip punggung
lebar dan berdiri tegak, serta ekor terbelah dua simetris sama lebar. Untuk
strain yang berjambul, bentuk jambul harus besar, tinggi, dan berwarna
cemerlang. Sementara untuk strain bufterfly, kedua mata hams seimbang sama
besar, bentangan ekor harus lebar, dan belahan di ekor harus simetris sama
besar. Lain halnya untuk strain ryukin, kepala harus kecil dan membentuk
segitiga. Selain itu, sirip punggung harus tegak dan lebar, ekor hams panjang dengan
belaban ekor simetris sama besar. Adapun untuk strain ranchu, jambul yang
menyerupai brokoli harus menutupi seluruh muka. Selain itu, tubuh strain ranchu
harus bulat gempal, punggung bungkuk, dan pangkal ekor tegak. Dengan mengetahui
syarat-syarat tersebut, agaknya maskoki yang bertubuh cacat tidak baik untuk
dijadikan induk.
Pemeliharaan yang terpisah juga
memudahkan perawatan karena pakan yang diberikan untuk calon induk betina
berlainan dengan calon induk jantan. Dalam pemeliharaan sepuluh ekor calon
induk yang terdiri dan lima ekor calon induk betina dan lima ekor calon induk
jantan dibutuhkan dua buah akuarium berukuran 100 cm x 70 cm x 50 cm. Sementara
lamanya perawatan tergantung dan umur calon induk itu sendiri karena calon
induk yang baik berumur minimal 1,5 tahun. Namun, bila hanya menunggu sampai
matang kelamin, perawatan dilakukan selama 2-3 bulan.
Pakan yang baik untuk calon
induk betina berupa jentik nyamuk (Mosquito larvacide) yang sudah
disucihamakan. Sebagai pakan tambahan, berikan pelet yang mengandung mineral
kalsium, protein minimal 30%, fiber 2%, dan vitamin (A, D3, B1, seita E). Untuk
calon induk jantan dapat diberi cacing super (blood worm) segar dan
pelet yang kandungannya sama untuk betina. Pemberian pakan sebaiknya diatur 5-6
kali sehari. Pagi hari pukul 06.30 diberikan pakan segar dengan jumlah sekali
makan habis agar tidak tersisa. Selanjutnya, pukul 10.00 dan pukul 13.000
diberikan pelet dengan takaran sekali makan habis. Pemberian pelet diulangi
lagi pada pukul 17.00 dengan takaran yang sama. Agar kebersihan air terjaga,
setiap kali pemberian pakan tersebut sebaiknya kotoran dibersihkan terlebih
dahulu. Setelah itu, pakan diberikan lagi pada pukul 20.00 berupa pakan segar
dalam jumlah yang lebih banyak sebagai persediaan jika maskoki lapar di malam
hari.
3. Pemijahan Induk
Untuk pemijahan maskoki sarana
utama yang harus disiapkan yaitu kolam pemijahan dan substrat perekat telur.
Substrat dapat berupa tanaman air yang mengapung seperti apu-apu atau eceng
gondok (Eichornia sp.). Berdasarkan pengalaman,kedua jenis tanaman air
ini sangat disukai induk maskoki untuk melekatkan telur karena perakarannya
lebat, rimbun, dan panjang menjuntai.
Gambar 3. Eceng Gondok Untuk akuarium
Eceng gondok atau apu-apu
terpilih harus dalam kondisi sehat. Untuk eceng gondok, daunnya harus kaku,
kecil, dan berwarna hijau tua. Gondok dipangkal batang jangan ada yang pecah
dan batang tidak tinggi. Sementara untuk apu-apu, daunnya harus bertumpuk
lebat, tidak sobek, dan berwama hijau muda. Sebelum digunakan, kedua tanaman
air tersebut harus disucihamakan terlebih dahulu agar tidak membawa bibit
penyakit. Caranya ialah daun yang rusak dibuang dan akar dicuci dengan air
mengalir. Setelah bersih, tanaman air ini dimasukkan ke dalam wadah berukuran
30 cm yang sudah diisi air sebanyak 3/4 bagian dan sudah dilarutkan butiran
kristal PK (permanganat kalium) 0,5 gram. Tanaman air tersebut direndam selama
2 jam. Setelah direndam. tanaman sudah siap digunakan.
Selain kedua jenis tanaman air
tersebut, substrat perekat telur pun dapat dibuat dari bahan ijuk. Substrat ini
dibuat dengan cara ijuk sebanyak satu genggam diikat, lalu disisir agar batang
kasarnya terlepas. Setelah membentuk seperti akar, ijuk tersebut diikat pada
sepotong styrofoam, lalu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diisi air.
Sebelumnya ke dalam air tersebut sudah dilarutkan butiran kristal PK sebanyak
0,5 gram. Selanjutnya, ijuk direndam selama 3-4 jam. Setelah itu, ijuk sudah
siap digunakan.
Kondisi air yang dikehendaki
maskoki untuk berpijah harus memenuhi persyaratan suhu, pH, dH, dan kandungan
oksigen terlarut. Untuk dapat berpijah, suhu air hams berkisar 20-25O C,
kemasaman (pH) air 7-7,5, kesadahan (dH) sekitar 4, dan kadar kandungan oksigen
terlarut di atas 5 mg/l.
Ambang batas toleransi suhu air
sekitar 17OC dan 27OC. Bila suhu air terlalu rendah maka maskoki akan menjadi
malas bergerak dan kehilangan nafsu makan. Sebaliknya bila suhu air melebihi
ambang batas toleransi, maskoki akan lebih banyak bergerak di permukaan air
sehingga proses perkawinannya pun sulit terjadi. Ambang batas tolerasi
kemasaman air (acidity) 6,8 dan alkalidity 8,3. Bila pH air kolam
di bawah ambang batas toleransi tersebut maka maskoki akan mengalami acidosis
yang ditandai dengan hilangnya nafsu makan akibat penimbunan ion hidrogen di
dalam tubuh. Bila pH air tinggi atau melebihi ambang batas alkalidity maka
maskoki akan mengalami alkalidosis, yaitu produksi lendir di tubuh
meningkat dan maskoki tidak mau memijah.
Sementara ambang batas
toleransi kesadahan air (dH) adalah 6. Bila dH air melebihi ambang batas
tersebut maka maskoki akan menjadi stres dan dapat menemui kematian.
Meningkatkan suhu air yang rendah dapat menggunakan heater (pemanas
air). Sementara bila suhu air tinggi, tanaman air seperti eceng gondok harus diperbanyak.
Daun eceng gondok dapat meredam panas sinar matahari. Selain dengan eceng
gondok, penggunaan penutup dan jaring net yang dipasang di atas kolam dapat
dilakukan agar sinar matahari tidak langsung menyinari air. Untuk menetralisir
pH dan dH, dapat digunakan Tetra Black Water, Tetra AquaSafe, atau Izeki Super
Clean dengan dosis 1 tetes/5 liter air.
Sementara untuk meningkatkan
kandungan oksigen terlarut dalam air, dapat dilakukan dengan mengaktifkan
aerator dan melarutkan Oxydan dengan tàkaran 1 gram/20 liter air. Waktu yang
tepat untuk memasangkan calon induk adalah pada sore hari sekitar pukul
17.30—18.00. Pemasangan calon induk terdiri dan seekor induk betina dan dun
ekor pejantan. Dapat juga dipasangkan dua ekor induk betina dengan tiga ekor pejantan
yang ukuran tubuhnya sama. Jumlah pejantan lebih banyak dan induk betina karena
seekor induk betina berkualitas tidak cukup hanya dilayani oleh seekor
pejantan.
Proses perkawinan terjadi
sekitar 3-5 hari setelah calon induk dipasangkan. Perkawinan berlangsung pada
pagi hari sekitar pukul 07.00—07.30. Prosesi perkawinan berlangsung dengan
diawali oleh dua ekor pejantan mengikuti betina dan saling bergantian
menggesek-gesekkan siripnya ke organ reproduksi betina. Betina yang terangsang
akan segera mengelilingi substrat dan melepaskan telurnya. Telur yang melekat
pada substrat segera dibuahi oleh pejantan. Ukuran telur berkualitas sekitar
0,8-1,3 mm. Setiap induk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 3.500-4.500
butir.
Setelah terlihat telur banyak melekat
pada substrat, kedua induk segera dikembalikan ke dalam kolam masing-masing.
Kedua induk diberi pakan pelet yang mengandung vitamin dan mineral tidak
dapat menetas pada suhu di bawah 12,5OC. Pada suhu 18-21OC, telur akan menetas
sekitar 4-5 hari Sementara pada suhu 24-27OC, telur akan menetas 2-3 hari.
Panjang larva yang baru menetas sekitar 5 mm. Di perut larva tergantung kantong
telur (yolk sac) yang berfungsi sebagai persediaan makanan sebelum
burayak mampu mencari makanan sendiri. Larva tersebut melekat pada substrat
dinding kolam, atau dasar kolam.
Untuk menjaga agar kualitas air
tidak menurun maka bagian atas kolam ditutupi dengan terpal atau tripleks.
Tutup tersebut dibuka setelah 2-3 hari, kemudian dan larva sudah bisa berenang
mencari pakan berupa fitoplankton di sekitar akar tanaman. Seminggu kemudian,
larva yang sudah disebut burayak ini dapat memangsa Infusoria, Clorodera,
Daphnia, dan Hama. Burayak umur dua minggu dapat menyantap pelet halus seperti
White Crane CR atau Izeki Ultra.
Cara lain yang lazim digunákan
untuk mengawinkan maskoki adàlah dengan metode stripping. Metode stripping
yang umuin dilakukan adalah telur diambil dan disatukan dengan sperma
jantan di dalam wadah. Namun, stripping yang dilakukan peternak di Tong
Kwan Pu (Dangguan, Cina) berbeda, yaitu langsung di dalam kolam. Teknis perlakuannya
adalah pada pagi hari dua orang masuk ke dalam kolam yang masing-masing membawa
wadah berisi jantan dan betina. Secara bersamaan keduanya mengurut perut induk
maskoki yang dihadapkan ke substrat perekat telur sampai sel telur dan sperma
keluar. Setelah telur dan sperma keluar, kedua induk dikembalikan ke kolam
induk.
Dengan metode stripping, tingkat
keberhasilan pemijahan sangat rendah. Telur yang menetas hanya sekitar 10—15%
atau sekitar 500 ekor. Namun, pemijahan dengan cara ini lebih cepat. Secara
normal, sepasang induk maskoki yang sudah matang gonad akan menyelesaikan
perkawinan dalam waktu 2-3 hari, sedangkan dengan metode stripping sebanyak
25 pasang dapat dikawinkan hanya dalam waktu 2 jam.
4. Perawatan Benih
Mengatur padat
penebaran benih berfungsi agar pertumbuhan burayak cepat besar dan tidak mudah
terserang penyakit. Berdasarkan catatan (T. Kafuku & H. Ikenoue, 1983),
larva yang baru menetas dipelihara dalam kolam bak semen atau bak fiber dengan
padat penebaran 200-300 ekor/m2. Padat penebaran ikan yang sudah berumur satu
bulan atau panjang tubuh sekitar 2 cm yaitu 100-150 ekor/m2, umur dua bulan
75-100 ekor/m2, dan umur tiga bulan atau panjang tubuh sudah sekitar 5 cm yaitu
40-60 ekor/m2.
Apabila luas kolam
tidak cukup untuk menampung jumlah burayak yang ada maka sebaiknya dilakukan
seleksi benih terlebih dahulu, yaitu hanya benih berkualitas saja yang
dibesarkan. Burayak maskoki umur di bawah sebulan sebaiknya diberi pakan berupa
jasad renik seperti Inflisoria, Rotifera, dan Chordata.
Jasad renik
tersebut sangat baik untuk mempercepat pertumbuhan burayak. Organisme kecil ini
diperoleh dari air tergenang yang banyak mengandung bahan organik. Ukuran
tubuhnya sangat kecil dan lazim disebut kutu air. Sebenarnya ada banyak jenis
kutu air tersebut, di antaranya ialah Branchionus sp., Keratela sp.,
Picodina sp., Daphnia sp.,dan Moinci sp. Pemberian pakan
tersebut secara adlibitum (tersedia setiap saat). Burayak yang sudah
berumur 1-2 bulan sudah bisa diberi pakan cacing sutera (tubfiex worm). Cacing
ini banyak mengandung crude oil dan protein yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan. Sebagai pakan tambahan, burayak dapat diberi pelet halus yang
mengandung vitamin dan mineral seperti White Crane CR, CR 6, Tetra Gold Medal
for Quick Growth, atau Izeki Ultra L. Cacing sutera ini disediakan secara adlibthum.
Cara pemberiannya ialah gumpalan cacing sutera yang sudah bersih diletakkan
di dalam piring kaca, lalu dimasukkan ke dalam kolam. Agar tetap tersedia
hingga malam hari, cacing sutera perlu ditambah setiap sore. Pakan berupa
cacing sutera ini dapat diberikan sampai maskoki dewasa. Pakan lain yang juga
dapat diberikan adalah cacing super yang sudah dibekukan.
Seleksi bertujuan untuk
menghasilkan produk berkualitas baik berdasarkan bentuk tubuh, kelengkapan
sirip, dan warna. Seleksi diawali sejak burayak berumur dua minggu dan
berukuran tubuh mencapai 1 cm. Pengamatan selektif ditujukan pada sirip ekor.
Maskoki yang tidak berekor atau ekorya tunggal seperti ekor ikan mas harus
dibuang.
Pada penyeleksian ini
dibutuhkan sarana pendukung berupa serokan berbahan halus ukuran 15 cm dengan
kedalaman 5 cm dan baskom warna putih ukuran 30 cm. Seleksi dimulai pada pagi
hari pukul 08.00. Perhatikan dengan seksama burayak yang sedang berenang
bergerombol. Bila di antaranya ada yang tidak bersirip ekor maka secara
perlahan ikan tersebut diserok bersama dengan beberapa ekor ikan lain dan
dimasukkan ke dalam baskom. Ikan yang rusak dibuang, sedangkan ikan lain
dikembalikan ke dalam kolam. Seleksi dilakukan setiap hari hingga burayak
berumur satu bulan atau sudah tidak ada lagi burayak yang rusak.
Seleksi kedua dilakukan saat
anak ikan sudah berumur tiga bulan. Seleksi diutamakan pada bentuk tubuh,
sirip, dan wama. Untuk red oranda dan red cap oranda hasil seleksi terbagi tiga
kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Red oranda kelas A merupakan kualitas kontes.
Bentuk tubuhnya bulat telur, jambul besar, berekor lebar, dan sirip punggung
tegak. Sirip tidak ada yang terpelintir atau patah dan wama tubuh sampai ke
pangkal ekor merah oranye cemerlang. Untuk kelas B, bentuk tubuh dan lainnya
sama dengan kelas A, hanya berbeda pada jambul yang kurang besar. Sementara
ikan yang tidak termasuk pada kelas A maupun kelas B digolongkan dalam kelas C.
Red oranda kelas B dan kelas C dapat disatukan dalam satu kolam, sedangkan red
oranda kelas A yang berkualitas kontes harus dipisahkan dalam kolam tersendiri
walaupun jumlahnya hanya sedikit. Red cap oranda terbagi dalam dua kelas, yaitu
kelas kontes dan kelas komersial, Ciri-ciri red cap oranda kualitas kontes
antara lain bentuk tubuh bulat telur, jambul lebar berwarna merah darah,
seluruh tubuh berwama putih mutiara cemerlang, sirip punggung tegak utuh, sirip
ekor lebar, dan pangkal ekor berdiri. Bentuk jambul red cap oranda harus
tinggi, melebar, dan warna merahnya tidak boleh ada yang keluar dan jambul.
Memilih calico oranda yang
berkualitas kontes hanya dengan memperhatikan komposisi warna dan corak yang
ada pada tubuhnya. Ciri lainnya mirip dengan cara memilih red oranda. Oranda
red pompom terbagi atas tiga kelas. Kelas A merupakan kualitas kontes. Dalam
memilih kelas A yang diperhatikan adalah bentuk pompomnya harus tinggi, sama
besar, dan harus berwarna merah darah. Pompom harus berdiri tegak dan tidak
terkulai. Pilih warna yang jarang seperti cokelat cemerlang pada chocolate
oranda red pompom atau putih cemerlang seperti diamond oranda red pompon.
Menilai bentuk tubuh sama dengan menilai bentuk tubuh pada red oranda.
Antara oranda red pompom kelas A dan kelas B hanya berbedaan pada ukuran dan
tegak tidaknya pompom. Sementara ikan yang tidak termasuk dalam kelas A dan B
digolongkan dalam kelas C.
Menyeleksi burayak bubble
eyes dan telescope eyes dapat dilakukan setelah burayak berukuran 1
cm. Seleksi pertama ditujukan untuk penyortiran burayak bertubuh bengkok tidak
berekor, dan bentuk ekor seperti ikan mas. Pada umur dua bulan, mata sudah
terbentuk. Untuk tipe mata balon, ukuran mata bukan merupakan tujuan utama
penyeleksian. Ini disebabkan mata yang kecil atau tidak sama besar dapat diolah
menjadi sama besar. Namun, bila memilih bubble eyes untuk bakalan kontes,
bentuk balon harus sama besar dan warnanya tidak gelap.
Penilaian juga ditujukan pada
bentuk tubuh. Bentuk tubuh bubble eyes harus panjang, punggung datar,
tidak bersirip punggung, ekor panjang, dan belahan ekor harus dalam. Untuk telescope
eyes, apa pun tipenya, mata mempunyai nilai sendiri. Sebagai contoh,
telescope eyes tipe butterfly bertubuh bentuk bulat, sirip punggung tegak,
sirip ekor membentang lebar seperti sayap kupu-kupu, kedua mata harus sama
besar, tinggi tonjolan mata harus sejajar dengan kepala, dan warna mata juga
harus sama dengan warna kepala.
Red tossa atau red-white tossa
sudah bisa dilihat perbedaannya setelah berumur 2-3 bulan bila perkembangan
warnanya sempurna. Warna hitam kehijauan pada tubuh tossa akan dominan pada
umur sebelum dua bulan. Selanjutnya, pigmen pembawa warna hitam (melanopkore)
secara perlahan akan digantikan oleh pembawa warna kuning (xanthophore).
Gambar 6. Maskoki Red Tossa
Untuk mempercepat terjadinya
perubahan warna menjadi merah cemerlang, anakan tossa diberi pakan yang banyak
mengandung spirulina dan sent (crude fiber) seperti CR5 atau Ultra P-DX
dan Biriiant F-DX yang mengandung Chitin Chitosan 3%. Untuk tossa yang membawa
warna putih, warna tersebut menjadi lebih berkilau.
Dalam penyortiran anakan
pearlscale yang perlu diutamakan adalah memperhatikan bentuk tubuh dan
sisiknya. Bentuk tubuh harus bulat seperti bola pingpong dan sisik di tubuhnya
harus tampak kasar menonjol seperti butiran buah jagung. Sementara kepalanya
kecil membentuk segitiga. Sirip punggung utuh dan sirip ekor membuka lebar.
Belahan pada sirip ekor harus terlihat jelas. Bila tidak menggunakan induk dari
tipe crown pearlscale maka sulit dijumpai anakan yang berjambul di kepalanya.
Bila salah satu induk bertipe crown pearlscale maka anakan yang dihasilkan ada
yang berjambul di kepala dan ada yang tidak. Pada umur tiga bulan, jambul di
kepala sudah tampak jelas dan dapat diseleksi. Membedakan warna tubuh ranchu
dapat dilakukan pada umur minimal dua bulan. Pada umur satu bulan, sel pembawa
warna hitam (melanophore) masih mendominasi sehingga belum dapat
membedakan wama tubuh, Memasuki umur dua bulan barulah terjadi pembahan warna
karena perlahan-lahan sel pembawa warna kuning (xanthophore) masuk
ketubuh ranchu sehingga warna tubuh menjadi kombinasi hitam kuning. Memasuki
umur tiga bulan warna hitam di tubuh ranchu semakin sedikit dan warna kuning
berubah menjadi orange kemerahan. Pada umur tiga bulan ini sel pembawa warna
merah (erythrophore) mulai mendominasi. Bila pada umur tiga bulan sel
pembawa warna masih didominasi oleh melanophore maka dapat dipastikan
bahwa ranchu akan tetap berwarna hitam.
Untuk mempertahankan agar
pewarnaan tubuh tetap didominasi oleh sel pigmen melanophore, ranchu
perlu diberi bahan pakan yang mengandung lemak seperti cacing sutera atau
cacing super. Selain itu, ranchu perlu diletakkan di tempat yang teduh dengan
suhu air maksimal 22OC. Jika panas terlalu tinggi, warna ranchu hitam Iebih
cepat berubah menjadi merah. Walaupun demikian, terkadang setelah dewasa warna
tersebut pun dapat berubah menjadi merah. Untuk melihat dominasi sel pewarna
tubuh, perlu diperhatikan bagian perutnya. Bila perut berwarna putih kelabu
maka dapat dipastikan bahwa secara perlahan-lahan wama putih tersebut akan
merambat naik ke atas dan berubah menjadi kuning. Lambat laun perubahan menjadi
menyeluruh dan warna kuning berkombinasi hitam akan berubah menjadi merah. Bila
wama perut kuning kehitaman atau bahkan hitam pekat, dapat dipastikan bahwa
warnanya tidak akan berubah.
Pada umumnya semua jenis
maskoki umur satu bulan masih herwarna hitam. Maskoki yang warna tubuhnya cepat
berubah menjadi meràh bila berwarna hitarn kehijauan. Untuk mempercepat
perubahan warna, suhu udara ditingkatkan menjadi minimal 26° C. Selain itu,
maskoki diberi pakan pelet yang banyak mengandung spirullina seperti Hal Feng,
CR5, CR6, atan Ultra P-DX dan Brilliant F-DX yang mengandung Chitin Chitosan
3%. Bila pelet yang ada berukuran agak besar, pelet tersebut sebaiknya
ditumbuk bingga halus dahulu sebelum diberikan. Sementara airnya harus diganti
tiga hari sekali agar sinar matahari dapat langsung diterima tubuh. Perlu
diperhatikan bahwa pemberian pakan yang mengandung banyak lemak seperti cacing
sutera atau cacing super harus dihindari karena sangat berisiko, yaltu
pertumbuhan fisiknya menjadi agak terlambat.
5. Pencegahan Penyakit
Pakan yang rentan membawa bibit
penyakit adalah bahan pakan alami atau pakan hidup, seperti cacing sutera,
larva nyamuk, atau kutu air. Dapat juga berasal dan pakan olahan seperti cacing
super beku (frozen blood worm). Tidak dapat dipungkiri semua jenis pakan
alami tersebut diambil dan perairan yang kotor.
Pakan lain yang juga umum
dikonsumsi maskoki, terutama induknya, yaitu larva nyamuk (Mosquito
lurvacide) yang populer disebut cuk atau ughet-ughet (Jawa). Larva
berukuran 10-25 mm ini hidup berkelompok di air tergenang ber-pH rendah antara
6-6,5. Larva nyamuk yang baru diambil tidak dapat langsung dikonsumsi maskoki
karena ada juga sejenis ulat yang tidal layak dikonsumsi maskoki.
Cara membersihkan ulat tersebut
dengan memasukkan larva nyamuk ke dalam baskom yang sudah terisi air 1/2
bagian. Kemudian, larutkan 1 tetes Tetra AquaSafe/liter air. Setelah dibiarkan
1 jam, ulat berwarna kelabu akan keluar dari wadah dan ulat berwarna hitam
berkumpul di dasar wadah. Selanjutnya, sifon dengan selang kecil ulat yang di
dasar wadah dan buang ulat yang di permukaan air. Setelah bersih, larutkan
Tetra Medica Contra Spot, Rot Stop, atau Dactylo Shower dengan dosis 1
tetes/liter air. Larva siap dikonsumsi induk maskoki setelah dibiarkan 3 jam.
Maskoki gatal karena terserang
cendawan berwarna putih kapas yang lazim disebut whitespot. Gejala awalnya,
maskoki berenang seperti tersentak-sentak, sirip terkulai dan tubuh
dibentur-benturkan ke dinding akuarium.
Bila diperhatikan, pada bagian
tubuhnya terdapat butiran kecil seperti serbuk yang semula garam. Sekitar 2-3
hari kemudian, tubuh dan sirip maskoki dipenuhi bintik putih. Penyebab penyakit
ini adalah parasit Icthtiopthirius multjfihiis. Parasit golongan Ciliata
ini hidup di air ber-pH rendah dan kotor. Penyebab penyakit ini terbawa ke dalam
akuarium bersama pakan segar, seperti larva nyamuk atau kutu air. Sporanya
melekat di tubuh larva atau mengapung di air bersama kutu air.
Ikan yang telah sakit diobati
dengan cara teteskan obat antibiotik cair, seperti Tetra Medica Fungi Stop,
Dactylo Shower, atau Blitz Icth yang mengandung tetrametil paramino trifenil
atau Rid-all yang mengandung dimetil amino trifenil metanol dengan takaran 1
tetes/ liter air. Biarkan obat ini berada dalam akuarium selama 2 hari.
Selanjutnya, air disifon dan diganti dengan air yang baru. Perhatikan hasil dan
pengobatan selama 2 hari. Bila jamur masih banyak melekat, larutkan kembali
obat antibiotik dengan dosis yang sama. Selama dalam perawatan, maskoki harus
tetap diberi pakan. Akan tetapi, bila tidak disentuh, pakan segera diangkat
agar air tidak tercemar. Bila belum parah, dalam waktu 1 minggu ikan sudah
sembuh dari penyakit tersebut.
Melihat gejala dan kondisi
fisiknya, dapat dipastikan maskoki sudah terserang penyakit velvet. Gejala awal
penyakit ini mirip dengan penyakit white spot. Tahap selanjutnya, lendir di
bagian tubuh terlepas, warna maskoki menjadi pudar, kesulitan bernapas, dan
maskoki pun menemui kematian. Penyebab penyakit ini adalah parasit
Qodiniumpillularis dan famii Dinoflageflate. Ukuran tubuhnya sangat kecil,
50-70 mikron. Hidup dan perkembangbiakkannya di air keruh. Bibit penyakit
terbawa oleh cacing sutera, cacing super, larva nyamuk, atau kutu air. Maskoki
yang telah sakit dapat diobati dengan cara sebagai berikut : Teteskan obat
antibakterial cair seperti SuperInternal,Tetra Medica Contraspot,atauRot Stop
yang mengandung formaldehyde dengan dosis 1 tetes/2 liter air.
Biarkan maskoki terendam selama
1-2 har, kemudian air dikuras habis. Bila terlihat parasit masih melekat maka
pengobatan dapat diulangi. Penyakit velvet ini juga dapat diberantas dengan
Furazan Gold atan tetrasilclin yang dijual bebas di apotek atau toko obat.
Dosis Furazan Gold dan tetrasiklin yang digunakan 1 butir kapsul dilarutkan
dalam air 1 sendok makan. Selanjutnya, 3 tetes larutan tetrasiklin tersebut
dicampurkan dalam 1 liter air. Furazan Gold 1 sendok teh dilarutkan dalam air
1/2 cangkir air. Selanjutnya, 2 tetes larutan yang berwarna kuning digunakan
untuk 1 liter air. Biarkan maskoki terendam selama 1 jam. Kemudian, air diganti
dengan air baru. Bila penyakit belum telanjur parah, dalam waktu 2 hari maskoki
sudah sembuh.
Benda yang melekat di sirip
atau tubuh maskoki itu adalah Argullusinclicus, kutu air parasit golongan udang
renik, famili Copepoda. Tubuhnya berbentuk bulat seperti kura-kura berwarna
hijau muda transparan. Kutu air parasit ini mengisap darah maskoki. Maskoki
yang terserang menjadi liar dan kehilangan nafsu makan. Pada akhirnya, maskoki
dapat mengalami kematian. Kutu terbawa ke dalam kolam atau akuariurn bersama
larva nyamuk atau kutu air. Sering pula, kutu terbawa masuk oleh maskoki yang
baru dibeli. Cara mengatasi kutu Argullus ini dengan menangkap ikannya dan
membuang kutu satu per satu menggunakan pinset. Kutu yang sudab terlepas dan
tubuh ikan segera dihancurkan. Ikan yang sudah dibersihkan dari kutu dimasukkan
ke dalam wadah lain yang telah ditetesi Blitz Icth atau Tetra Medica Fungistop
dengan dosis 1 tetes/2 liter air untuk mencegah masuknya bibit penyakit lain ke
dalam wadah. Selain itu, dapat juga digunakan bubuk Abate berbahan aktif
phenylene phosphorothioate 1% yang dilarutkan dalam kolam atau akuarium dengan
takaran 2 bungkus Abate per 100 liter air. Dalam waktu 1 jam, kutu air yang
melekat di tubuh maskoki terlepas semua dan mati karena kesulitan bernapas.
Pernapasan maskoki tidak terganggu karena Abate hanya efektif membunuh insekta
yang bernapas dengan trakea. Agar maskoki tidak stres, larutkan Tetra AquaSafe
dengan takaran 1 tetes/5 liter air.
Dapat dipastikan insang maskoki
terserang cacing golongan Trematoda yang bernama Dactylogyrus sp. Cacing ini
terbawa dalam pakan segar, seperti cacing sutera, cacing suf atau jentik nyamuk
yang kurang higienis. Mengobati serangan cacing Trematoda ini cukup sulit.
Sering kali pada saat pengobatan, maskoki sudah menemui kematian. Pencegahan
terhadap serangan cacing ini hanya dengan mennyucihamakan pakan sebelum
diberikan maskoki. Pengobatan dapat dicoba dengan cara merendam maskoki yang
sakit ke dalam larutan PK dosis 1/2 gram/ 5 liter air. Lakukan perendaman selama
5 menit, kemudian pindahkan maskoki ke dalam wadah yang sudah berisi air
bersih.
Setelah 2 menit, masukkan
kembali maskoki ke dalam larutan PK. Lakukan pengobatan ini sampai terlihat
maskoki sudah dapat bernapas secara normal. Ada beberapa jenis maskoki, seperti
bubble eyes dan red cap oranda, pada saat pengobatan menjadi stres berat,
lendirnya terlepas, dan warnanya menjadi pudar. Untuk mengatasi kondisi
tersebut, siapkan wadah berdiameter 30 cm, isi dengan air bersih 1/2 bagian dan
larutkan cairan antistres, seperti Tetra AquaSafe sebanyak 20 tetes. Biarkan
maskoki berada di dalam air tersebut selama menit sebelum direndam kembali ke
dalam larutan PK. Akuarium tempat asal maskoki dibersihkan dan airnya diganti
dengan air baru yang sudah diendapkan. Sebelum maskoki dimasukkan kembali ke
dalam akuarium, larutkan Tetra Black Water untuk mengikat logam berat dan
menurunkan kadar klorin dengan takaran 1 tetes / liter air. Kemudian, masukkan
cairan antistres Tetra AquaSafe dosis 1 tetes/3 liter air. Sebagai perlindungan
terhadap serangan penyakit, larutkan Dactylo Shower atau Rot Stop dengan
takaran 1 tetes/5 liter air.
DAFTAR
PUSTAKA
Adijaya, S.Dian, “Agar Kemolekannya Dinikmati
Lebih Lama”, Trubus, Agustus 2003.
______, “Merah Putih Corak Ranchu”, Trubus, Juli
2003
______, “Strain Terbaru dari Tirai Bambu”,
Trubus, Agustus 2003.
Hisomudin, dkk., “Permasalahan
Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003
Suyanto, S.Rachmatun, “Parasit
Ikan dan Cara Pemberantasannya” (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani
Membangun, 1981).